Liputan6.com, Jakarta Menurut pernyataan terbaru dari CEO Twitter Linda Yaccarino, X bisa menjadi awal dari transformasi Twitter menjadi 'The Everything App' alias 'Super App' seperti aplikasi WeChat di China.
Di Negeri Tirai Bambu, WeChat adalah satu-satunya platform untuk berkomunikasi secara langsung, setidaknya dengan cara yang biasa kamu lakukan di rumah melalui WhatsApp atau aplikasi serupa.
Advertisement
WeChat bukan cuma sekadar aplikasi perpesanan atau media sosial. Melalui platform ini, pengguna dapat menerima dan mengirim uang, serta membayar tagihan, baik untuk utilitas maupun belanja.
Pengguna juga bisa menggunakannya untuk melakukan pembayaran di kafe dan restoran, serta membeli tiket transportasi umum: bus, kereta api, kereta bawah tanah, atau bahkan pesawat terbang.
Dilansir Gizchina, Rabu (2/8/2023), pengguna WeChat bahkan dapat berlangganan ke layanan lain melalui platform secara langsung, sama seperti kamu menggunakan Google.
Jika warga di China kehilangan akses ke WeChat, mereka bisa mengalami apa yang disebut 'kematian digital'. Alasannya adalah aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan Tencent, memiliki 1,2 miliar pengguna terdaftar yang menggunakannya setiap hari.
Semuanya terhubung satu sama lain melalui WeChat. Meskipun ada alternatif untuk platform ini, kecil kemungkinan mereka dapat memenuhi semua kehidupan digitalnya tanpa WeChat. Ya, WeChat di China adalah hal yang wajib dimiliki.
Lantas, bagaimana awal ketertarikan Elon Musk terhadap WeChat?
Ketertarikan Elon Musk pada WeChat
Elon Musk telah lama mengungkapkan ketertarikannya pada fenomena WeChat dan telah mencari cara untuk mendorong sesuatu yang serupa di negara Barat.
Tencent sendiri di Barat bahkan belum mencoba memperluas platform WeChat ke tingkat yang memiliki fungsi serupa di China. Alasan sederhananya adalah khusus untuk pasar China dan disesuaikan dengan aksara China.
Memperluas ke Barat akan menantang dalam banyak hal. Ada tantangan keuangan karena sejumlah besar uang yang harus diinvestasikan tanpa jaminan pembayaran. Tencent mungkin juga akan menghadapi sanksi, seperti yang terjadi pada banyak perusahaan China lainnya di AS dan Uni Eropa.
Setelah penelitian panjang, Elon Musk rupanya ingin menerapkan potensi seperti itu di Twitter. Media sosial microblogging tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk visinya tentang 'The Everything App'.
Dengan basis pengguna sekitar setengah miliar, Twitter kemungkinan besar bisa memulai transformasi yang telah direncanakan Musk. Apakah itu akan berhasil tergantung pada banyak faktor.
Terlepas dari masalah yang dihadapi Twitter saat ini, perlu dicatat bahwa hambatan pertama untuk membuat klon WeChat di Barat adalah pekerjaan yang sangat berat. Terutama karena perbedaan budaya yang memengaruhi kebiasaan pengguna.
Advertisement
Bakal Bersaing dengan Apple dan Google
Kendala utama lainnya terhadap gagasan Musk tentang transformasi Twitter adalah perusahaan seperti Google dan Apple, yang telah lama memiliki sistem pembayaran seluler mereka sendiri.
Ada juga Meta dengan Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dengan basis pengguna satu miliar. Jika mereka merasa platform X merupakan ancaman bagi pendapatan mereka, Apple dan Google dapat dengan mudah melarang aplikasi X dari platformnya.
Di sisi lain, seharusnya tidak terlalu rumit untuk Apple Pay dan Google Wallet untuk diintegrasikan ke dalam X. Satu-satunya pertanyaan di sini adalah apakah itu untuk kepentingan Google dan Apple atau tidak.
X juga bisa menghadapi lambatnya proses mencapai kesepakatan bisnis dengan bank-bank di Barat. Selain itu, masalah integrasi pembayaran digital lebih banyak terjadi, dan kurang berkembang di AS dibandingkan di Uni Eropa.
Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos
Advertisement