Waskita Beton Precast Kantongi Pendapatan Rp 641,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton ditopang beton pracetak sebesar 31 persen, segmen readymix sebesar 48 persen, dan jasa konstruksi sebesar 21 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Agu 2023, 13:13 WIB
Setelah 8 tahun berdiri, PT Waskita Beton Precast Tbk (Kode Saham: WSBP) kembali dengan semangat All New Transformation

Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 641,68 miliar. Raihan itu susut 13,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 743,79 miliar.

Direktur Keuangan dan Risk Management Waskita Beton, Asep Mudzakir merincikan, pendapatan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ini didukung oleh tiga lini bisnis perusahaan, yaitu beton pracetak sebesar 31 persen, segmen readymix sebesar 48 persen, dan jasa konstruksi sebesar 21 persen.

“Segmen readymix ini mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 91 persen dibanding periode yang sama di tahun 2022,” ujar Asep dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).

Pada periode ini, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 545,04 miliar dibanding semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 639,31 miliar.

Meski begitu, perseroan hanya mampu mengantongi laba bruto Rp 96,64 miliar, turun 7,51 persen dibanding semester I 2022 sebesar RP 104,48 miliar.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (1/8/2023), perseroan membukukan beban penjualan Rp 39,82 miliar, beban umum dan administrasi Rp 332,42 miliar, dan beban non contributing plant Rp 116,35 miliar.

Bersamaan dengan itu, pada paruh pertama 2023 perseroan membukukan beban pajak penghasilan final sebesar Rp 804,84 juta, kerugian selisih kurs Rp 85,45 juta. Sementara perseroan juga membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 1,34 miliar dan pendapatan lainnya Rp 326,43 miliar.

Setelah dikurangi beban keuangan dan pajak, perseroan membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 263,76 miliar. Kondisi ini berbalik dibandingkan posisi semester I tahun lalu, di mana perseroan masih mengantongi laba Rp 1,43 triliun.

 


Aset dan Liabilitas

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) suplai beton readymix di Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak akhir 2023. (Foto: Waskita Beton Precast)

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 5,37 triliun, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 5,96 triliun.

Liabilitas ikut turun menjadi Rp 7,72 triliun dari Rp 8,07 triliun pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat Rp (2,37 triliun) dibandingkan Rp (2,1 triliun) pada akhir tahun lalu.

“Tahun 2023 adalah periode krusial bagi WSBP untuk kembali meningkatkan kinerja keuangan perusahaan pasca restrukturisasi. Kami juga berkomitmen untuk meraih kontrak proyek yang memiliki fundamental keuangan yang sehat,” jelas Asep.

 


Kontrak Baru

Pekerja merangkai baja untuk pembuatan spun pile atau tiang pancang di Plant Karawang PT Waskita Beton Precast, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Masa pandemi Covid-19, Waskita Beton Precast melaksanakan rapid test berkala agar tetap menjalankan kualitas produk. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Optimisme tersebut telah dibuktikan oleh Perseroan pada capaian kinerja Kontrak Baru WSBP sampai dengan Juni 2023 yaitu sebesar Rp 975 miliar atau naik 46 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.

Dalam jangka pendek, WSBP memiliki potensi pasar untuk menyuplai produk precast dan readymix ke proyek-proyek pemerintah dan ekspansi ke proyek Non Waskita Grup.

“Sementara untuk 3–5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN) dan juga proyek- proyek yang berasal dari non Waskita group,” sambung Asep.

WSBP juga meningkatkan daya saing pada pasar potensial khususnya dengan skema kerja sama dengan grup BUMN dan Swasta, potensi pengembangan mobile plant pada project-based plant serta memiliki unit dengan biaya produksi yang lebih kompetitif, dan meningkatkan agilitas dan daya saing dengan meningkatkan digitalisasi di proses bisnis. Menurut Asep, upaya ekspansi pasar WSBP dilaksanakan beriringan dengan penyempurnaan proses bisnis yang berkelanjutan.

“Kami akan terus melanjutkan program transformasi bisnis dengan tiga pilar utama yaitu, Operational Excellence, Business Nourishment dan Technology and Digitalization. Kami yakin program tersebut akan dapat meningkatkan daya saing WSBP,” tutup Asep.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya