Jemaah Haji Indonesia 2023 yang Meninggal Dunia Capai 748 Jiwa, Terbanyak Sejak 2017

Seperti diketahui, jumlah peserta haji yang wafat pada 2017 dilaporkan mencapai 438 jiwa, atau lebih banyak sekitar 28 persen dibandingkan musim haji tahun sebelumnya sebanyak 342 jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2023, 07:00 WIB
Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci mencapai 319 orang. (www.haji.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 748 peserta ibadah haji asal Indonesia meninggal dunia di Arab Saudi selama musim haji 2023. Menurut Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas angka ini menjadi angka kejadian tertinggi sejak 2017.

"Per hari ini 748 jiwa peserta haji wafat. Memang ini tertinggi dalam proses perhajian sejak 2017," kata Yaqut Cholil Qoumas usai menyambut kepulangan petugas haji di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, dilansir dari Antara, Kamis (27/7/2023).

Seperti diketahui, jumlah peserta haji yang wafat pada 2017 dilaporkan mencapai 438 jiwa, atau lebih banyak sekitar 28 persen dibandingkan musim haji tahun sebelumnya sebanyak 342 jiwa.

Ia memaklumi kejadian itu mengingat jamaah haji dari kelompok lanjut usia (lansia) mencapai 67.000 orang merupakan jumlah yang sangat banyak.

Selain itu, kata Yaqut, cuaca di Arab Saudi yang mendekati suhu 50 derajat celcius, khususnya di Arafah rata-rata 44 derajat celcius sangat berisiko memicu dehidrasi peserta haji. Angka peserta haji yang wafat tahun ini menjadi bahan evaluasi Kemenag untuk perbaikan layanan di gelombang lanjutan ibadah haji tahun berikutnya.

"Kami sudah melakukan evaluasi. Kami sudah bicara dengan Kepala Pusat Haji Kementerian Kesehatan agar mekanisme ke depan soal istitha'ah kesehatan ini juga ikut menjadi bagian dari perbaikan," katanya.

Contohnya, sebelum jamaah calon haji melakukan pelunasan ongkos haji, perlu dilakukan cek kesehatan terlebih dahulu. Kalau dinyatakan sehat dan kuat untuk diberangkatkan, baru dilakukan pelunasan, kata Yaqut menambahkan.

"Sekarang kan tidak, dilakukan pelunasan dulu biaya perjalanan ibadah hajinya, baru kemudian ada pemeriksaan kesehatan," katanya.

 


Butuh Performa Fisik yang Matang

Menurut Yaqut, kepastian pada aspek kesehatan perlu didahului sebelum pelunasan biaya haji agar menjamin stamina peserta untuk melaksanakan ibadah.

"Karena kita tahu, ibadah haji adalah ibadah fisik, tentu membutuhkan performa fisik yang matang, dan prima," ujarnya.

Selain itu, Yaqut juga mendorong pemangku kepentingan terkait untuk tetap memprioritaskan jamaah haji lansia yang selama ini terus mengalami tren peningkatan antrean haji.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya