Prof. Yudian: 227 Pejabat dan Pegawai BPIP Siap Jadi Bapak Asuh untuk Anak Stunting

Prof. Yudian mengatakan bahwa 227 Pejabat dan pegawai BPIP siap menjadi Bapak, Ibu, dan kakak asuh anak stunting dengan melalukan pendampingan dan pemenuhan kebutuhan anak stunting selama enam bulan.

oleh Fachri pada 01 Agu 2023, 19:30 WIB
Peluncuran Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Selasa (1/8/2023). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. mengatakan bahwa 227 Pejabat dan pegawai BPIP siap menjadi Bapak, Ibu, dan kakak asuh anak stunting dengan melalukan pendampingan dan pemenuhan kebutuhan anak stunting selama enam bulan. Seluruh pejabat tersebut pun terdiri dari unsur pimpinan atau pegawai BPIP.

"Kita berharap, niat dan ikhtiar yang kami mulai ini dapat menjadi gerakan bersama pemerintah pusat dan daerah sehingga kita dapat berkontribusi secara nyata, demi mewujudkan Pancasila dalam tindakan yang mampu menjamin anak-anak kita tumbuh optimal, menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan juga unggul," katanya saat peluncuran Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Selasa (1/8/2023).

Prof. Yudian juga mengungkapkan, percepatan penurunan angka stunting merupakan ikhtiar mewujudkan manusia Indonesia yang unggul sebagai gerakan Pancasila. Untuk itu, hal tersebut perlu dikoordinasikan secara internal dan eksternal bersama-sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat secara luas.

“BPIP bekerja sama dengan BKKBN dan beberapa kementerian/lembaga dan BPIP bersama para pemangku kepentingan berkomitmen untuk menjalankan arahan bapak presiden guna mencapai target penurunan angka stunting di angka 14% pada tahun 2024, yang sebelumnya menyentuh angka 37% di tahun 2014, dan 21,6% di tahun 2022," ungkapnya.


Wujud Nyata Penurunan Stunting

Peluncuran Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Selasa (1/8/2023). (Foto: Istimewa)

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam RI), Prof. Dr. Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P. mengungkapkan bahwa Gerakan Bapak, Ibu, dan Kakak asuh stunting yang dilakukan BPIP merupakan wujud nyata terhadap penurunan stunting yang harus diteladani.

“Perannya sangat tepat untuk mengubah pola hidup dan pola makan yang seimbang dan gerakan ini wujud nyata. Semangat gotong royong yang dimiliki Bangsa kita," ungkapnya.

“Jika yang lain ikut gerakan ini, setiap anak stunting dapat mendapatkan bapak asuh dalam penanganan dan pendampingan. Mari kita bangun kembali semangat gotong royong agar kita semakin kuat dan semakin kuat," tambah Mahfud.

Dirinya juga menuturkan bahwa Indonesia harus menjadi negara yang sehat karena Indonesia menargetkan pada tahun 2045 akan menjadi Indonesia emas yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

“Ciri-cirinya, pertama, angka kemiskinan rendah dalam hitungan yang ilmiah-rasional. Indonesia itu tahun 2045 akan menjadi negara keempat atau kelima setelah Amerika Serikat dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan kita sekarang ke-20 dan tahun 2035 diperkirakan akan menjadi negara keenam atau ketujuh di dunia," tuturnya.

 


Program RB Tematik

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menyampaikan skema pemindahan ini sudah dibahas pada sidang kabinet. (Dok Kementerian PANRB)

Menteri PAN RB, Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa program pemerintah atau birokrasi harus berdampak dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dirinya menekankan, pengentasan stunting merupakan program RB tematik yang strategis dan menyasar terhadap penyelesaian permasalahan Indonesia saat ini.

“Sebagaimana arahan bapak presiden, birokrasi harus berdampak, maka kami lakukan pengukuran. Ada 4 cluster, kemiskinan, investasi, penanganan inflasi, belanja produk dalam negeri melalui e-katalog," jelasnya.

"Dengan data yang terintegrasi, penanganan stunting akan lebih mudah dan efektif," imbuh Anas.

Ia pun mengapresiasi kegiatan gotong royong percepatan penurunan stunting yang dilakukan oleh BPIP dan berharap agar kehadiran BPIP menjadi bukti konret.

“Mudah-mudahan kehadiran BPIP menjadi bukti konkret penanganan pemerintah terhadap stunting. Tidak hanya di hulu, tapi juga langsung menyasar kepada masyarakat," ucap Anas.


Masyarakat Gotong Royong

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)

Selain itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak tantangan, di antaranya, luas wilayah, anggaran, dan sebagainya. Ia mengatakan, kekuatan yang dimiliki Banyuwangi adalah masyarakat yang goyong royong.

“Inilah Pancasila dalam tindakan. Oleh karena itu saya sangat terima kasih kepada BPIP yang telah menyelenggarkan kegiatan di Banyuwangi dan ini menjadi semangat bagi kami," sebutnya.

“Kami juga sudah mengintervensi kasus-kasus stunting dan under weight sesuai dengan kebutuhan anak-anak tersebut. Ini bentuk kerja gotong royong masyarakat Banyuwangi," tambah Ipuk.

Dirinya pun berharap agar kegiatan yang digelar oleh BPIP dapat berdampak bagi penurunan stunting.

“Mudah-mudahan dukungan BPIP yang mengangkat bapak asuh anak stunting di Kabupaten Banyuwangi bisa lebih berdampak lagi bagi penurunan stunting," ujar Ipuk.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya