7 Respons KSPSI hingga Stafsus Mensesneg Usai Viral Video Rocky Gerung Diduga Hina Presiden Jokowi

Pengamat Politik Rocky Gerung diduga menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena ambisinya dalam mempertahankan legasinya dan kunjungan Jokowi ke Cina yang menawarkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.

oleh Devira PrastiwiMiranda Pratiwi diperbarui 01 Agu 2023, 15:00 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung diduga menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena ambisinya dalam mempertahankan legasinya dan kunjungan Jokowi ke Cina yang menawarkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral video yang diunggah akun sosial media Twitter @HmfaqihA pada Minggu 30 Juli 2023 menuai polemik. Sebab, dalam video tersebut Pengamat Politik Rocky Gerung diduga menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Dia mengkritik ambisi Presiden Jokowi dalam mempertahankan legasinya dan kunjungan Jokowi ke Cina yang menawarkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.

"Kalau gak jadi presiden nanti dia akan jadi rakyat biasa, tapi ambisi Jokowi akan mempertahankan legasinya. Dia pergi ke Cina untuk tawarkan IKN, dia mondar mandir dari satu koalisi ke koalisi lain untuk mencari kejelasan dirinya," kata Rocky Gerung dalam unggahan video tersebut.

Selain itu, video rekaman acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh di Bekasi itu menayangkan Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi hanya memikirkan nasibnya sendiri.

"Dia cuma pikirkan nasibnya sendiri, gak memikirkan nasib kita. itu baj***** yang t*l*l Kalau dia bajingan pintar dia bakal berdebat dengan Jumhur Hidayat," jelas Rocky.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah pihak angkat bicara terkait pernyataan Rocky. Salah satunya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea.

Andi mengaku terkejut dengan orasi Rocky Gerung yang menghina Presiden Jokowi dengan kata-kata yang sangat kasar dan tidak pantas. Menurut dia, sikap Rocky Gerung tersebut bukan lagi kebebasan dalam demokrasi.

"Itu bukan kebebasan demokrasi tapi kebablasan," kata Andi Gani dikutip dari siaran persnya, Selasa (1/8/2023).

Selain itu, Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bergerak cepat mengusut kasus dugaan penghinaan terhadap presiden yang menyeret pengamat politik Rocky Gerung dan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Laporan dilayangkan Relawan Indonesia Bersatu ke Polda Metro Jaya pada Senin 31 Juli 2023.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menerangkan, laporan telah diterima. Ada pun, 2 terlapor yakni Rocky Gerung dan Refly Harun.

"Pada materi LP, ada dua terlapor. RG (Rocky Gerung) dan RH (Refly Harun)," kata Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2023).

Berikut sederet respons sejumlah pihak usai viral video Pengamat Politik Rocky Gerung diduga menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi dihimpun Liputan6.com:

 


1. Presiden KSPSI Sebut Itu Bukan Kebebasan Demokrasi

Pemohon pengajuan uji materi Pasal 222 UU No.7 Tahun 2017, Rocky Gerung (kanan) di depan Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (21/6). (Mereka mengajukan uji materi syarat ambang batas pencalonan presiden. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengaku terkejut dengan orasi Rocky Gerung yang menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan kata-kata yang sangat kasar dan tidak pantas.

Menurut dia, sikap Rocky Gerung tersebut bukan lagi kebebasan dalam demokrasi.

"Itu bukan kebebasan demokrasi tapi kebablasan," kata Andi Gani dikutip dari siaran persnya, Selasa (1/8/2023).

Dia menilai Rocky Gerung sangat tidak pantas melontarkan makian yang sangat kasar seperti itu. Terlebih, kata Andi Gani, Rocky Gerung merupakan seorang akademisi terpelajar.

Andi Gani juga menjelaskan, orasi yang dilakukan oleh Rocky Gerung bukan terjadi di forum KSPSI yang dipimpinnya. Sebab, video tersebut terekam dalam acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh di Bekasi.

Ia menegaskan, konfederasi buruh yang dipimpinnya tidak terlibat dalam Aliansi Aksi Sejuta Buruh yang akan melaksanakan aksi pada 10 Agustus mendatang.

Untuk diketahui, berdasarkan verifikasi Kementerian Ketenagakerjaan, KSPSI pimpinan Andi Gani Nena Wea merupakan konfederasi buruh terbesar di Indonesia.

