Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, Rusia melakukan serangan terhadap Ukraina. Merespons aksi tersebut, Jepang mengumumkan perluasan sanksi terhadap Rusia.
Pada Jumat, 28 Juli 2023, Jepang merilis daftar barang yang diperluas untuk larangan ekspor termasuk larangan ekspor kendaraan listrik, dikutip dari laman Indiatimes, Senin (31/7/2023).
Advertisement
Terbaru, Jepang membekukan aset individu dan grup dari Rusia. Selain itu melarang ekspor sejumlah barang kepada militer Rusia termasuk organisasi. Serta ekspor jasa konstruksi dan teknik.
Pada Jumat, 28 Juli 2023, pemerintah Jepang memperluas daftar barang di bawah larangan ekspornya untuk memasukkan kendaraan yang dilengkapi dengan mesin 1.900 cc atau lebih, serta mobil hibrida dan listrik. Demikian disampaikan Kementerian Perdagangan Jepang.
Saat Rusia digempur oleh sanksi dari sejumlah negara-negara besar, Presiden Vladimir Putin telah terlebih dahulu menyampaikan penegasannya terkait sanksi tersebut.
Ia menegaskan bahwa Rusia akan terus menentang sanksi Barat. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Vladimir Putin dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (KTT SCO).
Rusia Mampu Melawan Sanksi
Putin menggunakan KTT SCO 2023 untuk mengirim pesan jelas ke Barat dengan mengatakan, "Rusia melawan semua sanksi, tekanan, dan provokasi eksternal serta terus berkembang jauh dari sebelumnya."
"Saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan saya dari negara-negara SCO yang menyatakan dukungan atas kepemimpinan Rusia untuk melindungi tatanan konstitusional dan kehidupan serta keamanan negara."
Putin menambahkan bahwa lebih dari 80 persen perdagangan antara China dan Rusia menggunakan rubel dan yuan. Dia mendesak anggota SCO lainnya untuk mengambil langkah yang sama.
Advertisement