Liputan6.com, Kinabalu - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau yang sekarang disebut Pekerja Migran Indonesia (PMI) cukup banyak bekerja di Malaysia. Mereka terkadang tak hanya berangkat sendiri, namun beserta keluarga, termasuk anak.
Persoalan kemudian muncul mengenai kelanjutan pendidikan anak-anak tersebut. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kinabalu, Malaysia sebenarnya sudah menyiapkan fasilitas pendidikan berbagai jenjang.
Kepala Perwakilan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kinabalu Muhammad Firdaus menjelaskan, layanan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia diberikan melalui Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB), Community Learning Center (CLC), dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Baca Juga
Advertisement
“Namun, layanan pendidikan yang sudah ada di Malaysia, khususnya di Sabah belum mampu menampung sebagaian besar lulusan jenjang menegah pertama untuk melanjutkan ke jenjang menengah atas,” katanya.
Potensi lulusan setiap tahun pada jenjang menengah pertama sekitar 1.300 hingga 1.500 anak pertahun tidak sebanding dengan daya tampung SMA/SMK SIKK. Firdaus menyebut daya tampungnya hanya sekitar 150 pertahun.
“Selain SMA/SMK, SIKK sudah menyediakan juga alternatif layanan pendidikan jenjang menengah atas melalui SMA TJJ SIKK dan Paket C PKBM KJRI Kota Kinabalu. Namun, karena ada beberapa keterbatasan, tidak semua lulusan memilih opsi tersebut,” sebutnya.
Berdasarkan pemasalahan kelanjutan pendidikan ke jenjang menengah atas bagi anak-anak Indonesia di Malaysia tersebut, maka KBRI Kinabalu mengupayakan pengajuan beasiswa ke Pemerintah Republik Indonesia untuk memfasilitasi kelanjutan pendidikan ke jenjang menengah atas di Indonesia. Pengajuan tersebut direspon positif oleh Kemendikbudristek melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik).
“Dengan memberikan kuota beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dari tahun 2016 sampai sekarang. Dari tahun 2016-2022, jumlah anak-anak Indonesia di Malaysia yang telah dikirim melalui program ADEM sudah sebanyak 1800-an dan tersebar di 90 sekolah mitra yang ada di 11 provinsi di Indonesia,” papar Firdaus.
Generasi Maju Cinta Tanah Air
Program berkelanjutan untuk memfasilitasi peserta didik khususnya wilayah Malaysia dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas di Indonesia tersebut dinamakan GEMA CITA atau Generasi Maju Cinta Tanah Air. Setiap tahun melalui program GEMA CITA, peserta didik dikirimkan ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui dua jenis beasiswa yaitu beasiswa ADEM dan beasiswa yayasan/sekolah.
Jenis beasiswa yayasan/sekolah bermacam-macam, ada yang full gratis biaya pendidikan dan biaya hidup, ada juga yang menanggung biaya sekolahnya saja tergantung dari kesepakatan dengan sekolah mitra,” ujarnya.
Adapun panitia GEMA CITA Tahun 2023 di bawah arahan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur, Konsulat Jendral Republik Indonesia Kota Kinabalu, Konsulat Jendral Republik Indonesia Kuching, Konsulat Jendral Republik Indonesia Johor Bahru, Konsulat Republik Indonesia Tawau, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Koordinator Penghubung Wilayah Sabah dana Sarawak, dan pihak terkait lainnya.
Untuk tahun ini, peserta didik berjumlah 491 orang tengah mengikuti kegiatan repatriasi dari Wilayah Sabah, Sarawak, Johor Bahru dan Kuala Lumpur dalam kegiatan Gema Cita 2023. Jumlah tersebut terdiri dari 300 peserta didik penerima beasiswa ADEM.
Serta 191 peserta didik penerima beasiswa yayasan. Para penerima beasiswa yang berhasil akan diberangkatkan untuk memulai pendidikan pada bulan Agustus 2023, mengikuti Acara pelepasan siswa yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2023, dihadiri antara lain oleh Konsulat Jendral RI Kinabalu serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur.
“Keduanya berharap pendidikan anak-anak dapat dilanjutkan terus tidak hanya melanjutkan ke jenjang SMA tapi sampai kuliah,” kata Firdaus.
Pemerintah Indonesia juga menyediakan beasiswa ADIK yaitu bagi anak pekerja migran Indonesia yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Di tahun 2023 terdapat 77 siswa yang memperoleh beasiswa tersebut.
“Setiap Warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan di manapun berada, baik di perkotaan, pedesaan, pedalaman, perbatasan, maupun di luar negeri,” tambahnya.
Seperti halnya pendidikan untuk anak-anak Indonesia di Malaysia, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah memfasilitasi layanan pendidikan yang sudah menjangkau sebagian besar anak-anak anak Indonesia di Malaysia.
Advertisement
Potensi Lulusan
Saat ini, papar Firdaus, berdasarkan Aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) jumlah potensi lulusan jenjang menengah pertama khususnya di Sabah pada tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 1.632 peserta didik.
Firdaus merinci, 59 siswa lulusan SIKK SMP, 1531 CLC SMP, dan 61 Paket B PKBM KJRI KK. Ditambah lagi lulusan SIKK dan CLC jenjang menengah pertama serta PKBM KJRI Kota Kinabalu Paket B tahun sebelumnya yang belum berkesempatan melanjutkan ke jenjang menengah atas.
Berdasarkan data potensi lulusan jenjang menengah pertama pada tahun 2023, adanya program beasiswa ADEM dan beasiswa yayasan/sekolah diharapkan dapat membantu anak-anak Indonesia di Malaysia melanjutkan pendidikannya ke jenjang menengah pertama di Indonesia, tanah air mereka.
Proses seleksi penerima beasiswa GEMA CITA dilaksanakan mulai bulan Februari 2023. Peserta GEMA CITA Tahun 2023 adalah siswa kelas IX SIKK, CLC, SIKL, SIJB, siswa tingkatan 4 Paket B PKBM KJRI Kota Kinabalu, dan PPWNI Klang Kuala Lumpur.
Lulusan tahun sebelumnya juga diperkenankan untuk mendaftar dalam kegiatan ini. Para calon penerima beasiswa dinilai berdasarkan kriteria prestasi akademik, potensi pengembangan diri, serta keterbatasan finansial. SIKK bersama tim seleksi akan memastikan seleksi berlangsung secara adil dan transparan.
“Semoga mimpi anak pekerja migran Indonesia di Malaysia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi demi masa depan yang lebih cerah bisa kita upayakan bersama-sama. Dengan memperluas akses pendidikan, maka memberi kesempatan kepada semua anak Indonesia di Malaysia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta keluar dari lingkaran kemiskinan,” pungkasnya.