Terkait rencana aksi, Andi Gani mengaku sudah memiliki agenda aksi buruh tersendiri dengan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

"KSPSI yang saya pimpin juga sudah mempunyai agenda aksi bersama KSPI pimpinan Said Iqbal," jelas Presiden Konfederasi Buruh ASEAN (ATUC) itu.

 


2. Relawan Indonesia Bersatu Desak Polda Metro Jaya Segera Panggil Rocky Gerung

Akademisi Rocky Gerung menyapa saat hadir menjadi saksi pada persidangan Ratna Sarumpaet di PN Jakarta Selatan, Selasa (23/4). Rocky Gerung menjadi salah satu saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum di persidangan kasus berita bohong Ratna Sarumpaet. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lisman Hasibuan mendesak Polda Metro Jaya memproses pengamat politik sekaligus akademisi Rocky Gerung. Menurut dia, pernyataan Rocky Gerung dinilai telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

Selain menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rocky Gerung disebut telah memprovokasi masyarakat untuk menggelar aksi besar-besaran pada 10 Agustus 2023.

"Kita minta hari ini atau besok Polda panggil dia, habis itu tangkap dan tahan Rocky Gerung," kata Lisman dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).

Lisman mengungkit kembali sejumlah pernyataan Rocky Gerung saat berpidato. Ada kata b*jingan, tol*l, pe*gecut.

"Seorang Rocky Gerung mengatakan presiden sebagai b*jingan tol*l atau pengecut," ujar dia.

Bukan cuma itu saja, Lisman mengatakan, Rocky juga menyerukan kepada masyarakat melakukan gerakan 10 Agustus dengan membuat macet jalan tol dan ibu kota.

"Ini maksudnya apa. Apakah mereka punya agenda suatu revolusi untuk ganti presiden, ini kan Sangat berbahaya," ujar dia.

Karenanya, Lisman meminta Rocky Gerung harus mempertanggungjawabkan ucapan di hadapan hukum. Terutama, terkait ucapan Rocky yang menghina simbol negara.

"Ini buat kegaduhan keresahan. Hampir semua respon publik hari ini menghantam dia (Rocky). Selama ini bahasanya dungu kita biarkan, mungkin orang gak ngerti jadi hal biasa. Ini sudah kelewat batas, kira nggak menggangu kritik orang, kita juga suka kritik. Tapi kritik yang konstruktif membangun untuk masyarakat banyak," ucap dia.

Dalam laporannya, Lisman turut menyeret Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Lisman menduga, Refly telah menyebarkan ujaran kebencian dan mengandung keresahan masyarakat.

"Konten itu kan dimasukkan ke channel YouTube-nya Refly Harun," jelas Lisman.

 


3. Polda Metro Gerak Cepat Usai Laporan Diterima

Pengamat politik Rocky Gerung menjadi pembicara dalam diskusi di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (23/7/2019). Diskusi tersebut mengangkat tema " Upaya Mempertahankan Independensi KPK". (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bergerak cepat mengusut kasus dugaan penghinaan terhadap presiden yang menyeret Pengamat Politik Rocky Gerung dan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Laporan dilayangkan Relawan Indonesia Bersatu ke Polda Metro Jaya pada Senin 31 Juli 2023.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menerangkan, laporan telah diterima. Adapun, 2 terlapor yakni Rocky Gerung dan Refly Harun.

"Pada materi LP, ada dua terlapor. RG (Rocky Gerung) dan RH (Refly Harun)," kata Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2023).

Trunoyudo menerangkan, Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dalam hal ini telah memeriksa tiga orang saksi. Diantaranya satu orang merupakan saksi pelapor.

"Dan 2 orang lainnya (saksi yang diajukan pihak pelapor)," jelas Trunoyudo.

Sebelumnya, laporan tercatat dengan Nomor: LP/B/4450/VII/2023/SPKT POLDA METRO JAYA tanggal 31 Juli 2023.

"Alhamdulilah Laporan kami diterima. Hari ini melaporkan resmi Rocky Gerung sama Refly Harun," kata Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lisman Hasibuan di Polda Metro Jaya, Senin malam 31 Juli 2023.

 


4. PDIP Siap Gugat Rocky Gerung

Akademisi Rocky Gerung (Merdeka)

PDI Perjuangan mengutuk pernyataan Rocky Gerung yang menyerang Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, Rocky telah menghasut publik dan menghina kepala negara.

“Kami menilai pernyataan bahwa Presiden itu sebagai “bajin**n yang tol**” adalah puncak kerusakan akhlak, degradasi nalar dan kemandulan akal sehat. Rocky Gerung secara sadar sedang berusaha menghasut publik dengan kata-kata yang sangat menghina, tendensius dan nirbudi pekerti,” kata Hasto dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).

Hasto mengklaim, PDIP menghormati setiap perbedaan pendapat dalam negara demokrasi dan hal tersebut juga menjadi kultur kepemimpinan Jokowi. Namun, ia menilai yang dilakukan Rocky Gerung sudah masuk delik penghinaan terhadap Presiden.

“Tidak bisa lagi dikategorikan sebagai kritik, dan bahkan sudah masuk ke kategori ujaran kebencian. PDI Perjuangan memprotes keras dan meminta Rocky Gerung untuk meminta maaf. Jangan manfaatkan kebaikan Presiden Jokowi yang membangun kultur demokrasi dengan respek terhadap kebebasan berpendapat dan berorganisasi, lalu dipakai mencela Presiden dengan cara-cara yang tidak berkeadaban,” kata Hasto.

Hasto menegaskan, pihaknya akan meminta Badan Bantuan Hukum menyiapkan opsi gugatan terhadap Rocky Gerung atas berbagai pernyataannya yang selama ini banyak kami diamkan, tetapi semakin hari semakin tidak mencerminkan intelektualitasnya dengan pernyataannya yang sembarangan.

“Pak Jokowi tidak hanya Presiden RI. Beliau adalah kader kami. Partai berdiri di depan jika ada yang merendahkan harkat dan martabat presiden,” kata dia.

PDI Perjuangan menilai pernyataan Rocky Gerung di hadapan kelompok buruh, khususnya mengenai berbagai keputusan pemerintahan (eksekutif dan legislatif) Joko Widodo, sebagai hal tak benar, dan cenderung hanya berupaya memprovokasi untuk adu domba.

“Mengingatkan kami akan politik devide et impera yang dahulu dipakai oleh Penjajah. Faktanya, Presiden Jokowi dan pemerintahannya selalu mengedepankan dialog dan berjuang meningkatkan produktivitas buruh dan kesejahteraan buruh,” pungkas Hasto.

 


5. Politisi Muda PDIP Sarankan Rocky Gerung Temui Psikiater

Rocky Gerung mengenakan masker dengan tanda silang (x) saat hadir mendampingi pemeriksaan Direktur Lokataru Haris Azhar di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/3/2022). Haris Azhar diperiksa dalam kasus dugaan fitnah dan pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Politisi muda PDI Perjuangan Brando Susanto bereaksi atas pernyataan Rocky Gerung. Hal itu terkait pernyataan Rocky yang diduga menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Brando Susanto, pernyataan Rocky Gerung sangat tidak etis apalagi sudah menyerang personal Presiden Jokowi dengan kata yang sangat tidak layak dipertontonkan kepada publik.

Masyarakat, Kata Brando, juga harus tetap kritis dalam menilai setiap tindakan dan pernyataan publik figur, termasuk mempertimbangkan efek dari kata-kata atau tindakan mereka bagi masyarakat secara keseluruhan.

“Kritik yang benar harus mampu menunjukkan serangkaian alasan, uraian, arah, usulan bahkan solusi. Rocky Gerung katanya akademisi, kok jarang ngikuti trend politik masa kini, kepuasan masyarakat pada Pak Jokowi di atas 80 persen loh!” ujar Brando, Selasa (1/8/2023)

Brando menilai narasi provokatif yang dilontarkan Rocky Gerung terhadap Jokowi dapat memperkeruh cara pandang masyarakat yang akan melahirkan kebencian, penghakiman, merujuk langsung pada pribadi tanpa memperhatikan hal-hal penting dalam esensi sebuah kritik.

“Sosok seperti RG menunjukkan IQ tidak berbanding lurus dengan EQ,” tegasnya.

Maka dari itu, lanjutnya, perlu ada seni untuk menyampaikan kritik secara baik dan benar serta mampu diterima oleh siapapun, bukan membabi buta tehadap personal seseorang.

"Terkait motivasi dan arah gerakan yang sedang dijalankan Rocky Gerung dengan berbagai cara dan tujuan untuk pembusukan terhadap Presiden Jokowi, saya melihat bahwa Rocky Gerung sedang menelanjangi pola pikirnya sendiri dengan pembualan-pembualan yang merusak nalar masyarakat," terang dia.

Brando kembali menegaskan, Rocky Gerung yang memposisikan diri sebagai oposisi cenderung tidak berkomentar pada kebijakan Presiden Jokowi yang bagus tetapi hanya berbicara dari segi emosional serta kebencian demi kebencian dan kebencian itu terus ditanamkan kepada masyarakat.

