Kuasa Hukum Sebut Bripda IDF Sering Dicekoki Miras oleh Seniornya

Kuasa Hukum anggota Densus 88 Antiteror Polri Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF), Jajang mengatakan, Birpda Ignatius kerap dicekoki atau dipaksa untuk meminum-minum keras oleh seniornya.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2023, 17:45 WIB
Bripda Iganitius Dwi Frisco Sirage atau Bripda IDF seorang anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menjadi korban kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat (foto: Aceng Mukaram/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Kuasa Hukum anggota Densus 88 Antiteror Polri Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF), Jajang mengatakan, Birpda Ignatius kerap dicekoki atau dipaksa untuk meminum minuman keras (Miras) oleh seniornya.

Diketahui, Bripda Ignatius tewas usai tertembak senjata api rakitan ilagal oleh rekannya sendiri, Bripda IMS di Bogor.

"Dari keterangan keluarga dan pacar Almarhum Bripda Ignatius. Seniornya itu sering memaksa Almarhum Bripda Ignatius untuk minum-minuman keras dan sering cekokin minuman keras kepada Almarhum, padahal Almarhum tidak suka dan tidak minum-minuman keras/beralkohol," kata Jajang saat dihubungi, Minggu (30/7/2023).

Oleh karena itu, pihaknya pun menduga akibat almarhum sering menolak perintah seniornya itu. Sehingga membuat seniornya itu merasa jengkel dan marah.

"Yang kami dapatkan keterangan hanya dari seniornya, kami duga tersangka IG," ujarnya.

Selain dicekoki miras, korban juga disebutnya menolak bekerjasama untuk melakukan bisnis gelap senjata api (senpi).

"Karena adanya peredaran dan transaksi senpi Illegal tersebut, kami duga Almarhum Bripda Ignatius tidak mau bekerjasama dengan para tersangka IMS dan IG untuk bisnis gelap senpi tersebut. Karena Almarhum adalah anak yang di kenal oleh keluarga adalah anak berprilaku jujur dan baik," ungkapnya.


Bripda IDF Curhat

Bripda Iganitius Dwi Frisco Sirage atau Bripda IDF seorang anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menjadi korban kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung, Putri Bogor (sumber: Instagram @kamidayakkalbar).

Atas perlakuan seniornya itu, Bripda Ignatius pun sempat mencurahkan isi hatinya kepada pacarnya tersebut. Saat itu, korban mengaku sudah tidak kuat lagi dengan tingkah seniornya.

"Sebelum Almarhum IDF meninggal, Almarhum IDF sering curhat ke pacarnya bahwa sudah enggak kuat lagi, dan ketakutan dengan perilaku seniornya. Oleh sebab itu, almarhum sering berpesan minta doa kalau ada kegiatan pertemuan dengan seniornya," pungkasnya.

Bripda IDF tewas tertembak oleh sesama rekan polisi di Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, pada Minggu (23/7) dini hari.

Dari hasil autopsi, diketahui Brioda IDF tewas dengan satu luka tembak yang tembus dari kuping kanan ke kiri. Hal itu mengkonfirmasi sebagai video beredar di media sosial terkait perban yang melilit di kepalanya.

"Oh itu bukan konsumsi wartawan (hasil autopsi). Yang penting ada luka tembak 1 aja. Kamukan sudah tahu, di video itu kan bener. Di bagian belakang telinga kanan sampai belakang telinga kiri," kata Karumkit RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto saat dikonfirmasi, Kamis 27 Juli 2023.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya