Fitch Pangkas Peringkat Utang Amerika Serikat Bikin Bursa Saham Global Rontok

Fitch menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) dari AAA menjadi AA+ telah menjadi sentimen negatif di bursa saham global baik Asia dan Eropa.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Agu 2023, 07:08 WIB
Bursa saham global tersungkur pada perdagangan Rabu, 2 Agustus 2023 karena sentimen Fitch. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, New York - Bursa saham global tersungkur pada perdagangan Rabu, 2 Agustus 2023 setelah lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNN, Kamis (3/8/2023), Fitch menyebutkan penurunan ini seiring beban utang pemerintah AS yang meningkat dan kemerosotan yang stabil dalam standar tata kelola.

Indeks Nikkei 225 Jepang mengalami hari terburuk pada 2023 dengan susut 2,3 persen. Sementara indeks Hang Seng tergelincir 2,5 persen setelah Fitch memangkas peringkat utang AS menjadi AA+ dari AAA pada perdagangan Selasa pekan ini.

Bursa saham Eropa sedikit lebih baik. Akan tetapi, indeks Stoxx 600 turun 1,4 persen ke level terendah dalam dua minggu. Indeks DAX Jerman merosot 1,4 persen dan indeks CAC 40 Prancis melemah 1,2 persen. Sedangkan indeks acuan FTSE London turun 1,5 persen ke level terendah.

Saham berjangka Amerika Serikat tergelincir. Indeks S&P 500 turun 0,8 persen dan indeks Nasdaq melemah 1,2 persen di pra-pasar. Namun, harga obligasi AS menguat dan memangkas imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun menjadi 4,03 persen.

Penurunan peringkat kredit ini terjadi  setelah anggota parlemen AS bernegosiasi hingga menit terakhir pada kesepakatan plafon utang awal tahun ini mempertaruhkan default pertama negara tersebut.

Dalam pertemuan dengan pejabat administrasi Biden, perwakilan dari Fitch juga berulang kali menyoroti pemberontakan pada 6 Januari sebagai perhatian signifikan yang berkaitan dengan pemerintahan AS. Hal itu disampaikan sumber yang ketahui masalah itu kepada CNN.

“Penurunan peringkat Amerika Serikat mencerminkan fiskal yang diprediksi selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah umum yang tinggi dan terus meningkat, dan tata kelola yang memudar terhadap rekan-rekan yang berperingkat AA dan AAA selama dua dekade terakhir yang telah bermanifestasi dalam kebuntuan batas utang yang berulang dan resolusi di menit-menit terakhir,” ujar Fitch.


Respons Analis Goldman Sachs

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Fitch prediksi defisit pemerintah AS meningkat menjadi 6,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023. Angka itu meningkat dari 3,7 persen pada 2022.

“Penyelamatan di menit-menit terakhir yang dilakukan oleh Washington bukanlah jenis tindakan yang dijunjung tinggi oleh lembaga pemeringkat, tetapi kurangnya pergerakan dalam obligasi treasury AS menunjukkan pasar telah mengukur dan menilai kerusakan yang terjadi,” ujar Analis Hargreaves Lansdown Sophie Lund.

China dan Jepang adalah investor asing terbesar dalam utang pemerintah AS. Masing-masing negara itu memiliki USD 2 triliun, lebih dari seperempat USD 7,6 triliun treasury AS yang dipegang negara lain.

Meski demikian, analis Goldman Sachs tidak percaya ada pemegang sekuritas treasury yang signifikan yang akan dipaksa untuk menjual karena penurunan peringkat.

“S&P menurunkan peringkat negara pada 2011 dan sementara itu berdampak negatif yang berarti pada sentimen, tidak ada penjualan paksa yang terlihat pada saat itu,” demikian tulis analis Goldman Sachs.

“Karena sekuritas treasury adalah kelas aset yang sangat penting, sebagian besar mandat investasi dan peraturan mengacu secara khusus, dari pada utang pemerintah dengan peringkat AAA,” ujar analis Goldman Sachs.


Fitch Pangkas Peringkat Utang Amerika Serikat Jadi AA+

Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)

Sebelumnya, fitch Ratings menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 1 Agustus 2023 dari peringkat tertinggi AAA menjadi AA+.

Demikian mengutip dari laman CNN, Rabu (2/8/2023), penurunan peringkat utang terjadi setelah anggota parlemen negosiasi hingga menit terakhir pada kesepakatan plafon utang awal tahun ini mempertaruhkan default pertama AS.

Sementara itu, mengutip dari Channel News Asia, langkah Fitch tersebut memicu respons dari Gedung Putih dan mengejutkan investor meski krisis plafon utang telah diselesaikan dua bulan lalu.

