Liputan6.com, Jakarta - Memboyong lebih dari 250 booth UMKM batik, Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023 resmi terselenggara pada 2--6 Agustus 2023. Sementara GBN tahun ini secara khusus menyoroti batik tulis complongan Indramayu, masih banyak serba-serbi batik untuk dilihat di area pameran yang berlokasi di Senayan Park, Jakarta itu.
Salah satunya, pengunjung bisa menyambangi booth KEKEAN Wastra Gallery yang berada di sisi kiri pintu masuk utama. Owner Serat Indonesia by KEKEAN Wastra Gallery, A. Nurhasim Hamada, bercerita bahwa ini kali ketiga mereka berpartisipasi di gelaran GBN.
Advertisement
"Tahun ini, kami ingin mengangkat material serat alam dan kiblatnya bergeser ke Sulawesi," ia bercerita ketika ditemui di booth-nya di GBN 2023, Rabu, 3 Agustus 2023. "Kami bawa tenun sekomandi, tenun tertua di dunia, dan menceritakan bagaimana pemberdayaannya secara lokal."
"Bahannya memang tenun, tapi dibatik, karena ini memang pameran batik. (Motifnya berupa gambar) 'Tree of Life' yang jadi cikal bakal logo IKN," imbuhnya. "Kami juga ingin memperlihatkan bahwa batik itu tidak sekadar motif, tapi juga (punya inovasi) material."
Bersama sorotan bahan serat alam, mereka juga memperlihatkan teknologi tekstil lewat inovasi anti-bakteri di serat rami. "Di kulit lebih ringan dan nyaman," sebutnya. "Nantinya kami juga akan memperlihatkan koleksi yang pakai banyak raw material."
Lewat pameran ini, mereka juga ingin mendorong produksi serat alami lokal untuk "meminimalisir impor benang dan kain dari luar negeri. "Ini bisa banget asal pemberdayaan serat asli Indoneasia ini bisa dilakukan dengan baik dan maksimal," ucap dia.
Tidak hanya kain, yang dijual seharga mulai dari Rp300 ribu, mereka juga membawa koleksi ready-to-wear yang terdiri dari busana pria dan uniseks. "Kami jual (koleksi ready-to-wear) mulai dari Rpp400 ribu. Harga produk kami sengaja tidak dibanderol sampai juta-jutaan karena niatnya biar semua orang bisa pakai," kata Nurhasim.
Sementara mereka berbasis utama di Bali, dua tahun terakhir, pihaknya justru mengembangkan workshop mereka di Nganjuk, Jawa Timur yang sudah ditunjuk sebagai pusat kunjungan oleh Kemendikbud Ristek. "Selain workshop, ada juga museum batik dan kuliner lokal di sana," jelas dia, menambahkan bahwa dalam praktiknya, mereka berfokus pada pemberdayaan perempuan, vokasi, dan disabilitas.
Batik Jambi yang Terinspirasi Batik Pesisir Utara Jawa
Berlanjut, pengunjung pun bisa mampir ke Rumah Batik Azmiah Jambi yang terus eksis di tengah gempuran produk tenun songket dari tanah Sumatra. Generasi ketiga rumah batik itu, Bagus Pri, bercerita bahwa sebelum abad ke-19, bangsawan Kerajaan Melayu Kuno Jambi, saudagar, dan orang kaya di sana banyak mengambil batik dari pesisir utara Jawa.
"Tone warnanya kebanyakan merah, dan itu sangat digemari masyarakat Sumatra. Pada 1875, ada keluarga H. Muhibat hijrah dari Jawa Tengah ke Jambi, dan memperkenalkan cara membuat batik ke masyarakat Jambi. Sejak abad ke-19, batik akhirnya dibuat di Jambi."
"Karena sudah jatuh cinta sama warna merah (dari batik pesisir utama Jawa), itu juga diterapkan di batik Jambi. Tapi, karena unsur airnya berbeda dengan di Jawa, warna merahnya jadi berbeda. Setelah dicelup, ciri khas merah batik Jambi lebih keunguan," paparnya.
Sementara itu, motif batik Jambi mendapat banyak pengaruh dari budaya Islam, Sumatra Tengah zaman dulu, dan India. Beberapa motif batik Jambi yang dibawanya ke GBN 2023 termasuk ango duo, bungo durian, dan tambok manggis.
"(Motif batik Jambi) cenderung sederhana dan lebih ke flora," kata dia. "Unsur hewan ada, tapi biasanya akan distilasi sedemikian rupa supaya tidak terlalu kelihatan itu motif hewan."
