Liputan6.com, Beijing - Hujan deras yang memicu banjir parah di sekitar Beijing, China, menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan 27 lainnya hilang. Laporan tersebut diungkapkan pemerintah pada Selasa (1/8/2023).
Ratusan ribu orang telah dievakuasi ke sekolah-sekolah dan bangunan umum lainnya di pinggiran Kota Beijing dan di kota terdekat, Tianjin dan Zhuozhou.
Advertisement
Beijing biasanya mengalami Musim Panas yang kering, namun berbeda dengan tahun ini. Sementara China selatan mengalami banjir yang luar biasa parah, bagian lain negara itu menderita kekeringan.
Air berlumpur menghanyutkan mobil-mobil di Distrik Mentougou di tepi barat Beijing.
"Mobil-mobil yang diparkir di jalan hanyut dan tersapu," ungkap warga bernama Liu Shuanbao seperti dilansir AP, Rabu (2/8). "Beberapa mobil yang diparkir di belakang gedung apartemen saya menghilang hanya dalam satu menit."
Pada Selasa, pekerja darurat menggunakan buldoser untuk membersihkan jalan-jalan berlumpur.
"Baik pejabat maupun orang biasa tidak menyangka hujan akan begitu deras," ujar warga Mentougou lainnya, Wu Changpo. "Ada banyak tanah longsor dan desa-desa terendam. Saya berulang kali menangis melihat berbagai laporan."
Kantor berita Xinhua menyebutkan bahwa 11 kematian terjadi di Beijing. Adapun sembilan lainnya meninggal di Provinsi Hebei.
Banjir Terparah di China
Presiden Xi Jinping telah mengeluarkan perintah bagi pemerintah daerah untuk maksimal menyelamatkan mereka yang terjebak dan meminimalkan korban jiwa serta kerusakan harta benda.
Banjir paling mematikan dan merusak di China dalam sejarah modern terjadi pada tahun 1998, ketika 4.150 orang meninggal, sebagian besar di sepanjang Sungai Yangtze.
Pada tahun 2021, lebih dari 300 orang tewas akibat banjir di Provinsi Henan. Rekor curah hujan menggenangi ibu kota provinsi Zhengzhou pada 20 Juli tahun itu, mengubah jalan menjadi sungai yang deras dan membanjiri setidaknya sebagian dari jalur kereta bawah tanah.
Advertisement