Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, misinformasi dan hoaks di media sosial terus bermunculan. Masyarakat pun diminta agar selalu waspada.
Advertisement
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Dr. Herwyn Jefler Hielsa Malonda, dalam Virtual Class “Peran Gen Z Mendukung Pemberantasan Hoaks Pemilu 2024” yang digelar Liputan6.com, Jumat (28/7) menyebut, pihaknya pun mulai mengantisipasi fenomena ini.
Salah satunya dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kominfo. “Kami sudah melakukan persiapan. Saat ini dalam taraf impelentasi melalui regulasi, kami sedang menyiapkan perjanjian kerja sama,” ujar Herwyn.
Kerja sama tersebut, menurut Herwyn, merujuk kepada literasi digital dan penanganan terkait konten-konten negatif untuk Pemilu 2024. Herwyn mengatakan, tujuannya, untuk membentuk pengawasan media sosial dan bertugas menjadi patroli konten yang sudah difasilitasi oleh Kominfo baik secara langsung atau tidak.
“Kami juga bekerja sama dengan platform-platform media sosial, misalnya dengan YouTube dan lainnya,” ujar Herwyn.
Dalam konteks ini, menurut Herwyn, Bawaslu memiliki dua fungsi, pertama yaitu pencegahan terkait dengan proses dugaan pelanggaran dan kedua terkait penindakan. Pencegahaan ini dilakukan dengan menggandeng Generasi Z, karena suara mereka berpengaruh terhadap Pemilu 2024. Para Generasi Z diharapkan bisa menverifikasi informasi yang dibagikan secara akurat.
“Generasi Z diharapkan menjadi peran ‘pendidi’ untuk membantu generasi lain termasuk yang lebih tua atau senior untuk memahami pentingnya memverifikasi sebuah informasi atau berita,” kata Herwyn.
Bawaslu Goes to Campus
Sebagai generasi digital, Gen Z tumbuh di era modern dan paham perkembangan dunia digital. Maka itu, peran mereka bisa sangat vital.
“Kami juga berkolaborasi dengan organisasi maupun lembaga-lembaga tertentu terkait Gen Z agar bisa membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk kampanye antihoaks,” ujar Herwyn.
Tak hanya itu, Bawaslu juga memiliki program Bawaslu Goes to Campus untuk memanfaatkan literasi digital pada era ini dengan berkoordinasi bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan memiliki kurikulum terkait pendidikan anti-hoaks.
Tujuannya agar Gen Z menjadi generasi unggul serta membantu menambah wawasan dan menerima informasi yang tersebar di media sosial dengan bijak.
(Raihan Alfriansyah/Universitas Padjadjaran)
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.