Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 2 Agustus 2023 seiring penurunan peringkat utang dari AAA menjadi AA+ oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch.
Fitch mengutip “penurunan standar tata kelola yang stabil” sebagai alasan utama dibalik keputusannya pada Selasa malam, 2 Agustus 2023. Demikian dikutip dari CNN, Kamis (3/8/2023).
Advertisement
Keputusan tersebut juga menekan wall street. Hal ini seiring aksi jual besar-besaran yang dipimpin oleh sektor saham teknologi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 348 poin atau hampir 1 persen ke posisi 35.282,52. Indeks S&P 500 tergelincir 1,38 persen atau 63,34 poin ke posisi 4.513,39. Indeks Nasdaq susut 2,17 persen atau 310,47 poin ke posisi 13.973,45. Penurunan indeks tersebut menunjukkan kinerja terburuk sejak Februari.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak November 2022. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah, sehingga penurunan obligasi meningkatkan imbal hasil.
Saham raksasa teknologi yakni Amazon, Meta, Microsoft, Tesla, Nvidia, dan Apple memimpin penurunan pasar. Sektor saham teknologi yang sangat maju sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Di sisi lain, musim laporan keuangan sudah lebih dari setengah jalan. Sekitar 82 persen dari perusahaan S&P 500 telah mengalahkan harapan, menurut data FactSet.
Saham CVS naik hampir 3,3 persen setelah mengalahkan harapan laba. Saham Kraft Heinz juga menguat lebih dari 1,2 persen setelah melaporkan harga lebih tinggi menyebabkan perlambatan permintaan konsumen.
Sementara itu, Shopipy, PayPal, Occidental Petroleum, MetLife, DoorDash, Clorox, MGM Resorts, Marathon Oil, Zillow, Etsy dan Robinhood melaporkan laba setelah penutupan pasar.
Adapun Agustus secara historis menjadi bulan yang buruk bagi pasar karena begitu banyak investor yang berlibur dan volume perdagangan menurun. Aktivitas yang berkurang ini dapat menyebabkan peningkatan volatilitas.
Suku Bunga Hipotek Naik
Di sisi lain, suku bunga hipotek naik pada Rabu, 2 Agustus 2023 menyusul penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch.
Imbal hasil treasury bertenor 10 tahun naik ke posisi tertinggi sejak November. Tingkat bunga hipotek 30 tahun cenderung mengikuti imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun.
“Apa yang terjadi terkait dengan penurunan peringkat utang Amerika Serikat telah benar-benar menaikkan beberapa biaya pinjaman,” ujar Ekonom National Association of Realtors, Lawarence Yun.
Akan tetapi, Yun mempertanyakan seberapa serius pengumuman itu.
“Saya tidak yakin apakah ini benar-benar pernyataan yang serius untuk menurunkan peringkat utang. Semua orang tahu jika Anda membeli obligasi pemerintah AS, Anda dapat yakin akan kembali dibayar,” tutur dia.
Yun menuturkan, meskipun kadang-kadang ada penutupan operasional pemerintah AS atau permainan politik, jarang ada kepanikan nyata tentang utang AS.
“Bahkan jika penundaan beberapa hari atau beberapa minggu. Semua orang tahu pemerintah AS akan membayar kembali orang-orang yang membeli obligasi pemerintah tersebut,” tutur dia.
Tanpa penurunan peringkat ini, Yun antisipasi tingkat hipotek akan bergerak lebih rendah menjelang akhir tahun karena inflasi terus menurun.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 1 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 1 Agustus 2023. Indeks S&P 500 melemah pada awal Agustus seiring investor menavigasi serangkaian laporan laba perusahaan dan menilai sejumlah data ekonomi baru.
Dikutip dari CNBC, Rabu (2/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 0,27 persen ke posisi 4.576,73. Indeks Nasdaq susut 0,43 persen ke posisi 14.283,91. Indeks Dow Jones naik 71,15 poin atau 0,2 persen menjadi 35.630,68. Pada awal sesi perdagangan, indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi sejak Februari 2022.
Sementara itu, raksasa farmasi Merck susut 1,3 persen setelah melaporkan kerugian lebih kecil dan pendapatan yang melebihi harapan berkat penjuatlan Keytruda. Di sisi lain, saham Caterpillar membukukan kinerja yang kuat sehingga mendorong saham naik 8,9 persen.
Saham Pfizer merosot 1,2 persen setelah membukukan hasil yang beragam akibat anjloknya penjualan produk COVID-19. Sedangkan saham Uber turun 5,7 persen seiring kinerja yang beragam. Selain itu, saham JetBlue anjlok setelah memangkas panduan karena melambatnya perjalanan domestik.
Direktur Pelaksana Mariner Wealth Advisors, Tim Lesko mengaitkan sebagian besar pergerakan pada perdagangan Selasa pekan ini seiring kondisi jenuh beli. Hal ini mengingat kekuatan pasar tahun ini dan musim laba kuartalan yang solid sejauh ini.
“Kami memiliki pasar yang sangat kuat selama berhari-hari sehingga Anda mendapatkan serangkaian rekor tertinggi pada indeks, pada dasarnya, apa yang terasa seperti reli bantuan kalau malapetaka ekonomi tidak menimpa kita,” tutur dia.
Ia menambahkan, setiap koreksi yang dilihat pada titik ini sebagai pasar yang agak jenuh beli di wall street karena musim laba sebagian besar kuat.
Bakal Ramai Rilis Laporan Keuangan
Pekan ini menandai rangkaian hasil kuartal II tersibuk dengan lebih dari 160 konstituen S&P 500 dijadwalkan rilis laporan keuangan.
Lebih dari separuh perusahaan di indeks S&P 500 melaporkan kinerja keuangan, dengan 82 persen melampauai harapan laba, berdasarkan FactSet. Hal ini memicu beberapa harapan kalau ekonomi akan dapat hindari resesi karena inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Terlepas dari kinerja sejauh ini, analis bersiap untuk penurunan laba 7,1 persen dari tahun lalu, menurut FactSet, dan penurunan laba kuartal III berturut-turut.
Wall street juga menilai serangkaian indikator ekonomi kritis baru yang menawarkan lebih banyak wawasan tentang keadaan ekonomi. Itu termasuk data lowongan pekerjaan yang datang sedikit di bawah harapan dan data manufaktur yang menunjukkan kontraksi lanjutan.
Sementara itu, saham Tupperware melonjak 27 persen pada perdagangan Selasa pekan ini menjadi USD 5,51. Pergerakan saham Tupperware telah naik hampir 600 persen sejak 30 Juni mengingatkan beberapa investor akan saham meme pada 2021. Minat dalam jangka pendek di Tupperware baru-baru ini mencapai 27 persen dari saham yang tersedia untuk diperdagangkan, menurut FactSet.
Advertisement