Liputan6.com, Jakarta Keringat berlebihan merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami mengeluarkan keringat, meski nggak berada di cuaca yang panas atau ketika berada di ruangan ber-AC. Dalam istilah medis, keringat berlebihan disebut dengan hiperhidrosis.
Tentunya keringat berlebihan sangat mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Ketika hal itu terjadi, tentunya kamu mencari cara atasi keringat berlebih, kan? Namun, sebelum mencari tahu lebih lanjut mengenai cara atasi keringat berlebih, kamu harus tahu dulu fungsi keringat.
Advertisement
Keringat adalah cara tubuh untuk mendinginkan tubuh, ketika tubuh mulai merasakan kepanasan. Itulah peran keringat. Ketika keringat keluar ke kulit, akan menguap dan mulai mendinginkan tubuh. Tanpa keringat, manusia akan kepanasan dan mati.
Selain itu, keringat juga memainkan peran penting lainnya untuk tubuh, seperti fungsi ekskresi yang membersihkan racun dari dalam tubuh, menjaga kesehatan kulit, serta menjaga keseimbangan mikronutrien (natrium klorida dan trace mineral) dalam tubuh.
Jenis Kelenjar Keringat
Keringat adalah cara tubuh untuk mendinginkan tubuh, ketika tubuh mulai merasakan kepanasan. Sebagian besar keringat di tubuh terdiri dari air yang 'diatur' oleh dua jenis kelenjar keringat manusia, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin menghasilkan sebagian besar keringat yang terkonsentrasi di telapak tangan, telapak kaki, dahi, dan ketiak, namun kandungan cairannya bukan hanya air, ada cairan lain yang menyatu di dalamnya, seperti garam, protein, urea, dan amonia. Artinya kelenjar ekrin mengeluarkan air yang mengandung elektrolit (mineral seperti natrium yang memiliki muatan listrik bila dilarutkan ke air). Akan tetapi, cairan yang dihasilkan kelenjar inilah yang bekerja untuk mendinginkan tubuh.
Sementara kelenjar apokrin merupakan perpanjangan dari folikel rambut yang mengeluarkan cairan keruh di bagian tubuh yang berbulu, seperti ketiak, area payudara, dan selangkangan. Kelenjar ini sudah ada sejak lahir yang menghasilkan keringat lebih kental, kaya lipid karena terdiri dari protein dan amonia.
Sebenarnya, kelenjar ini mengeluarkan cairan yang nggak berbau. Namun karena kelenjar apokrin dapat menghasilkan bakteri yang memecah keringat menjadi asam lemak beraroma dan bakteri tersebut hidup di kulit, di momen itulah cairan yang menguap di tubuh melalui keringat, mengeluarkan aroma nggak sedap.
Dengan kata lain, cairan dari kelenjar apokrin akan mulai mengeluarkan bau atau aroma nggak sedap, ketika bersentuhan dengan bakteri di kulit. Maka dari itu, kelenjar ini pun dikenal sebagai kelenjar aroma. Nah, meski sudah ada sejak lahir, kelenjar ini 'aktif' saat pubertas. Itulah sebabnya ketika pubertas, kamu mulai mencium aroma tubuhmu sendiri.
Advertisement
Penyebab Keringat Berlebih
Keringat berlebihan disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah hiperhidrosis. Dalam istilah medis, hiperhidrosis adalah kondisi ketika produksi keringat berlebihan dan tidak berkaitan dengan aktivitas fisik atau suhu udara.
Mereka yang mengalami gangguan ini merasa bajunya cepat basah dan telapak tangan sering berkeringat. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, hiperhidrosis juga dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Pada kondisi hiperhidrosis berat, bahkan bisa menimbulkan dehidrasi yang dapat menyebabkan seseorang menjadi cepat lelah, lemas bahkan bisa menimbulkan kehilangan kesadaran sesaat atau pingsan.
Hiperhidrosis ternyata lebih sering dialami wanita. Umumnya, kondisi ini mulai muncul pada usia kanak-kanak atau remaja. Meski tidak berbahaya, namun hiperhidrosis bisa menimbulkan perasaan malu, stres, depresi, atau gelisah.
Jika dilihat berdasarkan penyebabnya, hiperhidrosis terbagi menjadi dua, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder. Pada hiperhidrosis primer, sistem saraf terlalu aktif dalam merangsang kelenjar keringat. Akibatnya, kelenjar keringat mengeluarkan keringat meski tidak dipicu oleh aktivitas fisik atau kenaikan suhu tubuh. Penyebab pasti hiperhidrosis primer belum diketahui. Namun, ada dugaan kondisi ini diturunkan dari keluarga.
Sementara pada hiperhidrosis sekunder dapat terjadi akibat kondisi medis lain, seperti diabetes, obesitas, hipertiroidisme, penyakit asam urat, menopause, dan beberapa jenis kanker. Selain akibat kondisi medis, hiperhidrosis sekunder juga dapat muncul akibat efek samping obat tertentu, seperti pengonsumsian obat antidepresan, propranolol, atau pilocarpine. Kondisi berhenti dari ketergantungan obat atau alkohol juga dapat menyebabkan keringat berlebih.
Selain itu, keringat berlebih bisa disebabkan oleh hal lain, seperti makanan pedas yang mengandung capsaicin yang menipu otak, untuk berpikir bahwa suhu tubuh meningkat. Pada gilirannya, kondisi tersebut akan memicu produksi keringat.
Selain makanan pedas, terlalu banyak mengonsumsi daging juga dapat membuat tubuh menghabiskan banyak energi, untuk memecahnya, sehingga tubuh menjadi naik. Bukan hanya keringat berlebihan, mungkin kamu juga pernah merasa aroma tubuhmu nggak sedap saat berkeringat?
Jika ya, kemungkinan kondisi itu terjadi karena kamu terlalu banyak mengonsumsi bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan kubis. Makanan tersebut selain merangsang keringat, juga dapat mempengaruhi bau badan saat berkeringat karena kandungan belerang di dalam jenis makanan tersebut.
Gejala Keringat Berlebih
Hiperhidrosis ditandai dengan keluarnya keringat yang sangat banyak tanpa adanya pemicu. Namun seseorang dapat diduga menderita hiperhidrosis jika:
- Bulir keringat dapat terlihat jelas meski cuaca nggak panas atau saat sedang nggak banyak beraktivitas
- Pakaian sering basah karena keringat
- Mengalami gangguan saat beraktivitas, misalnya sulit membuka pintu atau memegang pena karena telapak tangan basah oleh keringat
- Kulit tampak tipis, pecah-pecah, dan terkelupas, dengan warna yang lebih pucat atau kemerahan
- Sering mengalami infeksi kulit pada bagian tubuh yang mengeluarkan keringat terlalu banyak
- Cepat lelah atau lemas akibat dari kehilangan banyak cairan atau dehidrasi
Selain itu kamu juga harus tahu bahwa gejala hiperhidrosis tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:
- Hiperhidrosis primer biasanya terjadi pada satu atau beberapa bagian tubuh, terutama di ketiak, tangan, kaki, atau dahi. Keringat berlebih tidak muncul saat tidur, tetapi bisa terjadi segera setelah bangun. Umumnya, hiperhidrosis primer terjadi sejak masa kanak-kanak atau remaja
- Hiperhidrosis sekunder biasanya menyebabkan seluruh tubuh berkeringat secara berlebihan, bahkan saat sedang tidur. Hiperhidrosis sekunder biasanya baru muncul setelah usia dewasa
Advertisement
Cara Atasi Keringat Berlebih
Berkeringat bisa membuatmu nggak nyaman dan bahkan memalukan. Tapi ingat, semua orang berkeringat dan itu adalah fungsi tubuh yang normal dan diperlukan. Meski begitu, ada beberapa cara untuk mengelola keringat. Berikut cara atasi keringat berlebih yang harus kamu ketahui dan lakukan:
1. Gunakan Antiperspiran dan Deodoran
Kamu harus tahu bahwa antiperspiran dan deodoran adalah dua produk yang berbeda. Antiperspiran bekerja untuk memblokir kelenjar agar nggak berkeringat, sementara deodoran untuk menutupi aroma nggak sedap yang keluar dari tubuh.
2. Pilah-pilih Pakaian
Ada baiknya kamu memilih pakaian longgar dan menghindari jenis pakaian berbahan nilon. Itu karena pakaian ketat dapat membuat basah keringat tampak lebih jelas dan kain nilon justru bahannya membuat cepat panas alias gerah. Maka dari itu, pilihlah bahan pakaian yang sejuk di kulit untuk beraktivitas sehari-hari, seperti linen atau katun, serta baju yang mudah menyerap keringat untuk berolahraga.
3. Rutin Ganti Kaos Kaki
Selain memilih sepatu berbahan kulit, ada baiknya kamu juga memilih kaos kaki berbahan katun yang menyerap keringat dan gantilah secara teratur, ketika mulai terasa lembab.
4. Perhatikan Asupan yang Dikonsumsi
Jika kamu sudah tahu penyebab keringat disebabkan oleh faktor tertentu, ada baiknya mulai mengontrolnya. Ya, kamu bisa mengidentifikasi pemicu dan menghindarinya, seperti memperhatikan pola makan dan mulai menghindari makanan pedas, kafein, alkohol, dan lainnya.
5. Kendalikan Stres
Keringat berlebih juga bisa datang dari rasa cemas yang berlebih. Kecemasan berhubungan dengan tingkat stres. Jadi ketika mampu mengendalikan stres, artinya kamu berbuat cukup banyak untuk mengurangi produksi keringat berlebih. Cara atasi keringat berlebih dengan mengendalikan stres seperti melakukan teknik relaksasi (yoga atau meditasi)
6. Rajin Mandi
Ini juga menjadi salah satu cara atasi keringat berlebih buat kamu yang mengalami hiperhidrosis. Rutin mandi minimal dua kali sehari dengan sabun yang mengandung anti bakteri, dapat mencegah tubuh mengeluarkan bau badan nggak sedap. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, pastikan kamu mengeringkan dengan lembut namun tetap maksimal bagian ketiak dan sela-sela jari.
7. Berhenti Merokok
Selain berbahaya untuk kesehatan paru-paru, merokok juga dapat memaksa tubuh bekerja lebih keras membuang berbagai zat beracun seperti nikotin. Aktivitas ini dapat memicu kelenjar keringat memproduksi keringat berlebih.
8. Jaga Berat Badan
Poin ini berkaitan dengan poin ketiga. Yup, ketika kamu terlalu banyak mengonsumsi makanan dapat membuatmu kelebihan berat badan. Hal tersebut tentunya membuat tubuh untuk bekerja lebih ekstra untuk bergerak dan beraktivitas. Akibatnya, suhu tubuh akan lebih cepat naik dan merangsang keringat berlebih.
9. Konsultasi ke Dokter
Penanganan hiperhidrosis tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan kondisi medis, dokter akan terlebih dahulu mengatasi penyebab tersebut sebelum menangani hiperhidrosis. Namun, jika penyebab hiperhidrosis tidak diketahui, dokter akan langsung memberitahukanmu cara atasi keringat berlebih.
Nah, jika kamu mengalami masalah keringat berlebihan disebabkan oleh faktor tertentu, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter, untuk mendapatkan diagnosis segera!
(*)