Kenalan dengan Sosok Ceria di Balik Film Tegar

Film “Tegar” menceritakan kehidupan anak berusia 10 tahun bernama Tegar yang berjuang dengan disabilitas fisik yang disandangnya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Jul 2023, 15:00 WIB
Tegar dan sang ibu Fifit. Film “Tegar” menceritakan kehidupan anak berusia 10 tahun bernama Tegar yang berjuang dengan disabilitas fisik yang disandangnya. Foto: Dok. Pribadi.

Liputan6.com, Jakarta Muhammad Aldifi Tegar Rajasa adalah penyandang disabilitas daksa yang menjadi pemeran utama dalam film “Tegar” (2022).

Film “Tegar” menceritakan kehidupan anak berusia 10 tahun bernama Tegar yang berjuang dengan disabilitas fisik yang disandangnya.

Dalam film diceritakan, disabilitas yang disandang membuat Tegar hanya memiliki satu kaki dan tanpa tangan. Ini membuat Tegar tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya.

Ayah Tegar pergi meninggalkannya. Sementara ibunya yang diperankan Sha Ine Febriyanti sibuk bekerja dan cenderung merasa malu dengan keadaan anaknya.

Untungnya, Tegar memiliki kakek yang sangat tulus menyayanginya. Kakek dalam film “Tegar” diperankan oleh aktor senior Deddy Mizwar.

Melansir laman resmi Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, film produksi Aksa Bumi Langit dan Citra Sinema ini tidak sebatas menghadirkan tontonan kehidupan para difabel. Namun, turut melibatkan teman-teman difabel secara langsung dalam proses produksinya.

“Tegar” digarap dengan prinsip leave no one behind yang bermakna berjalan bersama teman-teman disabilitas tanpa meninggalkan mereka di tengah kondisi yang dimiliki.

Film yang rilis pada Oktober 2022 ini diklasifikasikan untuk penonton semua umur.

Sang pemeran utama, yang juga karib disapa Tegar kini menginjak usia 12 tahun. Selain bermain film, dia juga aktif dalam olahraga renang.

“Pernah dapat perak (dari lomba renang),” kata Tegar kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara ditulis Jumat (28/7/2023).


Pertama Kali Main Film

Film “Tegar” menceritakan kehidupan anak berusia 10 tahun bernama Tegar yang berjuang dengan disabilitas fisik yang disandangnya. Foto: @film_tegar.

Tegar bercerita bahwa film yang dibintanginya adalah film pertama sekaligus pengalaman akting pertamanya. Menurutnya, untuk pengalaman pertama, bermain peran terbilang lumayan susah.

“Lumayan (susah) karena baru pertama kali juga,” ujar bocah yang gemar bermain sepeda itu.

Meski lumayan sulit, tapi ia mendapat bantuan dari pemain dan kru film lain. Mereka senantiasa memberi arahan pada tegar terkait akting yang perlu dilakukan.

Baginya, pengalaman akting ini menyenangkan dan tidak ada kesan duka di dalamnya. Dia pun ingin kembali bermain film di kemudian hari.


Cerita Sang Ibu

Film “Tegar” menceritakan kehidupan anak berusia 10 tahun bernama Tegar yang berjuang dengan disabilitas fisik yang disandangnya. Foto: @film_tegar.

Ibu Tegar, Fifit Sri Zunia (34) mengaku senang putranya bisa bermain film.

“Senang banget apalagi kan benar-benar enggak nyangka Tegar bisa main film karena memang agak pesimis sih enggak mungkin Tegar bisa main film, tapi Alhamdulillah kalau udah rezeki dan kalau udah waktunya Tegar main film, senang, enggak berhenti bersyukur,” kata Fifit.

Fifit pun bercerita soal kondisi Tegar, menurutnya kondisi disabilitas yang disandang Tegar memang sudah diketahui sejak usia kandungan tujuh bulan.

Dokter mengatakan bahwa kaki tegar pendek sebelah. Namun, tidak bercerita soal keadaan tangannya. Ketika lahir, ternyata kedua tangan dan satu kaki Tegar tidak seperti bayi pada umumnya.

“Tegar itu tidak memiliki kedua tangan, terus kakinya satu lemah, satu lagi hanya ada tiga jari dan lebih pendek. Dari usia kandungan 7 bulan itu sudah dikasih tahu sih kalau kalau kakinya kecil sebelah, kalau tangannya baru tahu saat lahir,” kata Fifit.


Ceria dan Tak Pernah Minder

Film “Tegar” menceritakan kehidupan anak berusia 10 tahun bernama Tegar yang berjuang dengan disabilitas fisik yang disandangnya. Foto: Dok Pribadi.

Disabilitas yang disandang Tegar tidak serta merta membuatnya murung dan minder.

“Tegar ini anaknya ceria banget, enggak pernah minder. Kalau pendiam sih pasti kalau di lingkungan yang baru, kalau ketemu sama orang baru. Tapi bukan karena kondisi fisiknya seperti itu.”

Fifit mengatakan, putranya memiliki karakter yang ceria dan selalu bahagia. Ketika mendapat cemoohan dari orang lain, Tegar tidak pernah marah dan tidak memasukkannya dalam hati.

“Cara saya dan keluarga mendidik Tegar agar tetap semangat itu dari kecil memang kita enggak pernah sembunyikan Tegar. Jadi selalu kita ajak ke tempat yang ramai supaya Tegarnya sendiri jadi percaya diri.”

“Sampai sekarang Alhamdulillah, Tegar selalu semangat, enggak pernah minder. Saya sering juga ajak tegar ikut komunitas dan aktivitas lain yang berkaitan dengan teman disabilitas agar Tegar bisa bersyukur,” ucap Fifit.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya