Liputan6.com, Jakarta - Potensi ekonomi digital Indonesia kerap diprediksi tumbuh pesat dalam beberapa tahun mendatang. Salah satunya berdasarkan studi Google Temasek, Bain & Company, nilai valuasi sektor ekonomi digital Indonesi diprediksi mencapai USD 130 miliar pada 2025.
Kendati demikian, menurut Komisaris Utama Telkomsel Wishnutama Kusubandio, potensi yang besar itu perlu mendapat perhatian lebih seksama agar dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Advertisement
Hal itu diungkapkan Wishnutama dalam sesi diskusi yang dilakukan bersama Pijar Foundation. Untuk itu, ia mendorong pemerintah perlu juga melakukan hilirisasi di sektor digital, selain di bidang minerba atau migas, seperti nikel.
"Itu kuenya memang besar, tapi belum tentu negara kita yang menikmati," tuturnya yang juga merupakan Anggota Dewan Penyantun Pijar Foundation. Adapun ia menuturkan, hilirisasi di sektor digital bisa dilakukan pada sumber daya manusia dan keberlanjutan pasar.
Ia menuturkan, diperlukan pengaturan dan pemberdayaan sumber daya manusia sehingga bisa menciptakan kemampuan baru lewat pengembangan talenta. Hal itu bisa dilakukan dengan pengembangan regulasi yang lebih menguntungkan bangsa.
Wishnutama juga menyorot, soal kehadiran pelaku ekonomi digital yang berasal dari luar negeri. Ia menuturkan, Indonesia tidak boleh anti dengan asing, tapi sebisa mungkin mereka juga ikut membangun talenta Tanah Air, mengingat pasar ekonomi digital Indonesia yang besar.
"Jangan hanya sekadar memberikan potensi ekonomi bagi, tapi juga bisa memberikan dampak ekonomi baru," tuturnya.
Sebagai contoh, perusahaan bisa membangun AI research di Indonesi atau menghadirkan pusat pengembangan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Tembus Rp 2.037 Triliun di 2025, Ekonomi Digital Indonesia Diramal Tumbuh 19% per Tahun
Sebagai informasi, transformasi digital telah menjadi fenomena global yang membawa dampak besar pada berbagai sektor, termasuk ekonomi. Di Indonesia, transformasi digital ekonomi yang kuat diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Menurut Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah pada tahun 2025 seperti dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai nilai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 130 miliar (Rp 2.037 triliun) dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 19%.
“Developer lokal memiliki peranan yang sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital. Dengan pertumbuhan yang signifikan, pengembangan aplikasi menjadi kunci untuk menutup kesenjangan digital di Indonesia dan memberikan akses digital yang lebih luas dan merata kepada masyarakat yang belum terhubung secara digital. Hal ini akan membantu menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif," jelas Abdullah, Rabu (21/6/2023).
Di Indonesia, terdapat sekitar 1,5 juta developer lokal. Para developer lokal ini memiliki peluang besar di dalam ekonomi digital yang sedang berkembang, permintaan yang semakin tinggi terhadap produk dan layanan digital, serta dukungan pemerintah terhadap sektor teknologi.
Dalam transformasi digital ini, developer lokal memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan peluang kerja, dan mempercepat adopsi digital.
Dalam transformasi digital ini, developer lokal memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan peluang kerja, dan mempercepat adopsi digital. Abdullah menyebut Google Play sebagai contoh positif dalam memberdayakan developer lokal.
"Menurut studi Access Partnership pada tahun 2022, Google Play memberikan kontribusi signifikan bagi developer aplikasi Indonesia, menghasilkan pendapatan lebih dari IDR 1,5 triliun dan memperkenalkan lebih dari 42.000 aplikasi baru."
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Digital
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi digital, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus mendukung dan memfasilitasi developer lokal. Ini dapat dilakukan melalui penyediaan aksesibilitas, pendidikan, dan pelatihan dalam bidang teknologi, serta menciptakan regulasi yang kondusif untuk inovasi teknologi.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi juga penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi perkembangan developer lokal.
Dengan dukungan yang tepat, developer lokal dapat terus berinovasi dan menciptakan solusi digital yang relevan dengan kebutuhan pasar. Peran mereka dalam mengembangkan aplikasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat dapat membantu meningkatkan inklusi digital dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Transformasi digital ekonomi yang kuat akan membawa manfaat yang luas bagi masyarakat Indonesia, termasuk peningkatan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas, dan percepatan kemajuan negara ke arah digitalisasi yang lebih besar.
Abdullah juga menyoroti dampak positif dari ekosistem seperti Google Play, "Platform tersebut telah menciptakan peluang kerja sebanyak 162.000 dan memberikan kontribusi terhadap 8 juta pekerja lepas di Indonesia. Data dari Access Partnership menunjukkan bahwa penyediaan ekosistem yang robust bagi para developer mampu mendukung pembangunan bisnis yang sukses."
(Dam/Ysl)