Liputan6.com, Okinawa - Sekitar 166.000 rumah tangga di Prefektur Okinawa dan Kagoshima di barat daya Jepang mati listrik pada Kamis pagi (3/8/2022), karena Topan Khanun yang bergerak lambat terus membawa hujan lebat dan angin kencang, memperpanjang potensi kerusakan.
Topan di Laut China Timur itu mengarah ke barat laut dengan kecepatan lambat membawa embusan angin 222 km per jam, menurut Badan Meteorologi Jepang seperti dikutip dari Channel News Asia.
Advertisement
Diproyeksikan Topan Khanun akan mengubah arah untuk bergerak ke timur menuju daratan negara itu hingga Selasa, tetapi jalurnya tidak dapat ditentukan, kata lembaga penyiaran publik NHK.
Dua orang dilaporkan tewas di Okinawa, tujuan wisata populer sekitar 1.600 km barat daya ibu kota Jepang, Tokyo, pada Kamis pagi, lapor NHK.
Sebanyak 41 orang di prefektur Okinawa dan Kagoshima terluka, menurut Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana.
Bandara Naha, yang terletak di ibu kota Okinawa dan pintu gerbang utama ke tujuan wisata populer, kembali beroperasi pada Kamis setelah ditutup selama dua hari. Namun, 304 penerbangan dibatalkan, kata kementerian transportasi Jepang
Utilitas lokal Okinawa Electric Power Co mengatakan 160.040 rumah tangga, atau sekitar seperempat dari semua rumah yang tercakup, mengalami pemadaman listrik pada pukul 10.36 waktu setempat (01.36 GMT), menurut situs webnya.
Selain itu, pasokan listrik padam untuk sekitar 6.550 rumah tangga di Pulau Amami di Prefektur Kagoshima, utara Okinawa, pada pukul 9 pagi, menurut Kyushu Electric Power.
Taiwan juga terdampak Topan Khanun.
Topan Khanun Ganggu Penerbangan di Taiwan
Sementara itu, Taiwan utara pada hari Kamis menutup bisnis dan sekolah sementara maskapai penerbangan membatalkan lusinan penerbangan karena Topan Khanun yang bergerak lambat melewati timur laut pulau itu di tengah peringatan banjir dan angin kencang.
Topan Khanun, dikategorikan oleh biro cuaca Taiwan dalam tingkat topan terkuat kedua, perlahan menuju pantai timur lautnya dengan kecepatan angin maksimum 198kmh.
Pada pukul 09.15 waktu setempat (01.15 GMT), mata topan berada 360 km dari Taipei di Laut China Timur, menuju ke arah barat sekitar 5 km per jam.
Badai menghantam kabel listrik di tujuan wisata populer Jepang Okinawa awal pekan ini, mematikan listrik ke lebih dari 200.000 rumah tangga dan menewaskan satu orang.
Advertisement
Topan Khanun Menerjang Sepakan Setelah Topan Doksuri
Topan Khanun menerjang hanya selang sepekan setelah Topan Doksuri membawa hujan lebat dan angin kencang ke selatan Taiwan.
Topan itu diperkirakan menyapu pantai utara Taiwan pada Kamis malam sebelum berbelok tajam ke timur laut pada hari Jumat, membawa total curah hujan hingga 0,6 meter di pegunungan tengah Taiwan dan 0,3 meter hujan di pegunungan dekat Taipei.
Kota-kota utara termasuk ibu kota Taipei menutup bisnis dan sekolah. Pasar saham dan valuta asing Taiwan juga ditutup.
Hampir 40 penerbangan internasional telah dibatalkan sementara semua jalur feri domestik ditangguhkan.
Di Taipei, layanan kereta bawah tanah dikurangi sementara ratusan tentara bersiaga di kota terdekat untuk tanggap bencana.
Topan Doksuri Picu Banjir Parah di China, 2 Orang Tewas
Sebelumnya, sedikitnya dua orang tewas di Beijing, saat China dilanda salah satu topan terkuat dalam beberapa tahun terakhir. Topan Doksuri telah memicu banjir yang meluas dan menyebabkan kekacauan di seluruh China utara.
Di ibu kota, setidaknya 31.000 orang terpaksa mengungsi. Adapun stasiun kereta bawah tanah ditutup.
Meski badai -yang sebelumnya berstatus topan super- telah melemah, namun pihak berwenang mendesak orang-orang tetap tinggal di rumah.
Peringatan merah telah dikeluarkan di Beijing dan para pekerja diperintahkan bekerja dari rumah. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat banjir diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Curah hujan di Beijing dan sejumlah kota lain di China utara telah mencapai tingkat yang sangat berbahaya dan hujan lebat diprediksi akan berlanjut setidaknya selama 24 jam lagi.
Biro Meteorologi China mengatakan bahwa rata-rata 170,9 mm hujan mengguyur Beijing antara Sabtu (29/7) malam dan Senin (31/7) siang. Itu setara dengan curah hujan rata-rata sepanjang Juli. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (1/8).
Topan Doksuri mendarat di Provinsi Fujian pada Jumat (28/7), menyebabkan tanah longsor dan banjir sebelum bergerak ke utara menuju ibu kota.
Dalam rekaman yang dibagikan secara online oleh penduduk Beijing, mobil-mobil tersapu hujan deras dan ada kekhawatiran penumpang bisa terjebak didalamnya mengingat air naik dengan cepat. Beberapa ruas jalan juga rusak akibat banjir parah.
Puluhan penerbangan ke dan dari Beijing juga dibatalkan.
Di Distrik Mentougou, petugas darurat menemukan dua mayat dari saluran air pada Senin pagi. Sekitar 5.000 orang telah dievakuasi dari distrik pegunungan tersebut.
Guo Zhenyu, seorang warga berusia 49 tahun, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa hujan lebat dengan cepat merendam sebagian besar wilayah tersebut.
"Pagi ini gila, air meluap dari sungai Mentougou dan seluruh jalan terendam banjir," kata dia.
Warga lain mengungkapkan kekhawatiran bahwa hujan dapat menyebabkan masalah struktural terhadap rumah mereka.
"Begitu hujan mulai turun, jalan berubah menjadi selokan dan ada air di lantai pertama di dalam rumah," kata Chen, 52, kepada AFP. "Rumah-rumah di sini semuanya rumah tua, jadi pasti ada kekhawatiran soal keamanan."
Di Distrik Fangshan, media pemerintah melaporkan bahwa sekitar 2.000 anggota Tentara Pembebasan Rakyat dikerahkan untuk membantu menopang pertahanan banjir.
Advertisement