Imbas Alami Kekeringan, Kementan Ajak Petani di Aceh Ikuti Program AUTP

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa dalam antisipasi kekeringan Kementan mempersiapkan berbagai strategi secara dini dan masif.

oleh Fachri pada 27 Jul 2023, 21:55 WIB
Lahan pertanian di Aceh. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Aceh Sebanyak 1.716 hektare sawah yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan selama semester I tahun 2023. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa dalam antisipasi kekeringan Kementan mempersiapkan berbagai strategi secara dini dan masif. 

"Di antaranya melalui penyaluran pompa air dan Alsintan lainnya, pembangunan rehabilitasi embung, long-storage, rehabilitasi jaringan irigasi, dan gerakan percepatan tanam padi," katanya.

Mentan SYL mengajak para petani agar mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pasalnya, asuransi untuk menjaga petani agar tetap bisa bertahan dalam menjalankan usaha taninya.

"Berbagai kebijakan 2022 telah terbukti dan terlihat hasilnya di lapangan. Tapi yang terpenting adalah asuransi agar petani mendapatkan ganti rugi dan bisa menanam kembali," ujarnya.

Perbaikan irigasi juga berdampak pada meningkatnya indeks pertanaman. Pengembangan pertanian modern melalui pemberian bantuan alsintan berdampak mempercepat olah tanam, waktu tanam, panen dan pasca panen serta efisiensi biaya dan mengurangi kerugian.

"AUTP ini akan terus kami sosialisasikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi peserta AUTP,” ujar Mentan SYL.


Bisa Mendapatkan Ganti Rugi

Ilustrasi kondisi kekeringan.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, dengan adanya AUTP para petani yang terkena musibah banjir atau kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi.

“Dengan membayar premi hanya Rp36 ribu/ha/musim tanam, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti rugi) Rp6 juta/ha,” katanya.

"Pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani. Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha tani," tambah Ali Jamil.

Dirinya mengajak agar petani semakin mengerti manfaat dan peluang dari asuransi usaha tani padi ini. Pasalnya, dengan harga sangat terjangkau, petani bisa tidur tenang.


Daerah yang Alami Kekeringan

(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh, Zulfadli menjelaskan bahwa setiap tahun daerah-daerah di Aceh memang ada yang mengalami kekeringan. Namun, tahun ini hal tersebut juga diperkuat dengan dampak dari dua fenomena perubahan iklim yaitu El Nino dan IOD.

"Di Aceh memang ada dampak El Nino api tidak begitu parah, berbeda dengan di daerah Jawa. Tahun ini ada daerah kita yang tidak pernah kekeringan sebelumnya, tapi mengalami kekeringan seperti Nagan Raya,” jelasnya.

Zulfadli juga memaparkan bahwa daerah yang mengalami kekeringan pada periode Januari-Juli 2023, yaitu Kabupaten Aceh Utara dengan luas lahan 897 hektare dan 65 hektare di antaranya puso, kemudian Bireuen seluas 293 hektare dan keseluruhannya puso, Pidie seluas 49 hektare dan 11 hektare di antaranya puso.

"Selanjutnya, di Kabupaten Aceh Besar lahan seluas 185 hektare mengalami kekeringan dan 135 hektare di antaranya puso, Nagan Raya seluas 150 hektare dan 35 hektare di antaranya puso," paparnya.

Zulfiandi juga menjelaskan bahwa puluhan hektare lahan sawah lainnya juga mengalami kekeringan namun tidak terjadi puso seperti Kabupaten Aceh Selatan seluas 94 hektare, Aceh Timur 30 hektare, Lhokseumawe 15 hektare, Aceh Barat Daya empat hektare dan Banda Aceh satu hektare.

“Dari 1.716 hektar yang terkena kekeringan, 539 hektare yang gagal panen atau puso, selain itu pulih kembali,” ujarnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya