30 Juli 2015: India Eksekusi Dalang Bom Mumbai 1993, Yakub Memon

Pria yang terbukti mendanai serangan bom mematikan di Mumbai pada 1993, Yakub Memon, akhirnya dieksekusi oleh India setelah permohonan grasi ditolak.

oleh Erina Putri diperbarui 30 Jul 2023, 06:10 WIB
Potret Yakub Mumbai. (Mahendra Parikh / Indian Express Archive via AP)

Liputan6.com, Mumbai - India melaksanakan eksekusi terhadap Yakub Memon hari ini delapan tahun yang lalu. Pria itu dinyatakan bersalah atas pembiayaan pengeboman mematikan di Mumbai pada tahun 1993. Memon digantung di sebuah penjara di Nagpur, negara bagian Maharashtra di bagian barat India.

Serangkaian ledakan tersebut menewaskan 257 orang, diduga sebagai pembalasan atas pembunuhan umat Muslim dalam kerusuhan beberapa bulan sebelumnya.

Pengeboman Maret 1993 menargetkan 12 lokasi, termasuk Bursa Saham Bombay, kantor maskapai nasional Air India, dan sebuah hotel mewah.

Melansir dari BBC, Memon yang diketahui sebagai seorang akuntan berlisensi, dijatuhi hukuman mati pada tahun 2007 oleh pengadilan khusus di Mumbai setelah terbukti menyediakan dukungan finansial dan logistik untuk pengeboman. Dia adalah satu-satunya dari 11 orang yang dinyatakan bersalah atas pengeboman yang hukumannya dipertahankan dalam banding. Hukuman bagi yang lainnya dikurangi menjadi penjara seumur hidup.

Kamis pagi, pada 30 Juli 2015, penjara di Nagpur dan beberapa bagian ibu kota negara bagian, Mumbai, dijaga ketat. Memon digantung beberapa jam setelah Mahkamah Agung menolak banding terakhir untuk menunda eksekusi. 

Pengacaranya berargumen bahwa eksekusi hanya dapat dilaksanakan setelah tujuh hari berlalu sejak penolakan petisi pengampunan. Mahkamah Agung membuka pintunya di tengah malam untuk mendengarkan banding terakhirnya, tetapi menolaknya menjelang fajar.

Mahkamah menetapkan bahwa karena petisi pengampunannya sudah ditolak tahun lalu, eksekusi mati ini memenuhi aturan yang diperlukan, seperti yang dilaporkan oleh media.

 


Jenazah Memon Tak Bisa Dikuburkan di Kompleks Penjara

Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Sekretaris Utama Pemerintah Negara Bagian mengkonfirmasi kepada BBC bahwa jenazah Memon tidak akan dikuburkan di dalam kompleks penjara dan akan diserahkan kepada keluarganya setelah dilakukan otopsi.

Kasus Memon telah memecah opini di India, dengan banyak orang yang menuntut penangguhan hukuman mati. Saudara Yakub Memon, Tiger, umumnya dianggap sebagai dalang di balik serangan-serangan tersebut, bersama dengan bos gangster Dawood Ibrahim. Keduanya dilaporkan bersembunyi saat itu.

Beberapa jurnalis berpengaruh, politikus, dan anggota masyarakat sipil telah mengirim surat kepada presiden meminta agar Yakub Memon "dilepaskan dari jerat hukuman mati atas kejahatan yang direncanakan oleh orang lain untuk memecah-belah India secara komunal."


Serangan Mumbai: Peristiwa Berdarah

Penolakan hukuman mati di India untuk kasus Yakub Memon. (Guardian)

Sejarah serangan di Mumbai itu menyajikan serangkaian peristiwa berdarah. Pada Maret 1993, serangkaian ledakan menewaskan 257 orang dan melukai 713 orang. Pada Agustus 2003, empat serangan bom menewaskan 52 orang. 

Pada Juli 2006, tujuh bom meledak di kereta yang penuh penumpang dalam waktu 11 menit, menewaskan lebih dari 180 orang dan melukai ratusan lainnya. 

Pada November 2008, para penembak melakukan serangkaian serangan terkoordinasi di tujuh lokasi bergengsi di Mumbai, termasuk dua hotel mewah, stasiun kereta komuter utama kota, sebuah rumah sakit, restoran, dan pusat umat Yahudi, menewaskan 165 orang. 

Serangan ini menyulut ketegangan antara India dan Pakistan, dengan militan berbasis di Pakistan dituduh atas serangan tersebut. Sembilan dari para penyerang juga tewas dalam serangan ini.

Pada Juli 2011, tiga ledakan hampir bersamaan selama jam sibuk di Mumbai menewaskan 18 orang dan melukai 131 orang.

 


Kasus yang Menjerat Memon hingga Vonis Hukuman Mati

Ilustrasi Penangkapan (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk kasus Yakub Memon sendiri, bermula pada 5 Agustus 1994, saat dia ditangkap di stasiun kereta api New Delhi dan mengklaim menyerahkan diri di Nepal delapan hari sebelumnya.

Pada 27 Juli 2007, Memon bersama 11 orang lainnya dihukum mati, sementara 20 orang lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. 

Mahkamah Agung pada 21 Maret 2013 mengurangi hukuman sepuluh orang, tetapi mengkonfirmasi hukuman mati untuk Memon, dengan alasan posisinya dalam perencanaan kejahatan yang sangat serius. Presiden ke-13 India Pranab Mukherjee menolak petisi pengampunan untuk Yakub pada Mei 2014. 

Pada 9 April 2015, Mahkamah Agung menolak permohonan pengampunan lainnya dan mengonfirmasi hukuman mati untuk Yakub. Lalu 30 Juli 2015, Mahkamah Agung menolak petisi terakhir yang diajukan oleh Memon, dan dia dieksekusi beberapa jam setelahnya.

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya