Hamdi Ulukaya Raih Gelar Miliarder Tanpa Perencanaan Bisnis

Ulukaya mengalaminya secara langsung. Dia pindah ke AS pada 1994 tanpa banyak uang, berasal dari “gaya hidup suku” di Turki, di mana dia dibesarkan dalam keluarga peternak sapi perah nomaden.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 06 Agu 2023, 21:00 WIB
Ingin sejahterakan 2000 karyawannya, Hamdi Ulukaya pun tak segan memberikan 10% saham industri yogurt miliknya.

Liputan6.com, Jakarta Hamdi Ulukaya, pendiri sekaligus CEO Chobani, perusahaan yogurt di Amerika Serikat (AS), mampu mengubah hidupnya dari seorang peternak sapi menjadi miliarder. Menariknya, mewujudkannya ambisinya menjadi orang kaya di dunia tanpa mengikuti rencana.

Miliarder yang kini berusia 50 tahun itu mengatakan dalam episode baru-baru ini dari podcast ReThinking dengan psikolog Adam Grant bahwa kemampuan beradaptasi membantu mendorongnya sukses. Dia pun merekomendasikan agar orang lain mempelajari keterampilan tersebut.

“Membuat rencana bukanlah hal yang saya sukai,” kata Hamdi Ulukaya kepada Grant seperti melansir CNBC Make It, Minggu (6/8/2023).

″Ketika berpegang pada rencana, Anda membuat semacam garis kaku dan tidak melihat dimensi kemungkinan.”

Di samping itu, memang banyak ahli melihat perencanaan sebagai alat penting untuk sukses karena dapat membantu tetap fokus dan membuat Anda bertanggung jawab sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Akan tetapi, terlalu bergantung pada sebuah rencana juga dapat menempatkan Anda di dalam kotak, sehingga tidak mungkin untuk beradaptasi jika keadaan yang berubah membuat rencana awal Anda menjadi usang.

Ulukaya mengalaminya secara langsung. Dia pindah ke AS pada 1994 tanpa banyak uang, berasal dari Turki, di mana dia dibesarkan dalam keluarga peternak sapi perah nomaden.

Dia mengambil pekerjaan di sebuah peternakan di bagian utara New York saat bersekolah.Bekerja di peternakan ini menjadi caranya untuk memenuhi kebutuhan.

Bertahun-tahun kemudian, Ulukaya menemukan sebuah iklan penjualan sebuah pabrik yogurt yang lengkap. Ia pun langsung membelinya.

“Saya membuat rencana bisnis pertama yang ditulis untuk Small Business Administration. Rencana tersebut harus dibuat untuk bisa membeli seluruh pabrik. Ini adalah pertama kalinya saya melakukannya,” katanya.

“Dan tidak ada yang mengingat rencana itu enam bulan setelah saya menjalankan pabrik. Itu adalah sebagian kecil dari apa yang telah kami lakukan dalam enam sampai tujuh bulan pertama.”

 


Tak Sesuai Rencana Bukan Masalah

Hamdi Ulukaya CEO Chobani (Foto: wnd)

Kemudian Ulukaya tinggal di pabrik itu selama lima tahun, bekerja keras dan beradaptasi dengan perubahan, seperti Resesi Hebat 2007. Dia mengatakan penjualan perusahaan mencapai USD 1 miliar pada 2012.

Menurut Ulukaya, dia tidak mengetahui seluk beluk bisnis sejak awal kariernya. Tidak mengikuti norma perencanaan sebagai pemilik bisnis justru menguntungkannya.

“Tidak tahu adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada saya, karena jika saya mengetahui semua hal itu dan membuat segala macam perhitungan, saya mungkin akan meragukan diri saya sendiri,” katanya.


Tim Cook Juga Sama

CEO Apple Tim Cook memegang iPhone 12 Pro baru saat acara Apple di Apple Park, Cupertino, California, Amerika Serikat, 13 Oktober 2020. Apple meluncurkan seri iPhone 12 yang mendukung teknologi seluler 5G. (Brooks KRAFT/Apple Inc./AFP)

Namun, Ulukaya bukan satu-satunya yang membuang kebijaksanaan konvensional dalam membangun rencana karier. CEO Apple Tim Cook memiliki pandangan serupa.

Sebagai bagian dari kurikulum MBA di Duke University, Cook harus menulis rencana 25 tahun, katanya kepada mahasiswa dan alumni pada reuni kelasnya pada 2013. Bertahun-tahun kemudian, dia menemukan rencana itu tersimpan dalam sebuah kotak.

“Saya akan mengatakan itu cukup akurat selama 18 hingga 24 bulan setelah ditulis,” kata Cook.

“Tidak ada, satu hal pun di dalamnya, yang akurat pasca itu. Tidak satu hal pun.”

Enam belas tahun sejak peluncuran Chobani, Ulukaya berkata bahwa dia sekarang harus memiliki tingkat kesiapan tertentu saat menjalankan perusahaan besar, tetapi dia bersumpah untuk tidak pernah kaku dalam mengikuti rencana.

“Saya berjuang dengan hal semacam itu, tentu saja, sekarang dengan saya menjalankan perusahaan besar dan saya harus membuat beberapa rencana,” katanya. “Tapi saya tidak pernah mengunci diri saya di dalamnya. Saya tidak pernah mengunci diri saya di penjara itu.”

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya