Paus Purba Peru Diyakini Jadi Hewan Terberat di Bumi, Bobotnya hingga 200 Ton

Para ilmuwan telah mengidentifikasi kandidat terbaru hewan terberat yang pernah ada di Planet Bumi. Perucetus Colossus.

oleh Erina Putri diperbarui 03 Agu 2023, 20:10 WIB
Ilustrasi Wujud dari Perucetus Colossus. (Dok: Giovanni Bianucci)

Liputan6.com, Lima - Para ilmuwan telah mengidentifikasi kandidat terbaru hewan terberat yang pernah ada di Planet Bumi.

Paus purba yang telah lama punah diperkirakan mempunyai berat mencapai 200 ton. Menurut para peneliti, hanya beberapa spesimen paus biru terbesar yang mungkin bisa menandingi kebesarannya. 

Tulang fosil makhluk itu ditemukan di gurun selatan Peru, sehingga diberi nama Perucetus Colossus.

Melansir dari BBC, Kamis (3/8/2023), berdasarkan penanggalan lapisan sedimen di sekitar sisa-sisa fosil, diperkirakan ia hidup sekitar 39 juta tahun lalu.

"Sebenarnya fosil-fosil ini ditemukan 13 tahun lalu, tetapi ukurannya dan bentuknya butuh tiga tahun untuk membawanya ke Lima (ibu kota Peru), di mana fosil tersebut dipelajari sejak saat itu," kata Dr. Eli Amson, rekan kerja dalam tim penemuan ini yang dipimpin oleh ahli paleontologi Dr. Mario Urbina.

18 tulang telah dipulihkan dari mamalia laut ini, jenis paus awal yang dikenal sebagai Basilosauridae. Termasuk 13 tulang belakang, empat tulang rusuk, dan sebagian tulang panggul.

Namun, meskipun hanya ada elemen-elemen yang terfragmentasi dan usianya sudah tua, para ilmuwan tetap dapat mengungkap banyak hal tentang makhluk ini. Terutama, tampak jelas bahwa tulang-tulangnya sangat padat, disebabkan oleh proses yang dikenal sebagai osteosclerosis, di mana rongga bagian dalam diisi.

Tulang-tulang ini juga lebih besar dari ukuran biasanya, artinya mereka memiliki pertumbuhan ekstra pada permukaan eksteriornya, sesuatu yang disebut pachyostosis.

Tim peneliti mengatakan bahwa fitur-fitur ini bukan akibat penyakit, melainkan adaptasi yang akan memberikan kontrol apung yang diperlukan bagi paus besar ini saat mencari makan di perairan dangkal. Fitur tulang serupa juga ditemukan pada manatee atau dugong yang masih hidup sampai sekarang, yang juga menghuni wilayah pesisir di beberapa bagian dunia.

 


Ilmuwan Merekontruksi Bentuk Tubuh Hewan Ini

Wujud Fossil dari Perucetus Colossus. (Dok: Giovanni Bianucci)

Ketika dihadapkan pada rangka spesies yang telah punah, para ilmuwan menggunakan model untuk mencoba merekonstruksi bentuk tubuh dan massa hewan jumbo tersebut. Mereka melakukannya berdasarkan pengetahuan tentang biologi hewan hidup yang serupa.

Diperkirakan Perucetus memiliki panjang sekitar 17-20 meter, yang mana biasa saja. Tetapi massa tulangnya saja diperkirakan antara 5,3 hingga 7,6 ton. Jika ditambahkan organ, otot, dan lapisan lemak, beratnya bisa mencapai, bergantung pada asumsi, antara 85 hingga 320 ton.

Dr. Amson, seorang kurator di State Museum of Natural History di Stuttgart, Jerman, menggunakan perkiraan median dengan 180 ton atau sekitar 163 ribu kilogram. Paus biru terbesar yang pernah tercatat selama era eksploitasi komersial berada dalam kisaran ini.

"Yang ingin kami katakan adalah bahwa Perucetus sekitar sama besar dengan paus biru," katanya kepada BBC News.

"Tetapi tidak ada alasan untuk berpikir bahwa paus ini terlalu besar atau terlalu kecil; kemungkinan hanya bagian dari populasi umum. Jadi patut diingat bahwa saat kami menggunakan perkiraan median, itu sudah berada pada kisaran paling tinggi dari ukuran paus biru," sambungnya.

 


Siap Pajang Aspeknya di London

Wujud Fossil dari Perucetus Colossus. (Dok: Giovanni Bianucci)

Salah satu perbandingan yang digunakan oleh tim peneliti dalam penelitian ini adalah paus biru yang terkenal dan dapat dikunjungi di Natural History Museum di London.

Kerangka yang dijuluki Hope itu menjadi daya tarik utama di institusi tersebut ketika dipasang di langit-langit ruang utama pada tahun 2017.

Namun sebelum dipasang, rangka tersebut dipindai dan dideskripsikan secara rinci dan kini menjadi sumber data penting bagi para ilmuwan di seluruh dunia.

Dalam kehidupannya, massa rangka Perucetus akan dua hingga tiga kali lipat lebih besar daripada Hope, meskipun mamalia di London itu lima meter lebih panjang.

Richard Sabin, kurator mamalia laut di NHM, sangat antusias dengan penemuan baru ini dan ingin memajang beberapa aspeknya di London.

"Kami meluangkan waktu untuk mendigitalkan Hope, untuk mengukur tidak hanya berat tulangnya tetapi juga bentuknya, dan paus kami sekarang telah menjadi sumber acuan bagi orang banyak," katanya.

"Kami tidak terpaku pada label seperti 'yang mana yang merupakan spesimen terbesar?' karena kami tahu bahwa ilmu pengetahuan pada suatu saat akan selalu datang dengan data baru." 

"Yang luar biasa tentang Perucetus adalah ia menunjukkan begitu banyak massa sekitar 30 juta tahun lebih yang lalu ketika kami mengira gigantisme terjadi pada paus hanya 4,5 juta tahun yang lalu."

Perucetus colossus dilaporkan dalam jurnal Nature.

Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya