7 Alasan Mengapa Beberapa Orang Merasa Sakit Lebih Parah Daripada yang Lain

Rasa sakit adalah hal yang wajar dialami oleh manusia, tetapi mengapa beberapa orang merasa sakit lebih parah daripada yang lain?

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 02 Agu 2023, 19:40 WIB
Ilustrasi sakit. Credits: pexels.com by Andrea Piacquadio

Liputan6.com, Jakarta Rasa sakit adalah hal yang wajar dialami oleh manusia. Tetapi, mengapa beberapa orang merasa sakit lebih parah daripada yang lain? Beberapa orang kadang-kadang merasakan rasa sakit lebih kuat dibandingkan orang lain.

Rasa sakit sebenarnya memiliki peran sebagai pelindung tubuh. Ketika merasakan sakit, tubuh memberikan peringatan agar kita bisa menghindari bahaya potensial. Seperti saat merasa lapar dan haus, rasa sakit memotivasi kita untuk mencari cara mengatasinya. Semua rasa sakit itu nyata, tak peduli penyebabnya, dan kebanyakan rasa sakit berasal dari masalah kesehatan.

Tetapi, rasa sakit juga terpengaruh oleh aspek emosi, cara berpikir, dan lingkungan sosial. Setiap orang bisa merasakan rasa sakit dengan berbeda-beda. Bahkan pada individu yang sama, rasa sakit bisa berubah-ubah tergantung pada situasi yang dihadapi. 

Faktor-faktor ini membantu menjelaskan mengapa pengalaman rasa sakit seseorang bisa berbeda dengan orang lain. Berikut alasan mengapa beberapa orang merasakan sakit yang lebih, dirangkum Liputan6.com dari laman themindsjournal.com, Rabu (2/8/2023).


1. Ketakutan Terhadap Rasa Sakit

ilustrasi kesakitan (pexels.com/@polina-zimmerman)

Beberapa orang merasa sakit lebih kuat karena mereka memiliki ketakutan atau kecemasan terhadap rasa sakit itu sendiri. Ketika sakit, mereka cenderung merasa khawatir, takut, atau frustasi. Mereka mungkin juga terus memikirkan kemungkinan buruk seperti, "Apakah ini tanda penyakit serius pada perut saya?"

2. Perhatian Terhadap Rasa Sakit

Rasa sakit membutuhkan perhatian, dan jika seseorang sangat fokus pada sensasi sakit, maka rasa sakit tersebut bisa terasa lebih kuat. Rasa sakit yang mengganggu perhatian bisa dinilai sebagai ancaman, dan hal ini membuat orang lebih waspada dan berusaha mengatasi cedera atau sakit itu.

3. Interpretasi

Setelah merasa sakit, kita akan menggunakan proses berpikir untuk menafsirkan apa artinya rasa sakit tersebut. Beberapa orang bisa mengalami rasa sakit ringan tapi merasakannya sebagai rasa sakit yang parah, atau sebaliknya. Mereka mungkin membayangkan hal terburuk yang bisa terjadi (merenungkan rasa sakit), yang membuat rasa sakitnya terasa lebih kuat. Oleh karena itu, cara kita menafsirkan rasa sakit bisa mempengaruhi pengalaman kita.


4. Penghindaran Rasa Sakit

Ilustrasi anak mengalami ketakutan. (Photo by Caleb Woods on Unsplash)

Ketakutan akan rasa sakit bisa membuat orang menghindari situasi atau aktivitas yang berhubungan dengan rasa sakit. Ini bisa membantu pada awalnya, tetapi menghindari rasa sakit terus-menerus justru bisa membuat rasa sakit semakin terasa parah.

Contohnya, seseorang yang merasa sakit di punggung saat  melakukan yoga mungkin akan menghindari yoga atau olahraga secara keseluruhan. Menghindari rasa sakit berakibat pada hilangnya kesenangan dalam hidup. Terapi eksposur atau menghadapi aktivitas yang dihindari karena rasa sakit telah terbukti membantu mengurangi rasa sakit.

5. Harapan

Pengalaman rasa sakit bisa dipengaruhi oleh harapan kita. Kadang-kadang, harapan kita bisa menjadi kenyataan, bahkan ketika ada bukti sebaliknya. Itulah mengapa plasebo bisa begitu efektif, karena orang percaya akan manfaatnya tanpa efek samping.

6. Efek dari Cinta

Emosi cinta juga bisa mengurangi persepsi rasa sakit. Rasa aman dan kasih sayang dari pasangan dapat meredakan rasa sakit. Contohnya, penelitian menunjukkan bahwa merangkul tangan pasangan bisa mengurangi rasa sakit. Orang yang banyak memikirkan pasangan romantisnya juga bisa merasakan lebih sedikit rasa sakit.


7. Musik dan Persepsi Rasa Sakit

Ilustrasi Seseorang Mendengarkan Musik (sumber: unsplash)

Musik memiliki peran penting dalam meredakan rasa sakit. Musik mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan mengurangi rasa sakit. Musik yang menyenangkan juga bisa memicu kenangan positif dan mempengaruhi mood serta kemampuan mengatasi rasa sakit. Mendengarkan musik yang menyenangkan juga bisa membuat waktu terasa lebih cepat berlalu.

Jadi, musik bisa mengalihkan perhatian dari rasa sakit dan meningkatkan suasana hati. Jika seseorang merasa cemas, musik yang menenangkan bisa membantu mengurangi persepsi rasa sakit. Dan tentu saja, preferensi musik juga berpengaruh; jika seseorang  tidak menyukai musik klasik, musik tersebut mungkin tidak memiliki efek yang sama untuk orang tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya