Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) ditutup menguat ke posisi harga IPO Rp 875 perdagangan Rabu, 2 Agustus 2023. Posisi tersebut bertahan hingga Kamis 3 Agustus 2023, di mana saham PGEO mengalami perubahan 0,00 persen hingga jam perdagangan ditutup.
Melansir data RTI, saham PGEO dibuka pada posisi 880, dan bergerak di zona merah pada rentang 860-880. Frekuensi perdagangan hari ini tercatat sebanyak 1.497 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 6,28 juta lembar senilai Rp 5,46 miliar. Dalam sepekan, harga saham PGEO telah naik 10,76 persen.
Advertisement
Analis Teknikal CGS-CIMB Sekuritas Ratna Wijayanti mencermati, tren harga saham perusahaan penyedia listrik bertenaga panas bumi ini terlihat menguat dalam dua pekan terakhir. Dalam perhitungannya, potensi kenaikan saham PGEO bisa berlanjut ke level 920-950 per saham apabila berhasil menyentuh level 900.
"Kalau dilihat chart nya masih bagus tapi apabila belum mencapai Rp 900 akan ada minor koreksi," kata Ratna dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8/2023).
Menurut Ratna, level support saham PGEO berada pada rentang 830-860 rupiah. Sementara, dari sisi fundamental ditopang oleh berita positif terkait peningkatan kinerja keuangan hingga semester pertama 2023.
Sementara itu, Analis CTA Saham Andri Zakarias Siregar melihat secara technical analysis, PGEO masih konsolidasi pada kisaran Rp 795-935.
"Jika bisa break dan ditutup di atas Rp 925, next target kenaikan berikutnya di resistance Rp 1.100-1.250," kata dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sempat Tembus Level Tertinggi
Sebelumnya saham PGEO sempat menembus level tertingginya (all time high) pada 6 Juni 2023 di posisi Rp 925 setelah perusahaan mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan pergantian direksi dan membagikan dividen sebesar 78 persen dari laba bersih 2022 atau USD 100 juta.
Agenda RUPS tersebut memberikan kepercayaan kepada publik akan konsistensi PGEO dalam menjaga kinerja melalui ekspansi usaha sehingga mampu memberikan dividen maksimum 50 persen setiap tahunnya sesuai prospektus IPO perseroan.
Advertisement
Utang Pertamina Geothermal Energy Turun Signifikan pada Semester I 2023
Sebelumnya, Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE membukukan penurunan utang bersih secara signifikan pada semester I 2023 dari USD 683 juta pada Desember 2022 menjadi USD 66,95 juta.
Dengan demikian, perseroan dinilai mampu melanjutkan ekspansi seiring selesainya masalah pinjaman jangka pendek usai penerbitan green bond pada kuartal II tahun ini.
Penurunan utang bersih yang diperkuat dengan peningkatan laba bersih sepanjang 6 bulan hingga Juni 2023 itu menunjukkan performa bisnis PGE yang semakin tumbuh dan berkembang.
Rasio utang bersih terhadap ekuitas atau debt to equity ratio turun dari 74 persen menjadi 39 persen pada semester I 2023. Sementara itu, pinjaman jangka pendek yang pada kuartal I tahun ini masih tercatat sebesar USD 400 juta dan semester I tahun lalu USD 600 juta, sudah tidak ada lagi dalam pembukuan pada periode yang berakhir hingga Juni 2023. Hal ini memungkinkan PGE untuk berekspansi seiring dengan membaiknya arus kas perseroan.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah mengatakan, penurunan utang bersih ini menandakan posisi keuangan yang solid.
"Pada periode ini perseroan kembali melanjutkan tren penurunan utang. Performa yang sudah baik ini menjadi jawaban atas keraguan yang sebelumnya menyebut kinerja Perseroan terganggu akibat utang jatuh tempo. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus menjaga performa yang sudah baik ini," kata Nelwin dalam keterangan resminya, Rabu (26/7/2023).
Dana Penerbitan Obligasi
Terjadinya penurunan utang bersih pada semester I 2023 ini menunjukkan penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond) sebesar USD 400 juta pada April 2023 telah berjalan efektif.
Dana yang didapat dari pasar global ini telah digunakan secara efektif untuk membiayai kembali (refinancing) pinjaman jangka pendek dan melanjutkan target pengembangan proyek panas bumi ke depan.
Pada semester I 2023, EBITDA perseroan meningkat menjadi USD 175,55 juta dari USD154,88 pada Juni 2022. Dengan begitu, arus kas bebas meningkat menjadi USD 150,3 juta dari USD 143,5 juta.
Dengan program efisiensi yang dijalankan, perseroan optimis akan mampu meningkatkan kinerja finansial dan operasional guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau.
"Keunggulan operasional merupakan prioritas kami untuk menjadi world class green energy company," tutup dia.
Advertisement