Liputan6.com, Gorontalo - Akhir-akhir ini, Provinsi Gorontalo tengah dilanda cuaca ekstrem atau warga Gorontalo menyebutnya angin timur. Panas yang disertai angin kencang membuat warga merasa was-was. Terlebih bagi warga yang tinggal di bagian pesisir laut teluk tomini sangat merasakan dampaknya.
Angin kencang disertai gelombang laut tinggi berimbas pada aktivitas para nelayan di Gorontalo. Mayoritas nelayan memilih untuk tidak dulu melaut karena kondisi cuaca tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Namun, tidak dengan dua warga Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut). Nelayan bernama Rustam Mootalu(60) bersama Arman Rajawali (40) nekat turun melaut.
Meskipun gelombang laut lagi tinggi, mereka mengabaikan itu. Sebelum turun melaut pada 27 Juli 2023 tersebut, keduanya tidak merasakan firasat apa pun.
Rencananya, kedua nelayan nekat itu akan kembali pada 29 Juli 2023. Namun kenyataannya, pada tanggal yang ditentukan, keduanya tak kunjung kembali.
Pihak keluarga mulai khawatir, jika keduanya mengalami kecelakaan di laut teluk tomini. Akhirnya pihak keluarga memutuskan melaporkan kejadian ini ke pihak Basarnas Gorontalo.
Berdasarkan laporan yang masuk ke Basarnas Gorontalo, akhirnya pada 1 Agustus 2023, tim pencari mulai melakukan penyisiran. Penyisiran dilakukan di beberapa lokasi yang menjadi tempat terakhir korban terlihat oleh nelayan lainnya.
PH Kepala Kantor SAR Gorontalo yang juga Kasubsi Sumber daya, Asmar, mengatakan, bahwa setelah mendapatkan laporan, tim langsung mendatangi lokasi dan melakukan pencarian. Diduga kuat para korban diterjang gelombang tinggi.
"Awalnya tim kami dibagi menjadi dua. Satu tim menggunakan RIB 02 Gorontalo sementara tim kedua menggunakan rescue car type 1 melewati jalur darat,” kata Asmar.
Saat tim pencari melakukan penyisiran, Basarnas Gorontalo mencoba berkomunikasi dengan Kantor Sar Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Tiba-tiba, Rabu, 2 Agustus 2023 Basarnas Gorontalo mendapatkan informasi jika kedua korban kini berada di Perairan Sulut.
Kantor SAR Manado berangkat dari Dermaga Likupang, Sulut menuju lokasi untuk melakukan evakuasi. Didapati, korban tersangkut rakit nelayan pada koordinat 2°6'00”N - 123°36'00”E.
"Hingga saat ini pukul Rabu basarnas Gorontalo belum menerima Update kondisi kedua korban. Saat ini mereka tengah melakukan evakuasi," ia menandaskan.
Apa itu Angin Timur
Angin Timur adalah angin yang berembus dari arah Timur dan hawanya cukup panas. Biasanya bertiup secara perlahan, hanya sesekali saja yang agak kencang.
Angin Timur bertiup terjadi pada Juli hingga September atau saat terjadi musim kemarau. Pada masa-masa ini laut bergelombang dan ikan sangatlah kurang didapatkan nelayan.
Kondisi angin timur juga masyarakat memilih tidak mencari ikan ke laut lepas. Tetapi hanya ke laut yang ada di pulau-pulau kecil saja.
"Kalau kita memaksa untuk melaut, pasti tidak akan sampai ke tujuan, perahu kita akan dihempas oleh angin dan ombak hingga ke daratan," imbuhnya.
"Jadi, saat angin timur tiba, kita hanya bisa pasrah. Tidak mau ambil resiko. Kami yakin, setiap angin timur pasti ikan di Gorontalo mahal," ia menandaskan.
Advertisement