"Sepertinya Rocky Gerung punya luka batin masa lalu, karena setiap narasi yang disampaikan penuh kesesatan dan kebencian. Coba ke psikiater barangkali butuh pengobatan," ucap dia.

Lebih lanjut Brando meminta kepada aparat penegak hukum untuk memproses hukum Rocky Gerung yang sudah melakukan penghinaan berlebihan terhadap Presiden Jokowi.

"Presiden Jokowi lahir atas kehendak demokrasi dan mayoritas masyakarat puas dengan kinerjanya. Maka ketika Rocky Gerung melakukan penghinaan terhadap Presiden Jokowi dengan melontarkan bahasa yang sangat tidak beradab maka aparat penegak hukum harus memproses Rocky Gerung. Ini bukan lagi kebebasan demokrasi, tapi kebablasan demokrasi," pungkas Brando.

 


6. Demokrat Nilai Kritik Masih Dalam Batas Wajar, Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe Tertibkan Relawannya

Akademisi Rocky Gerung saat menjadi saksi pada persidangan Ratna Sarumpaet di PN Jakarta Selatan, Selasa (23/4). Rocky Gerung menjadi salah satu saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum di persidangan kasus berita bohong Ratna Sarumpaet. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyayangkan sikap responsif para relawan Jokowi yang melaporkan Rocky Gerung ke Polda Metro Jaya. Para relawan melaporkan Rocky lantaran diduga menghina Jokowi.

“Kita tentu menyangkan respon relawan Jokowi yang antikritik dan sedikit-sedikit merespons dinamika yang sifatnya bentuk diskursus publik ke ranah hukum. Apalagi pimpinan relawan yang akan melaporkan Rocky Gerung ini sebelumnya sempat viral videonya akan menyerang pihak-pihak yang berseberangan dengan Pak Jokowi,” kata dia, Selasa (1/8/2023).

Menurut Kamhar, Jokowi seharusnya bisa turun tangan menghalangi relawan yang melaporkan Rocky.

“Jokowi bisa cawe-cawe untuk menertibkan relawannya. Tak sensitif yang sedikit-sedikit menempuh jalur hukum, dan kemudian terbaca hukum hanya cepat dan tangkas merespon laporan relawan, namun tidak untuk sebaliknya,” ucap dia.

Dia menilai kritik tajam Rocky Gerung yang belakangan menuai polemik masih dalam koridor wajar.

“Kritik yang selama ini disampaikan Rocky Gerung masih dalam batasan yang wajar pada koridor demokrasi dan akademis sebagai penjaga akal sehat publik agar terjaga kewarasan dan keseimbangan di masyarakat,” pungkas Kamhar.

 


7. Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Nilai Rocky Gerung Keliru, IKN Bukan Ambisi Jokowi

Faldo Maldini (Foto: Instagram)

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini menilai Rocky Gerung keliru dalam melihat cara Presiden Joko Widodo atau Jokowi mempertahankan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Faldo mengatakan bahwa hal yang disampaikan Rocky tentang Jokowi merupakan informasi yang sesat dan bohong.

"Saya kira di situ Pak Rocky keliru. Itu informasi yang menyesatkan dan bohong. Faktanya, siapapun Presidennya harus jalankan itu, kecuali UU-nya direvisi bersama DPR. IKN itu amanah UU, bukan ambisi Presiden," jelas Faldo Maldini kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

Dia menekankan bahwa proyek IKN bukan ambisi Jokowi. Faldo mengingatkan bahwa proyek IKN harus dilanjutkan oleh siapa pun presiden Indonesia, sebagaimana tertuang dalam undang-undang

"IKN itu bukan ambisi Pak Jokowi mempertahankan legacy. Itu sudah jadi undang-undang, yang mesti dijalankan," ujarnya.

"Seorang kepala negara mesti menjalankan undang-undang dan peratuaran selurus-lurusnya. Itu isi sumpah Presiden," sambung Faldo.

Dia mengatakan hingga kini belum ada pembicaraan untuk melaporkan Rocky Gerung ke pihak kepolisian terkait ucapannya yang menghina Jokowi. Faldo menuturkan bahwa Jokowi sudah biasa diserang dan dihina oleh berbagai pihak.

"Sejauh ini tidak ada omongan. Jika diserang dan dihina itu kan sudah makanan sehari-hari Bapak Presiden," tutur Faldo.

Infografis Para Penghina Presiden di Media Sosial

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya