4 Hal yang Bikin Elektabilitas Ganjar Merosot

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei head to head bakal calon presiden (capres) dari Gerindra Prabowo Subianto dan bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2023, 18:35 WIB
Calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei head to head bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dan bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Hasilnya, Prabowo unggul selisih 10,4 persen dengan Ganjar. Berdasarkan hasil survei terbaru LSI Denny JA, Prabowo Subianto meraih 52 persen, sementara Ganjar Pranowo 41,6 persen.

Peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, menjelaskan pihaknya telah melakukan penelitan terhadap jarak elektabilitas Prabowo Subianto yang kian jauh dari Ganjar.

Diketahui sebelumnya, pada Januari 2023, posisi Ganjar berada di puncak teratas. Namun dalam survei Mei hingga Juli, Prabowo mampu menyalip dan menempati posisi puncak.

Hanggoro menyebut ada empat blunder Ganjar yang menyebabkan elektabilitasnya mampu dikalahkan oleh Prabowo. Pertama, terkait pernyataan Ganjar yang terang-terangan suka menonton film porno pada podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu. 

Kedua, penyebutan Ganjar sebagai petugas partai oleh Ketua Umum PDI Perjuangan juga menjadi salah satu faktor menurunnya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu. Megawati menyebut Ganjar sebagai petugas partai. Ganjar pun tidak menampik dan bahkan menerima sebutan petugas partai.

Hasil survei, publik kurang setuju atau tidak setuju presiden sebagai petugas partai sebesar 69,9 persen.

"Megawati menyebutkan capres Ganjar sebagai petugas partai. Bahkan, Ganjar tak menampik isu ini, bahkan menerima berkaitan dengan isu ini. Hasil survei, publik kurang setuju atau tidak setuju presiden sebagai petugas partai sebesar 69,9 persen. Cukup besar," kata Hanggoro dalam paparannya secara virtual, Senin (31/7/2023).

Ketiga, terkait isu pembatalan Piala Dunia U-20 juga menjadi blunder yang mengakibatkan merosotnya elektabilitas Ganjar.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA, publik menilai pembatalan Piala Dunia U-20 disebabkan karena penolakan terhadap timnas Israel yang disampaikan Ganjar.

"Mungkin saat ini mendengar ada obat U-17 di Indonesia, tapi tampaknya isu penolakan ini membuat Ganjar di posisi gap terlalu besar oleh Prabowo," paparnya.

"Keempat, cawe-cawe Ganjar menegur PJ Gubernur Jakarta. Beberapa saat lalu ketika Ganjar blusukan di Tanjung Priok secara spontan menelepon PJ Gubernur Jakarta," sambung Hanggoro.


Prabowo Bermain Cantik

Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo melakukan aksi tanam mangrove di Jakarta. (Istimewa)

Sebaliknya, permainan cantik justru dilakukan Prabowo, sehingga membuatnya berada di posisi puncak. Permainan cantik Ketua Umum Partai Gerindra itu di antaranya, menjalin hubungan dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tak hanya itu, kata Hanggoro, program-program Prabowo yang terfokus pada kesejahteraan masyarakat, menjadi nilai tambah di mata publik.

"Pertama Prabowo dan Jokowi semakin akrab. Semakin ke sini Prabowo semakin Jokowi. Kedua, sosialisasi soal komitmen Prabowo dalam mensejahterakan rakyat," ujar Hanggoro.

Survei ini dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 3-15 Juli 2023.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Sinyal Dukungan Jokowi & Kesiapan Prabowo Nyapres di Pilpres 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya