Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alis Zulhas mengakui harga telur saat ini sedang tinggi. Hal itu disampaikannya di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, sesaat sebelum mengikuti Jalan Sehat Bappebti, Minggu (30/7/2023).
Selanjutnya, Zulhas mengatakan harga kebutuhan pokok seperti cabai, bawang, dan beras stabil juga telur sekarang kian mahal.
Advertisement
"Harga-harga sudah stabil [seperti] cabai, bawang, dan beras. Memang masih mahal itu telur ayam, masih Rp 31 ribu per kilogram," jelas Mendag.
Kemudian, cabai, bawang, beras, dan telur, Zulhas juga menyinggung soal harga ayam.
"Ayam sudah Rp 39 ribu - Rp 40 ribu, sudah hampir normal. Kalau Rp 38 ribu - Rp 39 ribu itu normal,” ucapnya.
Untuk informasi, data Pusat Information Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam naik Rp 200, menjadi Rp 32.150 per kilogram.
Sebelumnya, Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tingginya harga telur ayam menjadi pemicu yang tak terhindarkan.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang membebani produsen. Menurut Arief, hal ini terjadi di seluruh dunia.
Ia mengungkapkan, adanya volatilitas harga telur ayam kampung dan daging ayam di pasar mendekati keseimbangan baru.
Lonjakan Harga Telur Ayam Tak Terhindarkan
Sebelumnya, Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tingginya harga telur ayam menjadi pemicu yang tak terhindarkan.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang membebani produsen. Menurut Arief, hal ini terjadi di seluruh dunia.
Ia mengungkapkan, volatilitas harga telur ayam kampung dan daging ayam di pasar mendekati keseimbangan baru. "Kenaikan harga dipengaruhi misalnya dengan naiknya harga DOC yang sebelumnya Rp. 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kg saat ini Rp 5.000 per kg. Bahkan sebelumnya sampai di atas Rp. 6.000 per kg," lanjutnya.
Kata Kepala Bapanas
Karena itu, kata Arief, tugas bersama adalah menjaga harga yang wajar di tiga sisi, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Arief mengatakan saat itu, Januari 2023, peternak ayam broiler merugi banyak dan harus tutup karena biaya produksi tidak sesuai dengan harga jual.
"Nah, ini harus kita urai satu persatu. Jangan sampai harga murah di atas kertas, tapi sedulur peternak bangkrut, malah tidak ada telur nanti di masyarakat,"jelas Arief.
Arief tidak ingin para produsen ini berhenti berproduksi. Sebab, jika hal tersebut terjadi, maka neraca akan defisit.
Jika neraca defisit, kebutuhan protein unggas produksi dalam negeri tidak bisa dipenuhi. Dia mengatakan, itu adalah sesuatu yang dia coba hindari.
"Saat ini waktunya kita men-support Peternak Ayam Broiler dan Peternak Ayam Petelur agar mendapatkan harga yang baik. Sambil kita kontrol harga di tingkat konsumen bersama sama," pungkas Arief.
Advertisement
Sidak Pasar di Salatiga, Mendag: Harga Daging Ayam dan Telur Tinggi
Saat ini dalam upaya menjaga stabilitas harga Baranh Kebutuhan Pokok (Bapok) terus menjadi fokus Kemendag. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah dinilai stabil dan cenderung lebih rendah. Hanya beberapa barang yang harganya lebih tinggi dari harga patokan pemerintah, seperti daging ayam dan telur.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Pasar Blauran I, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2023) Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga mengunjungi Pasar Malangjiwan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (12 Juli) dan Pasar Seketeng di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (7/7/2023). Didampingi Mendag, Zulkifli Hasan adalah Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kasan.
“Harga telur sudah turun tapi masih agak tinggi, masih Rp31.000/kg. Sementara daging ayam sudah Rp38.000/kg, harga komoditas yang lain masih sesuai standar,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulhas mengatakan, harga cabai masih terlalu murah. Salah satu penyebabnya ialah suplai yang berlebihan namun, permintaan yang terus berkurang.
Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, harga cabai masih terlalu murah. Salah satunya disebabkan suplai yang berlebihan dan permintaan yang berkurang.
"Kalau harga di pasar sekitar Rp20.000/kg, artinya harga beli di petani sekitar Rp10.000/kg. Petaninya rugi, bisa bangkrut. Harusnya harga cabai di kisaran Rp40.000/kg. Sementara harga di pasar berkisar Rp20.000/kg," jelas Mendag Zulhas.
Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) itu berharap, kedepanya para petani bisa memanfaatkan teknologi untuk mengolah cabai agar dapat bertahan lebih lama.
"Jalan keluarnya nanti kita berikan teknologi agar cabai dapat diproses menjadi cabai kering dan produk lainnya," pungkasnya.
Harga Beras
Berdasarkan pantauan, harga beras medium tercatat Rp11.500/kg, beras premium Rp12.500/kg, gula pasir Rp14.000/kg, minyak goreng curah Rp14.000/liter, minyak goreng Minyakita Rp14.000/liter.
Kemudian minyak goreng kemasan premium Rp17.000/liter, daging sapi Rp117.500/kg, bawang merah Rp35.500/kg, kedelai Rp14.500/kg, tepung terigu Rp11.000/kg, cabai merah besar Rp35.000/kg.
Selain itu, cabai rawit merah Rp15.000/kg, bawang putih kating Rp38.000/kg, dan bawang putih honan Rp37.000/kg.
Untuk Informasi, Pasar Blauran I merupakan salah satu pasar utama di Kota Salatiga. Pasar yang dibangun pada 2003 ini, menempati area seluas 1.500 m2 dan mampu menampung 110 kios dan 688 los dengan jumlah pedagang sebanyak 798 orang.
Advertisement