Liputan6.com, Jakarta - Anak Pinkan Mambo, Michelle Ashley akhirnya membeberkan kasus pelecehan seksual yang dialaminya dari sang ayah tiri. Sayangnya, dia semakin terpukul lantaran tidak mendapatkan dukungan atau perlindungan dari sang ibu.
Sebaliknya, Pinkan Mambo malah menyalahkan Michelle Ashley atas kejadian tersebut dan tidak berniat untuk membongkar masalah ini ke publik. Michelle pun merasa tak berdaya dan terpaksa menutupi kejadian ini selama bertahun-tahun.
Advertisement
Lantas, apakah sikap Pinkan Mambo ini termasuk victim blaming?
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, menyampaikan bahwa apabila Michelle Ashley memang benar alami pelecehan seksual dari ayah tirinya, kemudian ibunya bersikap terganggu dan menyalahkan anaknya, hal itu bisa dianggap victim blaming.
Pinkan Mambo Dapat Dianggap sebagai Victim Blaming
Victim blaming atau menyalahkan korban adalah tindakan merendahkan korban kejahatan atau kecelakaan dengan cara turut menuntut korban bertanggung jawab atas seluruh atau sebagian kejahatan yang menimpa mereka.
"Kalau anak itu benar-benar dijahati secara seksual, maka tanggapan ibunya, bisa dianggap sebagai victim blaming," ujar Reza saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa 1 Agustus 2023.
Bercermin dari Kasus Michelle Ashley dan Pinkan Mambo
Menurut Reza Indragiri Amriel, sosok ibu semestinya dapat melindungi anaknya yang menjadi korban kejahatan seksual. Dalam hal ini, Pinkan Mambo seharusnya melindungi Michelle Ashley, yang ternyata telah dilecehkan selama bertahun-tahun oleh ayah tiri.
"Inilah bentuk secondary victimization. Sudah jatuh, tertimpa tangga. Dan getir, yang menimpakan tangga justru pihak yang semestinya melindungi si korban," ujar Reza menjelaskan.
"Semestinya, tanpa menunggu laporan dari terduga korban, polisi langsung bekerja. Toh, kejahatan seksual, apalagi terhadap anak, bukan merupakan delik aduan," dia menambahkan.
Michelle Ashley Alami Pelecehan Seksual pada 2018
Seperti diketahui, dugaan pelecehan seksual yang dialami Michelle Ashley (MA) terjadi pada 2018 dan berlangsung selama sekitar tiga tahun hingga tahun 2021. Saat itu, usia Michelle Ashley baru 12 tahun.
Michelle Ashley mengungkap bahwa dia menjadi korban pelecehan oleh suami kedua dari ibunya, Pinkan Mambo.
Awalnya, Michelle ragu untuk menceritakan kejadian tersebut, tapi akhirnya dia memutuskan untuk membuka suara.
"Sebenarnya aku enggan untuk berbicara karena menurutku informasinya agak terlalu berlebihan. Intinya, ada kejadian di dalam keluarga aku di mana aku menjadi korban dari suami kedua ibuku," ujar Michelle Ashley dalam cuplikan podcast bersama Nadia Alaydrus yang diunggah ulang oleh akun lambegosiip pada Rabu 26 Juli 2023.
Advertisement
Negara Harus Beri Perlindungan kepada Anak Korban Pelecehan Seksual seperti Michelle Ashley
Ditegaskan juga oleh Reza Indragiri Amriel, tanpa menunggu selesainya proses hukum, negara harus selekasnya memberikan perlindungan khusus kepada anak yang menjadi korban pelecehan seksual.
"Rinciannya, ada dalam UU Perlindungan Anak," Reza menegaskan.
Kuasa Asuh Orangtua Bisa Dicabut
Pada proses tindak lanjut kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak, kuasa asuh orangtua atas anak bisa saja dicabut.
"Dari sisi perdata, ketika orangtua dinilai tidak kompeten mengasuh anak, termasuk melindungi anak dalam situasi berisiko bahaya, kuasa asuh orangtua atas anaknya itu bisa dicabut. Baik untuk sementara waktu maupun seterusnya," kata Reza.
Pinkan Mambo Tak Terima Dituding Tidak Bela Anak
Pinkan Mambo pun tak terima dituding tidak membela putri kandungnya yang berinisial MA, saat dilecehkan ayah tiri. Netizen lantas menyebut mantan vokalis Ratu bukan ibu yang baik.
MA adalah anak Pinkan Mambo dari pernikahan sebelumnya. Setelah cerai dari ayah kandung MA, Pinkan Mambo nikah lagi. Suami baru inilah yang melecehkan MA hingga bermuara ke pengadilan.
Kepada jurnalis di Jakarta pekan ini, Pinkan Mambo menyatakan, seorang ibu pasti menyayangi anaknya. Dia mengklaim membela MA sebagai korban pelecehan seksual di muka hakim.
"Pasti seorang ibu sayang anak, pasti. Jadi yang mau saya bilang, itu salah total kalau saya enggak membela dia karena suami saya sudah dihukum itu atas saya bela M di pengadilan," kata Pinkan Mambo yang merasa nasibnya bagai sudah jatuh tertimpa tangga ditabrak truk.
"Makanya saya sudah serahkan kepada negara yang terbaik bagaimana. Saya merasa dirugikan di sini karena selama dia di dalam, saya tiga tahun membesarkan anak lima. Anak saya bukan M saja," dia menambahkan.
Melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi, Senin (31/7/2023), Pinkan Mambo mengimbau masyarakat Indonesia melihat kasus ini secara jernih.
Advertisement