Saat ini, produk kain batik Jambi di rumah batik yang memberdayakan 30 perajin itu terdiri dari 30 persen batik cap, 30 persen batik tulis, dan 40 persen kombinasi keduanya. Harga kain batiknya dibanderol mulai dari dari Rp350 ribu.
"(Lama pembuatan selembar kain batik) itu tergantung warna, (kain batik) cap umumnya 10 hari, kombinasi 2--3 minggu, lalu full (batik) tulis 1,5 bulan," katanya.
Advertisement
Dorong Regenerasi Perajin Batik Tulis Complongan Indramayu
Hingga akhirnya pengunjung bisa bertolak ke booth Batik Tulis Complongan Indramayu yang jadi sorotan utama GBN 2023. Ada lima UMKM batik tulis complongan Indramayu yang memperlihatkan sederet koleksi mereka, dari kain sampai barang seperti tas.
Kelimanya adalah Batik Binar, Batik Indra, Batik Paoman Art, Batik Senang Hati, dan Batik Wangi Asri. Indra Susilo, pemilik Batik Indra, bercerita bahwa batik tulis complongan Indramayu sudah mendapatkan pengakuan Indikasi Geografis tertanggal 28 Mei 2021.
Wati, pemilik Batik Senang Hati bercerita bahwa persiapan pengajuan pengakuan Indikasi Geografis itu sudah dilakukan sejak 2019. "Didorong pak Haji Komar (Ketua Yayasan Batik Jawa Barat), 2019 itu saya ikut forum group discussion di Yogyakarta. Itu kemudian ditindaklanjuti dengan membuat paguyuban.
Indra menyebut abhwa pengakuan Indikasi Geografis itu semula akan diberikan pada 2020, namun terhambat pandemi COVID-19. "Akhirnya baru keluar 2021, jadi kurang lebih dua tahun persiapannya sampai mendapat pengakuan Indikasi Geografis," sebutnya.
"Ciri khas batik tulis complongan (terdapat) titik-titik (di kain), lalu karakternya, yaitu terdapat pelubangan di kain, dan produk jadinya berkualitas," paparnya. "Complong atau melubangi itu dilakukan sebelum proses pewarnaan. Tidak semua batik bisa dicomplong. Harus ada penembokan dengan malam dulu baru bisa dicompongi."
Karena batik pesisir, batik tulis complongan Indramayu umumnya bertema laut maupun tumbuhan. "Jadi, para perajinnya ini kebanyakan merupakan istri para nelayan yang membatik sambil menunggu suaminya pulang," kata Wati.
Sayang, seiring waktu, batik yang dikatakan sudah ada sejak 1800-an itu terancam punah. Perajin batik tulis complongan Indramayu sekarang hanya berjumlah 80 orang. "Kami berharap ada regulasi yang akhirnya mengatur supaya regenerasi batik complongan ini cepat terjadi," kata Indra.
Kain batik dan produk batik yang dibawa ke GBN 2023 sendiri dibanderol antara p700 ribu--Rp3,5 juta. "Tergantung kualitas," kata Indra.
GBN 2023
Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023 sendiri dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu pagi, 2 Agustus 2023. Di pidato sambutannya, Jokowi berkata, "Batik sangat istimewa. Tidak hanya karena keindahan, tapi juga karena makna-makna filosofinya."
"Batik adalah wajah kita. Batik adalah kehormatan kita. Batik telah memberi kehidupan bagi jutaan rakyat kita yang bekerja di sektor ini," imbuhnya.
Maka itu, di momentum ini, Presiden mengajak perajin, desainer, pengusaha, dan pemakai batik untuk menggeliatkan industri kain tradisional tersebut dengan bereksplorasi, baik secara visual warna maupun desain motif, karena menurutnya, batik "beragam dan menarik."
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di pidato pembukaan, Ketua Pelaksana GBN 2023, Diana Santosa menyebut bahwa pihaknya bekerja sama dengan tiga desainer interior: Agam Riyadi, Anita Boentarman, dan Hardian Thomas untuk mengelola batik sebagai bagian dari dekorasi maupun interior rumah.
Penyelenggaraan GBN 2023, yang mengusung tema, "Batik, Bangkit!" diharapkan sukses. "Pengunjung harus banyak, karena kami punya tanggung jawab terhadap perajin," sebutnya. "Bagaimana mereka pulang membawa hasil."
GBN 2023 masih akan berlangsung di Senayan Park, Jakarta sampai Minggu, 6 Agustus 2023.
Advertisement