Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam selama semester I 2023. PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun tipis selama enam bulan pertama 2023.
PT Astra International Tbk (ASII) meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Advertisement
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Astra International mencatat beban pokok pendapatan tercatat Rp 125,76 triliun hingga semester I 2023. Beban pokok pendapatan naik 14,18 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110,41 triliun.
Dengan demikian, laba bruto perseroan tumbuh 9,1 persen menjadi Rp 36,63 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 33,55 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Kontribusi Kinerja Astra
PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan seiring peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis grup, terutama divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan.
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar, laba bersih grup jika dibandingkan semester I 2022 menurun 4 persen menjadi Rp 17,4 triliun, termasuk keuntungan nilai wajar sebesar Rp 3,7 triliun atas investasi di GoTo dan Hermina.
Sedangkan laba bersih grup tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi mencapai Rp 17,3 triliun, 20 persen lebih tinggi dibandingkan semester I 2022.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2023 sebesar Rp 4.603, menurun 3 persen dibandingkan 31 Desember 2022. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 23,9 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 35,1 triliun pada akhir 2022. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 50,1 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 44,5 triliun pada akhir 2022.
Adapun laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis hingga semester I 2023 antara lain dari otomotif tumbuh 33 persen menjadi Rp 5,69 triliun, sektor jasa keuangan naik 32 persen menjadi Rp 3,82 triliun, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi bertambah 11 persen menjadi Rp 6,88 triliun.
Sementara itu, divisi infrastruktur dan logistik catat laba tumbuh 42 persen menjadi Rp 502 miliar, teknologi informasi bertambah 113 persen menjadi Rp 51 miliar. Sedangkan dari agribisnis tercatat susut 55 persen menjadi Rp 293 miliar hingga semester I 2023.
Advertisement
Perseroan Optimistis Kinerja hingga Akhir 2023
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro menuturkan, grup Astra mencatatkan kinerja yang cukup baik pada semester I 2023 didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir seluruh divisi bisnis.
“Meskipun situasi perekonomian global masih menimbulkan sejumlah tantangan, kami percaya kinerja grup Astra untuk sisa tahun ini akan tetap baik,” ujar dia dalam keterangan resmi.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 28 Juli 2023, saham ASII menguat 1,53 persen menjadi Rp 6.625 per saham. Saham ASII dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 6.500 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 6.625 dan terendah Rp 6.475 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.577 kali dengan volume perdagangan 282.923 lot saham. Nilai transaksi Rp 186,1 miliar.