ABK Kapal Karam di Selat Malaka Selamat Berkat Nyalakan Flare

Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional atau Basarnas di Pekanbaru menyatakan semua anak buah Kapal KM Lintang Timur Samudera yang tenggelam di Selat Malaka selamat.

oleh M Syukur diperbarui 01 Agu 2023, 23:00 WIB
Proses evakuasi ABK Kapal KM Lintang Timur Samudera yang karam di Selat Malaka oleh nelayan. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Pekanbaru - Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional atau Basarnas di Pekanbaru menyatakan semua anak buah Kapal KM Lintang Timur Samudera yang tenggelam di Selat Malaka selamat. Nakhoda dan 10 ABK yang sebelumnya minta tolong telah dievakuasi ke Panipahan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Kepala Basarnas Pekanbaru Budi Cahyadi menjelaskan, ABK kapal karam itu diselamatkan oleh nelayan yang tengah mencari ikan di perairan tersebut. Kapal itu sebelumnya dihempas gelombang pada koordinat 02 °56' 740" N 100° 52' 692" E.

"Nakhoda dan ABK tiba di Panipahan pada Selasa dini hari," kata Budi, Selasa siang, 1 Agustus 2023.

Sebelumnya, dua kapal yang dikerahkan Basarnas Pekanbaru dan Basarnas Medan tiba di Pulau Tukong. Petugas memonitor ada kapal nelayan di lokasi yang mengevakuasi ABK Kapal KM Lintang Timur Samudera.

"Kapal Basarnas saat itu tidak bisa merapat dan akhirnya bermalam di Pulau Jemur setelah memastikan semua ABK itu selamat," jelas Budi.

Jarak lokasi kapal tenggelam dengan Pulau Jemur cukup jauh. Begitu juga dengan jarak lokasi kapal karam dengan Panipahan, tempat ABK dievakuasi oleh para nelayan.

Saat kapal itu karam, Basarnas sudah meminta kapal nelayan ataupun kapal lainnya yang melintas di lokasi memberikan pertolongan kepada ABK. Pasalnya jarak kapal Basarnas dengan lokasi kapal tenggelam cukup jauh.

 

 


Masih Trauma

Seorang ABK Kapal KM Lintang Timur Samudera yang karam di Selat Malaka menyalakan kembang api sebagai tanda bahaya. (Liputan6.com/Istimewa)

Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh Basarnas, nakhoda saat mengetahui lambung bocor langsung menghubungi agen di Tanjung Balai Asahan. Selanjutnya menghidupkan flare atau kembang api sebagai tanda bahaya.

Flare itu direspons sejumlah kapal nelayan di lokasi. Kapal nelayan merapat dan melakukan evakuasi sehingga semuanya selamat sebelum kapal dipenuhi oleh air laut.

Budi menjelaskan, nakhoda dan ABK belum bisa diminta keterangan. Semuanya masih trauma karena hampir saja kehilangan nyawa kalau tidak kapal nelayan yang melintas.

Kapal KM Lintang Timur Samudera berangkat dari Tanjung Balai Asahan membawa hasil perkebunan tujuan Malaysia. Tiba di Selat Malaka, persisnya perbatasan Riau dengan Sumatra Utara kapal dihempas gelombang tinggi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya