Liputan6.com, Yogyakarta - Memfasilitasi seluruh sivitas akademika dalam hal menjaga kesehatan mental dan mengantisipasi tindak kekerasan, Universitas Gadjah Mada meluncurkan platform ChatBot Lintang. Rektor UGM, Ova Emilia sangat mengapresiasi pengembangan ChatBot Lintang untuk memfasilitasi kesehatan mental sivitas akademika UGM.
"Kami menyambut baik inovasi yang dilakukan teman-teman untuk penyehatan kita semua khususnya kesehatan mental dengan menciptakan ruang komunikasi ChatBot Lintang," ucapnya di Balai Senat UGM Rabu 26 Juli 2023.
Adanya platform ChatBot Lintang ini harapannya dapat memberikan ruang komunikasi yang aman. Sebab, dalam ruang komunikasi ini, UGM menjamin kerahasiaan dan memberikan perlindungan bagi kesehatan mental dan tindak kekerasan lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Diharapkan juga bisa membentuk komunitas yang peduli, responsif, dan mengasah empati terhadap permasalahan yang muncul di lingkungan akademis terutama yang berdampak bagi kesehatan mental."
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menjelaskan keinginan UGM mewujudkan kampus yang sehat, aman dan inklusif tertuang secara jelas dalam rencana strategis (renstra) UGM 2022-2027. Aspek kesehatan mental menjadi salah satu poin yang perlu menjadi perhatian bersama, selain kesehatan secara fisik, sosial, ideologis, maupun spiritual.
"Setiap generasi berhak untuk mendapatkan dukungan untuk meraih kesehatan di segala aspek tersebut. UGM pun telah menyediakan fasilitas untuk mendukung kesehatan termasuk mental dengan adanya psikolog di GMC, Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi UGM, dan RSA UGM," terangnya saat membuka Seminar Kesehatan Mental.
Wening mengatakan UGM terus melakukan upaya mewujudkan kampus sehat baik mulai promotif, preventif, maupun kuratif, antara lain dengan pengembangan ChatBot Lintang oleh tim Health Promoting University (HPU) UGM. Oleh karena itu, ia mengapresiasi adanya ChatBot Lintang dan diharapkan mampu mendukung upaya UGM dalam mewujudkan kampus sehat bagi seluruh warganya.
"Upaya menciptakan kampus yang sehat yang dilakukan UGM ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam menjamin kehidupan sehat dan sejahtera bagi semua orang."
Ketua tim pengembang ChatBot Lintang, Fatwa Sari Tetra Dewi menjelaskan bahwa ChatBot Lintang menjadi saluran untuk memfasilitasi komunikasi antar individu. LintangBot ini dikembangkan dengan kecerdasan buatan sehingga mampu merespon kata-kata kunci terkait gejala stres maupun kecemasan.
LintangBot dilengkapi dengan sejumlah fitur pendukung seperti fitur swaperiksa untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental individu. Lalu, fitur direktori layanan kesehatan mental untuk pengarahan pengguna agar terhubung dengan profesional.
"Berikutnya, fitur psikoedukasi dan juga dilengkapi tips praktis untuk pengguna," dia menjelaskan.
Pengembangan ChatBot Lintang ini berawal dari keprihatinan terhadap persoalan yang banyak dialami oleh mahasiswa terutama soal kesehatan mental dan kekerasan. Beragam persoalan seperti stres, kecemasan, depresi, dan kasus kekerasan lainnya, tapi seringkali mahasiswa menghadapi kesulitan dalam menemukan media percakapan yang aman dan nyaman untuk berbagi pengalaman, mencari dukungan, dan menemukan solusi yang sesuai.
"UGM melalui tim Health Promoting University (HPU) UGM khususnya Pokja Literasi pun bergerak untuk mencari solusi inovatif dan memberikan cara baru untuk mengomunikasikan pesan-pesan penting terkait dengan kesehatan mental dan kekerasan," tuturnya.
LintangBot dapat diakses melalui tautan https://bot.ugm.ac.id/ oleh seluruh civitas akademika, baik itu dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Dengan adanya LintangBot diharapkan mampu menjadi alternatif ruang konsultasi yang aman dan nyaman. Selain itu juga, sebagai langkah deteksi dini adanya masalah kesehatan mental serta meningkatkan literasi kesehatan mental.