Fitch menurunkan peringkat utang Amerika Serikat menjadi AA+ dari AAA. Fitch mencatat penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan dan berulang kali melakukan negosiasi plafon utang yang mengancam kemampuan pemerintah untuk membayar utangnya.

Fitch pertama kali menandai kemungkinan penurunan peringkat utang pada Mei, kemudian mempertahankan posisi tersebut pada Juni, setelah krisis plafon utang diselesaikan. Pihaknya bermaksud menyelesaikan peninjauan pada kuartal II 2023.

Dengan penurunan peringkat, Fitch menjadi lembaga pemeringkat kedua setelah Standard & Poor’s yang memangkas peringkat AAA.

Dolar AS jatuh terhadap mata uang lain, saham berjangka merosot, sedangkan obligasi berjangka menguat setelah pengumuman tersebut.

Beberapa investor dan analis memperkirakan dampak penurunan peringkat akan terbatas.

Langkah Fitch terjadi dua bulan setelah Presiden AS Joe Biden dan Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan Partai Republik mencapai kesepakatan plafon utang yang mengangkat batas pinjaman pemerintah sebesar USD 31,4 triliun, akhiri berbulan-bulan jurang politik.

“Dalam pandangan Fitch, telah terjadi penurunan yang stabil dalam standar tata kelola selama 20 tahun terakhir, termasuk fiskal dan utang, terlepas dari perjanjian bipartisan Juni untuk menangguhkan batas utang hingga Januari 2023,” tulis lembaga tersebut.

 


Respons Menteri Keuangan AS Janet Yellen

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen High-Level Seminar, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022) (dok: Arief)

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen tidak setuju dengan penurunan peringkat Fitch. Ia menyebutkan kalau penurunan peringkat sewenang-wenang dan berdasarkan data yang sudah ketinggalan zaman.

Gedung Putih memiliki pandangan serupa. Gedung Putih menyatakan sangat tidak setuju dengan keputusan tersebut.

“Ini menentang kenyataan untuk menurunkan peringkat Amerika Serikat pada saat Presiden Biden telah memberikan pemulihan terkuat dari ekonomi besar mana pun di dunia,” ujar Sekretaris Pers Gedung Karine Jean-Pierre.

Reputasi

Analis mengatakan, langkah itu menunjukkan kedalaman kerugian yang ditimbulkan Amerika Serikat (AS) oleh putaran berulang perdebatan kontroversial mengenai plafon utang yang mendorong negara itu hadapi jurang gagal bayar pada Mei.

“Ini pada dasarnya memberi tahu Anda pengeluaran pemerintah AS adalah masalah,” ujar Ekonom Mizuho Securities, Steven Ricchiuto.

Fitch mengatakan, kebuntutan politik berulang dan resolusi menit terakhir atas batas utang telah kikis kepercayaan dalam manajemen fiskal.

 


Bakal Rusak Reputasi AS

Petugas seusai menurunkan bendera setengah tiang di Gedung Putih, Washington DC, sebagai tanda berduka atas penembakan brutal klub gay Pulse di Kota Orlando, Florida, Amerika Serikat (AS), Minggu (12/6). (AFP PHOTO/Yuri GRIPAS)

Chief Investment Officer Running Point Capital Advisors, Michael Schulman menuturkan, AS secara keseluruhan akan tetap kuat. Namun, ada celah kecil. “Ini merusak reputasi dan kedudukan AS,” ujar Schulman.

Yang lain juga mengungkapkan keterkejutan meski the Fitch telah menandai kemungkinan.

“Saya tidak mengerti bagaimana Fitch memiliki informasi lebih buruk sekarang dari pada sebelum krisis plafon utang diselesaikan,” ujar Direktur The Hamilton Project, Wendy Edelberg.

Namun, investor melihat dampak jangka panjang yang terbatas. “Saya rasa Anda tidak akan melihat terlalu banyak investor, terutama mereka yang memiliki strategi investasi jangka panhang yang mengatakan saya harus menjual saham karena Fitch membawa AS dari AAA ke AA+,” ujar Chief Investment Officer Albion Financial Group, Jason Ware.

Investor memakai peringkat utang untuk menilai profil risiko perusahaan dan pemerintah ketika mereka meningkatkan pembiayaan di pasar modal. Umumnya, semakin rendah peringkat peminjam, semakin tinggi biaya peminjamannya. “Ini titdak terduga. Sejauh dampak ke pasar, saat ini tidak pasti. Pasar berada pada titik di mana agak rentan terhadap berita buruk,” tutur Co-Chief Investment Officer Truist Advisory Services, Keith Lerner.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya