Liputan6.com, Washington - Sri Lanka berada di puncak daftar negara yang mungkin menjadi tuan rumah pangkalan Angkatan Laut China di masa depan. Hal tersebut terungkap melalui analisis lembaga penelitian yang berbasis di Amerika Serikat (AS), AidData.
"Pelabuhan Hambantota di negara Asia Selatan itu adalah tempat yang paling mungkin untuk pangkalan mengingat China telah berinvestasi di sana senilai USD 2,19 miliar," sebut AidData seperti dilansir SCMP, Jumat (28/7/2023).
Advertisement
Guinea Khatulistiwa, Pakistan, dan Kamerun menduduki urutan berikutnya yang berpotensi menjadi tuan rumah pangkalan Angkatan Laut China selama dua sampai lima tahun ke depan.
"Investasi pelabuhan tunggal terbesar China ada di Hambantota dan Beijing melakukan kontrol langsung atas fasilitas tersebut," kata AidData, yang merilis laporan tersebut pada Kamis (27/7).
"Ditambah dengan lokasinya yang strategis, popularitas China di kalangan elite dan penduduk ... Hambantota adalah kandidat utama dari kami untuk pangkalan (angkatan laut) masa depan (China)."
Selama bertahun-tahun, para pengamat telah mencoba mengurai sejauh mana China menggunakan kekuatan ekonominya untuk memajukan ambisi militernya.
Angkatan laut China terbesar di dunia berdasarkan jumlah kapal perang, sementara perusahaan konstruksi dan tekniknya sibuk membangun fasilitas pelabuhan di seluruh dunia. Menurut laporan AidData, Beijing memberikan pinjaman dan hibah senilai hampir USD 30 miliar pada periode 2000-2021 untuk membangun atau memperluas 78 pelabuhan di 46 negara.
Para pemimpin Sri Lanka dilaporkan telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan mengizinkan pelabuhan Hambantota menampung angkatan bersenjata asing. Entitas China mengambil alih fasilitas tersebut pada tahun 2017, ketika Sri Lanka tidak dapat membayar kembali pinjaman atas pembangunannya.
AidData juga mengatakan bahwa China dapat menargetkan pendirian pangkalan angkatan laut di Gwadar, Pakistan, mengutip hubungan dekat kedua negara. Laporan AidData turut memetakan konsentrasi tinggi investasi pelabuhan China di Afrika, menempatkan Bata di Guinea Khatulistiwa, sebagai lokasi kedua yang paling mungkin bagi berdirinya pangkalan Angkatan Laut China.
Kementerian Pertahanan China belum merespons laporan AidData.
AS Prihatin
Sejauh ini, China diketahui hanya memiliki satu fasilitas militer di luar negeri, yaitu di Djibouti, Afrika Timur.
AidData mengatakan bahwa China menginvestasikan USD 466 juta di fasilitas Djibouti pada 2000-2021, menempatkannya pada urutan ke-12 dalam daftar calon tuan rumah pangkalan Angkatan Laut China.
Terkait isu ini, Pentagon telah menyuarakan keprihatinan dengan mengatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan lebih banyak fasilitas logistik militer di luar negeri di berbagai lokasi termasuk Thailand, Indonesia, dan Pakistan.
Advertisement