Kinerja Keuangan Big Banks Bakal Dongkrak IHSG

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menuturkan, IHSG berpotensi menguat dalam jangka pendek ditopang laporan keuangan emiten bank besar atau big banks. IHSG akan sentuh posisi 7.000.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Agu 2023, 00:18 WIB
Sejumlah bank besar telah merilis laporan keuangan semester I 2023. Lalu bagaimana dampaknya ke IHSG? (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat usai bank kapitalisasi besar (Big Banks) merilis kinerja keuangan selama semester I 2023.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menilai, kinerja Big Banks yang belum merilis laporan keuangan semester I 2023 berpotensi untuk mendongkrak IHSG dalam jangka pendek.

Adapun bank yang dimaksud, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Sebab, kedua emiten perbankan tersebut diyakini bakal mencetak laba bersih pada kuartal II 2023.

"Kinerja BBRI, BMRI bisa mendongkrak IHSG secara jangka pendek," kata Ratih kepada awak media, Jumat (28/7/2023).

Dia bilang, IHSG diprediksi menyentuh level 7.000 pada dua minggu ke depan dengan support terdekat 6.800. Ini mengingat terdapat sejumlah emiten yang akan merilis pertumbuhan kinerja selama semester I 2023.

Sementara itu, terdapat sejumlah katalis positif bagi IHSG, seperti Indeks Keyakinan konsumen (IKK) Indonesia 127,1 pada Juni 2023 dari level tertinggi selama 12 bulan di Mei yang sebesar 128,3. Lalu, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD 3,46 miliar pada Juni 2023, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar USD 0,43 miliar. 

Selain itu, inflasi tahunan pada Juni 2023 di level 3,52 persen, sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) sebesar 2-4 persen. Penanaman Modal Asing (PMA) dalam investasi langsung pada semester I 2023 tercatat Rp 363,3 triliun atau tumbuh 17 persen yoy pun menjadi sentimen positif bagi IHSG.

 


Rekomendasi Saham

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski demikian, ia menyebut, terdapat katalis negatif bagi IHSG, seperti Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. Kemudian, Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) menaikkan kisaran target suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5 persen pada Juli 2023. 

Lalu, Bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen.

Dengan demikian, Ratih merekomendasikan saham konsumer, keuangan, dan bahan baku karena dinilai masih memiliki prospek yang cerah. Ratih pun merekomendasikan saham ACES dengan target harga Rp 830, INDF dengan target harga Rp 7.700, BBRI dengan target harga Rp 5.850, INKP dengan target harga Rp 9.800, dan SMGR dengan target harga Rp 7.400 untuk dipertimbangkan oleh investor.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


IHSG Kembali Sentuh 6.900, Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 10.029 Triliun

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Selasa, (25/7/2023). IHSG menghijau di tengah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 5,75 persen.

Dikutip dari data RTI, IHSG naik 0,27 persen ke posisi 6.917,71. Indeks LQ45 menguat tipis 0,15 persen ke posisi 963,84. Indeks acuan cenderung bervariasi.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.944,62 dan terendah 6.911,87. Sebanyak 219 saham menguat dan 308 saham melemah sehingga membuat penguatan IHSG terbatas. 220 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 1.465.990 kali dengan volume perdagangan 17,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.008. Investor asing beli saham Rp 636,14 miliar. Sepanjang 2023, investor asing membukukan aksi beli Rp 20,85 triliun.

Kapitalisasi pasar bursa tembus Rp 10.029 triliun. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) masuk jajaran 10 saham kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Tercatat kapitalisasi pasar saham AMMN mencapai Rp 165 triliun.

Sebagian besar sektor saham melemah. Indeks sektor saham nonsiklikal merosot 1,29 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi turun 0,21 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,10 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan merosot 0,61 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,02 persen, sektor saham properti susut 0,04 persen, sektor saham teknologi melemah 0,12 persen. Sektor saham infrastruktur terpangkas 0,41 persen.

Sementara itu, sektor saham basic menguat 0,72 persen, sektor saham industri menanjak 0,13 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,44 persen.

 

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya