Liputan6.com, Jakarta Lembaga Utting Research yang berbasis di Australia merilis hasil survei, bahwa sekitar 20 persen responden berpendapat bahwa pemerintahan baru sebaiknya mengusung kebijakan baru dan berbeda dari kebijakan Joko Widodo atau Jokowi.
Sementara 18 persen lainnya menilai sebaiknya melanjutkan kebijakan pemerintahan terdahulu.
Advertisement
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo merespon hasil survei tersebut, bahwa kebijakan yang bagus selama pemerintahan Jokowi sebaiknya tetap diteruskan.
“Kalau enggak dilanjutkan, mau diapakan? Dihentikan? Enggak mungkin dong,” tutur Ganjar di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7/2023).
Sekalipun persentase responden yang ingin melanjutkan program pemerintahan Jokowi lebih kecil, tentu berbagai aspek perlu dipertimbangkan.
“Kalau infrastruktur nggak dilanjutkan mau lewat jalan apa untuk bisa membereskan seluruh masalah ekonomi, sosial. Kecuali kalau ada yang tidak benar, ya kita hentikan. Kecuali ada yang tidak pas ya kita koreksi,” jelas dia.
Artinya, kata Ganjar, tentu berbagai evaluasi akan sangat diperlukan dalam rangka menyempurnakan program baik yang memang sudah dijalankan di masa pemerintahan sebelumnya.
“Yaiyalah, masa plek ketiplek. Itu kan ada yang keliru, hari ini kritik kepada pemerintah soal penegakan hukum yang belum baik, kan kita dengerin,” Ganjar menandaskan.
Diprediksi Jadi Petarungan yang Ketat
Pemilihan Presiden Indonesia yang akan berlangsung pada tahun 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan yang sangat ketat.
Hasil survei dari lembaga survei Utting Research yang berbasis di Australia pada periode 12-17 Juni 2023 menunjukkan belum ada kandidat yang dapat dipastikan sebagai pemenang.
Dalam hasil survei tersebut, terdapat tiga Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang saat ini menjadi perbincangan, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Masing-masing kandidat berhasil mencuri perhatian dengan elektabilitas yang hampir seimbang.
Menurut survei tersebut, elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 34 persen, diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 33 persen, dan Anies Baswedan dengan 27 persen.
Meskipun selisih angka elektabilitas antara ketiga calon ini cukup tipis, namun hal ini menunjukkan bahwa kompetisi di antara mereka sangat ketat, dan situasinya dapat berubah menjelang hari pemilu presiden.
"Pilpres 2024 Indonesia sangat menarik. Hingga delapan bulan menjelang hari-H, pemenangnya masih sangat tidak jelas. Tiga kontestan terkuat masih sangat berimbang elektabilitasnya," ujar Managing Director Utting Research, John Utting dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).
Terkait pertanyaan tentang visi dan misi calon presiden yang diinginkan oleh publik, mayoritas responden dalam survei ini menyatakan ingin melihat keberlanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan adanya sejumlah perbaikan.
Sebanyak 61 persen responden menginginkan visi dan misi calon presiden yang melanjutkan sebagian dari kebijakan pemerintahan Jokowi dan memperbaiki sebagian lainnya.
Di sisi lain, sekitar 20 persen responden berpendapat bahwa pemerintahan baru sebaiknya mengusung kebijakan baru dan berbeda dari pemerintahan sebelumnya.
"Sementara 18 persen lainnya mengatakan sebaiknya melanjutkan kebijakan pemerintahan Jokowi saat ini," ujarnya.
Survei Utting Research dilakukan secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023 dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.Metode multi-stage random sampling digunakan dalam survei ini, dengan margin of error sebesar +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement