Tanda X Raksasa Tiba-tiba Dicopot dari Kantor Pusat Twitter Menyusul Keluhan

Tanda "X" yang berkedip terang telah dicopot dari kantor pusat perusahaan yang sebelumnya bernama Twitter di San Francisco, hanya beberapa hari setelah dipasang.

oleh Arny Christika Putri diperbarui 01 Agu 2023, 12:05 WIB
Twitter menghapus logo X dari kantor pusatnya di San Francisco
Tanda "X" yang berkedip terang telah dicopot dari kantor pusat perusahaan yang sebelumnya bernama Twitter di San Francisco, hanya beberapa hari setelah dipasang.
Markas besar perusahaan di San Francisco yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter terlihat pada Senin, 31 Juli 2023. Tanda "X" yang berkedip terang telah dicopot dari kantor pusat perusahaan yang sebelumnya bernama Twitter di San Francisco, hanya beberapa hari setelah dipasang. (AP Photo/Godofredo A. Vásquez)
Tanda X, yang dipasang di atap kantor pusat perusahaan minggu lalu, merupakan bagian dari upaya pemiliknya, Elon Musk, untuk mengganti nama raksasa media sosial yang bermasalah ini menjadi huruf ke-24 dalam alfabet. (JUSTIN SULLIVAN / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Namun, penduduk setempat mengeluhkan lampu-lampu yang menyala terang yang dipancarkan dari papan nama tersebut di malam hari. (JUSTIN SULLIVAN / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Beberapa juga mengeluhkan keamanannya, dan mengatakan bahwa papan nama yang menjulang tinggi di tepi gedung itu tidak terlihat tertambat dengan aman di atap. (JUSTIN SULLIVAN / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Departemen Inspeksi Bangunan dan Perencanaan Kota San Francisco menerima 24 keluhan tentang rambu tersebut, termasuk kekhawatiran tentang "keamanan struktural dan penerangannya," kata direktur komunikasi agensi Patrick Hannan kepada AFP. (JUSTIN SULLIVAN / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Departemen tersebut mengajukan pemberitahuan pelanggaran terhadap perusahaan milik Elon Musk tersebut pada hari Jumat, mengklaim bahwa izin tidak diperoleh untuk perubahan tersebut dan bahwa bangunan tersebut tidak aman. (JUSTIN SULLIVAN / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya