Chandra Asri Petrochemical Catat Pendapatan USD 1,07 Miliar

Adapun pendapatan Chandra Asri Petrochemical (TPIA) hingga semester I 2023 berasal dari segmen bisnis polyolefin yakni sebesar USD 728,94 juta.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Agu 2023, 18:05 WIB
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri)

Liputan6.com, Jakarta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengumumkan kinerja keuangan periode enam bulan yang berakhir pada akhir Juni 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (1/8/2023), pendapatan TPIA turun 19,54 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi USD 1,07 miliar pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, pendapatan TPIA berada di level USD 1,33 miliar.
 
Adapun pendapatan TPIA hingga semester I 2023 berasal dari segmen bisnis polyolefin yakni sebesar USD 728,94 juta. Bisnis olefin juga memiliki kontribusi besar bagi pendapatan TPIA senilai USD 419,33 juta.
 
Sementara itu, beban pokok pendapatan TPIA menurun 23,30 persen yoy dari USD 1,33 miliar pada semester I 2022 menjadi USD 1,02 miliar pada semester I 2023.
 
Beban penjualan TPIA juga ikut turun 14,72 persen yoy menjadi USD 31,74 juta pada semester I 2023, dibandingkan semester I 2022 sebesar USD 37,22 juta.
 
Di samping itu, TPIA mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar USD 6,31 juta pada semester I 2023, berbanding terbalik dengan semester I 2022 yang mana TPIA meraih laba kurs mata uang asing USD 844.000.
 
Hingga semester I 2023, TPIA masih mencatatkan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 586.000 atau menurun 99,09 persen yoy dibandingkan rugi bersih pada semester I 2022 sebesar USD 64,62 juta.
 
Kemudian, Chandra Asri memiliki jumlah aset senilai USD 5,01 miliar pada akhir semester I 2023. Angka tersebut tumbuh 16,78 persen dibandingkan akhir 2022 lalu sebesar USD 4,92 miliar. 
 
Liabilitas naik menjadi USD 2,16 miliar pada kuartal II 2023 dari tahun sebelumnya USD 2,12 miliar. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 naik menjadi USD 2,84 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 2,80 miliar.
 
 
 
 

Investasi Chandra Asri

Salah satu Pabrik PT Chandra Asri Petrochemical (Sumber: www.chandra-asri.com)

Pada Juni 2023, Chandra Asri melalui anak usahanya, yakni Krakatau Daya Listrik, telah menyetujui untuk berinvestasi hingga USD 200 juta.  Melalui KDL, Chandra Asri meningkatkan kepemilikannya dalam Krakatau Posco Energy (KPE), dari 10 persen menjadi 45 persen. 

Hal ini dilakukan agar bisa berinvestasi bersama dengan Krakatau Posco untuk membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt (MW) setelah final investment decision diambil. 

"Langkah ini mengukuhkan komitmen perseroan untuk memperdalam kemitraan strategis dan memperkuat posisinya sebagai investor kunci dalam sektor energi," ungkap Suryandi.

Dia menambahkan, Chandra Asri terus melakukan perkembangan dalam perjalanan Environmental, Social, dan Governance (ESG).

"Perseroan telah tergabung ke dalam Indeks IDX ESG Leaders seperti yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berada dalam 1 persen teratas dalam kelompok industri secara global, sesuai peringkat dari Sustainalytics, lembaga peringkat ESG internasional," tukas Suryandi.


Kinerja Kuartal I 2023

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Emiten milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil membalikkan rugi bersih menjadi laba bersih pada kuartal I 2023. Pada periode tersebut, Chandra Asri Petrochemical mencatatkan laba bersih USD 8,5 juta atau Rp 128,66 miliar (asumsi kurs Rp 15.014 per dolar AS), dibandingkan dengan rugi bersih sebesar USD 11,1 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar USD 502,3 juta atau Rp 7,54 triliun dan EBITDA positif sebesar USD 66,1 juta, dibandingkan dengan EBITDA sebesar USD 24,1 juta pada kuartal I 2022, atau peningkatan sebesar 174 persen.

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi menjelaskan, kuartal I 2023 menandai titik balik industri petrokimia. Pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global, yang ditandai dengan kenaikan yang signifikan pada tingkat produksi Asia Tenggara, dan pembukaan kembali China setelah diangkatnya restriksi terkait COVID-19. 

“Chandra Asri tetap teguh dalam ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat, juga mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya,” kata Suryandi dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (20/6/2023)

Pada 31 Maret 2023, perseroan memiliki liquidity pool sebesar USD 2,3 miliar yang terdiri dari kas dan setara kas sebesar USD 881 juta, Surat Berharga USD 997 juta, dan Fasilitas Committed Revolving Credit sebesar USD422 juta.

Sementara itu, pada 27 Februari 2023, perseroan berhasil mengakuisisi 70 persen saham di Krakatau Daya Listrik (KDL, bisnis ketenagalistrikan) dan 49 persen saham di Krakatau Tirta Industri (KTI, bisnis air) melalui special purpose vehicle, PT Chandra Daya Investasi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya