Ketum Majelis Dzikir Hubbul Wathon Berharap Pemilu 2024 Berjalan Damai

Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, tahun politik dan hajatan demokrasi sebentar lagi digelar.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Agu 2023, 22:10 WIB
Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj dalam acara Dzikir dan doa bersama ini merupakan acara pertama yang mengawali rangkaian agenda peringatan HUT ke-78 RI di Istana Negara. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, tahun politik dan hajatan demokrasi sebentar lagi digelar.

Melalui dzikir yang kini menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara ini pihaknya berharap tahun politik dan hajatan demokrasi 2014 berjalan damai.

"Dengan dzikir, semoga tahun politik dan hajatan demokrasi yang sebentar lagi akan berlangsung di negeri ini dapat berjalan dengan damai, tidak ada ujaran kebenciaan, tidak ada adu domba, dan tidak ada saling sikut-menyikut. Yang ada adalah semua berjalan baik dan sejuk," kata dia dalam keterangan yang diterima, Rabu (2/8/2023).

Menurut Kiai Musthofa, sebagai sebuah tradisi baik dan agung dalam mengawali bulan kemerdekaan, pihaknya berharap dzikir di Istana Negara tidak pernah berhenti, namun terus lestari hingga sampai kapan pun.

"Kita diperintahkan oleh Allah swt agar kita membangun negara untuk kesejahteraan rakyat. Namun, pembangunan punya syarat mutlak, yaitu keamanan. Jika negara tidak aman, maka tidak mungkin kita bisa membangun. Karena itu, kita harus punya andil menciptakan negara yang aman, sejahtera, dan damai," kata dia.

Kiai Musthofa menuturkan, sebagai negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia kini menjadi contoh bagi negara-negara lain, bahkan negara-negara Timur Tengah. Sebab, meskipun di Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama, namun mampu menunjukkan Islam yang ramah dan toleran.

"Antara ulama dan umara saling menghormati dan mengisi, saling bahu-membahu untuk menciptakan kedamian dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia ulama dan umara bisa duduk bersama saling menghormati satu sama lain," kata dia.

"Kita lihat di Aljazair, Maroko, Turki dan negara Arab lainnya, khutbah saja harus punya kartu izin khatib. Kalau tidak, maka dilarang khutbah. Di Indonesia begitu nikmatnya. Khutbah bisa jam berapa saja, dzikir bisa kapan saja, bahkan di Istana pun ada dzikir. Ini sungguh luar biasa dan patut kita syukuri," jelas dia.

 


Berterima Kasih ke Presiden Jokowi

Oleh karena itu, pihaknya sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menginstruksikan dan mengagendakan dzikir menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara.

"Sekali lagi, kami haturkan terima kasih kepada bapak Presiden yang terus mensupport terlaksananya dzikir di Istana Negara dan memberikan mandat kepada Majelis Dzikir Hubbul Wathon. Sampai saat ini, dzikir di Istana Negara sudah berlangsung sebanyak lima kali," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya