6 Cara Self Healing yang Benar Menurut Psikologi, Bukan Cuma Liburan

Tak melulu harus pergi berlibur, self healing yang benar ada caranya.

oleh Tifani diperbarui 31 Jul 2023, 18:00 WIB
Perjalanan healing di Bali dengan melakukan yoga dengan pemandangan indah. (unsplash.com/@jareddrice)

Liputan6.com, Yogyakarta - Istilah healing banyak digunakan para Gen Z untuk menggambarkan aktivitas yang identik dengan berlibur atau liburan. Namun, rupanya makna sebenarnya healing bukanlah liburan untuk menghilangkan penat semata.

Healing adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyembuhkan luka batinnya. Healing harus dilakukan dengan benar.

Meski berbagai upaya dilakukan untuk penyembuhan atau healing, tidak semua luka batin bisa sembuh. Dikutip dari berbagai sumber, secara psikologi self healing dibutuhkan jika seseorang merasa ada sesuatu yang mengganggu aktivitas dan fungsi sehari-hari.

Tak hanya perasaan, tubuh juga mengirimkan sinyal ketika kita membutuhkan healing, seperti mudah lelah, keluhan fisik tanpa sebab, hingga sulit tidur. Tak melulu harus pergi berlibur, self healing yang benar ada caranya.

Berikut cara self healing yang baik dan benar.

1. Penerimaan

Cara melakukan self healing yang baik dan benar yang pertama adalah menerima. Ketika kita mulai menerima segala kekurangan diri, proses healing baru bisa dimulai.

Sebab, melalui proses ini, kita bisa membawa diri untuk perlahan-lahan bangkit dan meminta bantuan.

2. Pengenalan

Tahap kedua dari self healing adalah pengenalan. Pada tahap ini, kita sudah bisa mengenali kekurangan diri dan mulai memperhatikan bagaimana cara untuk menyembuhkannya. Misalnya, jika tahu sering memiliki pikiran negatif, kita mencari cara untuk mengontrolnya.

3. Tindakan

Pada tahap ini, kita menyusun rencana untuk mulai melakukan pemulihan. Misalnya, dengan menghubungi teman sebagai support system atau psikolog.

 


Introspeksi Diri

4. Introspeksi Diri

Setelah bertemu dengan orang lain, kita biasanya mendapat berbagai saran dan masukan yang akan menambah khazanah pengetahuan soal masalah kita. Dari situ, kita bisa mulai berkomitmen untuk melakukan healing.

5. Penyembuhan

Proses ini dapat dikatakan sangat berat sebab konsistensi adalah kuncinya. Jika memiliki gangguan mental, kita harus siap menemui psikolog atau psikiater.

Terkadang, ada waktu ketika gangguan itu muncul, sehingga kita harus berusaha menahan diri melakukan tindakan negatif.

6. Pemaknaan

Saat melakukan proses healing, biasanya kita menemukan makna hidup baru yang bisa memberikan energi positif pada diri sendiri. Pemaknaan ini bisa berasal dari hal-hal yang menyenangkan, misalnya hobi, bercengkrama dengan teman dan keluarga, hingga bertemu orang baru dengan pengalaman yang tak pernah kita duga.

Pada tahap ini, seseorang juga memiliki pemaknaan yang berbeda pada masalah yang sedang dihadapi. Namun, ketika sudah berada di tahap ini, artinya seseorang sudah benar-benar bisa menerima dirinya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya