Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan pendapatan sebesar USD 984,63 juta atau setara Rp 14,77 triliun dengan EBITDA Krakatau Steel tercatat sebesar USD 26,93 juta atau setara dengan Rp 403,98 miliar. Pendapatan itu susut 26,43 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 1,34 miliar.
Dari raihan itu, Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih periode berjalan sebesar USD 37,39 juta atau setara dengan Rp 560,88 miliar. Berbalik dibandingkan posisi Juni tahun lalu, di mana perseroan masih membukukan laba periode berjalan USD 78,65 juta.
Advertisement
Dari capaian itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni sebesar USD 36,89 juta. Berbalik dibandingkan semester I 2022, di mana perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 77,47 juta.
"Penurunan laba ini terjadi karena Perseroan masih memiliki beban keuangan yang cukup tinggi yaitu sebesar USD 59,33 juta atau setara dengan Rp 889,89 miliar serta terdapat rugi atas selisih kurs sebesar USD 17,77 juta atau setara dengan Rp 266,52 miliar," jelas Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan pada semester I 2022 turun menjadi USD 906,58 juta dari USD 1,21 juta pada semester I 2022. Dari rincian itu, perseroan membukukan laba kotor sebesar USD 78,06 juta, turun 24,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 131,21 juta.
Pada periode ini, perseroan membukukan beban penjualan sebesar USD 14,63 juta, beban umum dan administrasi USD 51,12 juta, dan rugi pelepasan investasi pada entitas anak USD 396 ribu.
Perseroan juga mencatatkan keuntungan pelepasan aktiva tetap sebesar USD 14 ribu dan beban operasi lainnya USD 2,05 juta.
Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba operasi sebesar USD 9,87 juta, turun 87,44 persen dibandingkan semester I tahun lalu sebesar USD 78,63 juta.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan rugi selisih kurs senilai USD 17,77 juta , biaya keuangan USD 59,33 juta, bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama USD 35,75 juta, serta pendapatan keuangan USD 1,15 juta.
Kinerja Lainnya
Hingga 30 Juni 2023, aset perseroan turun tipis menjadi USD 3,02 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar USD 3,16 miliar.
Liabilitas juga turun menjadi USD 2,42 miliar dari USD 2,6 miliar pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi USD 601,25 juta dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar USD 552,59 juta.
Di sisi lain, Purwono mengatakan perseroan juga berhasil menurunkan hutang berbunga (Interest Bearing Debt) dari semula USD 1,73 miliar atau setara Rp 26,96 triliun pada Desember 2022 menjadi sebesar USD 1,48 miliar atau setara Rp 22,16 triliun karena adanya pembayaran pokok Tranche A dan sebagian Tranche B sebesar ± USD 240 juta.
“Selain beban hutang yang berkurang, kami berkomitmen untuk dapat terus mendorong tercapainya peningkatan kinerja perusahaan maupun Subholding melalui penguatan pengembangan bisnis agar dapat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian kinerja Krakatau Steel dan Group,” tutup Purwono.
Advertisement