Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bertemu dan Bakal Capres PDIP Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara di acara diskusi Pendidikan Belajaraya.
Mulanya, Bakal Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto yang lebih dulu menjadi pembicara di atas panggung. Kemudian menjelang sesi akhir diskusi, Ganjar datang dan duduk di kursi penonton bagian depan.
Advertisement
Melihat kedatangan Ganjar, Prabowo lantas memberikan salam komando dari atas panggung. Prabowo juga sempat memberikan gerakan tangan seperti jogetan kecil usai memberikan salam komando.
Usai diskusi, Prabowo turun panggung dan Ganjar menghaliri tepi panggung untuk menyapa Prabowo. Kedua bersalaman dan cipika-cipiki.
Selanjutnya, sesi diskusi diisi oleh Ganjar dan juga Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Sebelumnya, Anies Baswedan juga menjadi pemateri di acara yang sama. Anies sempat menyinggung soal kesejahteraan guru di Indonesia yang menurutnya harus lebih diperhatikan pemerintah. Menurut Anies, Indonesia akan maju jika guru juga maju.
"Posisi pendidik, posisi guru yang ingin menurut saya yang harus didorong lebih jauh lagi. Dan kalau kita ingin Indonesia maju, ya pendidikannya harus maju," kata Anies dalam diskusi BelajaRaya di Jakarta Pusat, Sabtu (29/7/2023).
Anies menyebut, guru bisa tenang mengajar bila memiliki penghasilan cukup dan kesejahteraannya terjamin.
"Artinya gurunya harus maju, dan termasuk gurunya juga harus tenang. Tenang itu maksudnya apa ? Ya pendapatannya harus cukup gitu. Kalau enggak cukup ya gak bisa tenang juga hidupnya," kata dia.
Cerita saat Menjadi Gubernur DKI Jakarta
Anies juga menyampaikan, saat menjadi Gubenur DKI, dirinya membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi para guru.
"Kenapa? Kan kehadiran dia di situ sudah memberikan kontribusi. Kontribusi dia bukan dalam bentuk bayar pajak, Kontribusinya dalam bentuk mendidik, menginspirasi, mencerahkan," kata dia.
Menurut Anies, Pemerintah kerap tidak Libatkan Aktivis Pendidikan saat membuat kebijakan pendidikan.
Sebelumnya, Bakal Calon Presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyatakan tidak ingin ikut dalam perdebatan soal polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Namun, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menyebut perdebatan soal PPDB itu bermula karena adanya ketidaksamaan antara jumlah bangku dengan jumlah murid pendaftar sekolah negeri.
"Saya tidak mau terlibat langsung dalam perdebatan soal PPDB. Tapi saya ingin ajak kita melihat apa sih akar permasalahannya?," ujar Anies di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Sabtu (29/7/2023).
"Akar permasalahannya adalah jumlah bangku yang tersedia dengan jumlah siswa yang tidak sama. Betul ya. Nah inilah yang harus kita selesaikan," sambungnya.
Advertisement
Kata Anies soal Polemik PPDB
Kemudian, ditanya soal solusi, menyarankan untuk menyamakan jumlah bangku dengan jumlah siswa pendaftar
"Kita Indonesia harus memastikan jumlah bangku SD kelas 1 sama dengan jumlah bangku SMP kelas 1 sama dengan jumlah bangku SMA dan SMK kelas 1. Kalau jumlah bangkunya sama, insya Allah persoalan-persoalan seperti ini akan bisa terselesaikan," papar Anies.
Menurut Anies, polemik PPDB bisa selesai bila akar permasalahan tersebut diatasi.
"Selama akar masalah itu belum selesai kita akan selalu ketemu dengan problem seperti ini karena isunya adalah bangku yang terbatas," pungkas Anies.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan.