Liputan6.com, Manchester- Marcus Rashford melihat ada perbedaan sangat besar antara Erik Ten Hag dengan dua pelatih terdahulu di Manchester United yaitu Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer. Rashford memulai debut di MU sejak 2016.
Dia pernah dilatih lima pelatih berbeda sebelum akhirnya dipertemukan dengan Ten Hag. Rashford juga bersinar di tangan Solskjaer.
Advertisement
Namun justru di era Ten Hag, Marcus Rashford sudah terbentuk menjadi pemain yang sempurna. Ten Hag memang memberi pengaruh di Man Utd.
Dia membawa MU raih trofi Piala Liga Inggris dan finis di posisi tiga Liga Inggris. Ten Hag juga sudah mengubah Rashford menjadi monster di depan gawang usai cetak 30 gol di semua kompetisi musim lalu.
Perna dilatih pelatih sekaliber Jose Mourinho dan Solskjaer, lalu apa perbedaannya dengan Ten Hag? Menurut Rashford, Ten Hag berbeda karena fokus dalam mengejar trofi.
Rashford mengatakan, Ten Hag berbeda dibandingkan manajer-manajer MU sebelumnya. Dimana manajer Manchester United sebelumnya hanya mengejar empat besar di Liga Inggris.
Komentar Marxus Rashford soal Perbedaan Ten Hag
Marcus Rashford menjelma menjadi ujung tombak MU. Padahal, pemain jebolan akademi MU ini bukanlah seorang striker tapi winger.
"Saat Erik Ten Hag gabung, saya tak pernah dengar dia bicarakan masuk empat besar sekalipun. Dia hanya ingin memenangkan trofi dan dia punya mentalitas itu," katanya seperti dikutip Metro.
"Tak peduli kompetisi apa yang kami ikuti. Dia hanya ingin mencoba dan menangkan segalanya."
Advertisement
Ten Hag Mampu Bangkitkan Semangat Pemain
Ten Hag juga dinilainya mampu membangkitkan semangat pemain. Seperti saat kalah telak 0-7 dari Liverpool musim lalu, Ten Hag mampu memotivasi pemain agar bisa meraih hasil positif.
"Kami selalu bangkit dari hasil mengecewakan. Tak ada hal lebih mengesalkan ketimbang saat Anda kebobolan empat, lima, enam gol dari rival. Anda harus menemukan sisi positif dan setelah laga itu, Anda bisa main bagus dan menang," katanya.
"Kami memberi segalanya di Liga Europa tapi mengecewakan. Di Liga Inggris, ada momen dimana kami tak bisa bertahan dengan baik dan berhenti mencetak banyak gol seperti biasanya, ini langsung dikoreksi Ten Hag."
Marcus Rashford Juga Sebut Erik Ten Hag Sadis
Striker Manchester United Marcus Rashford membeberkan apa yang sebenarnya terjadi ketika dihukum manajer Erik ten Hag musim lalu.
Rashford dalam performa terbaik sepanjang kariernya dengan mencetak 29 gol. Namun, namanya tiba-tiba menghilang dari daftar tim utama Manchester United untuk melawan Wolverhampton Wanderers di Liga Inggris pada Mei.
Ten Hag menyebut tergusurnya Rashford ke bangku cadangan dikarenakan pelanggaran disiplin. Kini sang pemain memberikan penjelasan lebih lanjut.
Sosok berusia 25 tahun ini membenarkan terlambat menghadiri rapat tim. Namun, Rashford mengklaim telat tidak sampai satu menit. “Saya tidak terlambat parah, mungkin cuma 45 detik. Tapi saya tahu apa yang bakal terjadi,” kata Rashford.
Meski pelanggarannya terlihat sepele, Rashford menerima keputusan Erik ten Hag. Dia tidak ingin mendapat pengecualian karena sedang dalam performa bagus.
"Penting banginya menerapkan peraturan, terlihat sejak pramusim. Saya melanggar dan 100 persen menerima keputusannya," ungkap Marcus Rashford.
Advertisement
Ten Hag Bikin Marcus Rashford Bertahan di Manchester United
Rashford mengaku hampir meninggalkan MU musim lalu jika bukan karena Ten Hag. Di tangan Ten Hag, Rashford menorehkan performa terbaiknya pada 2022/2023. Dia menghasilkan 30 gol di seluruh kompetisi dan merebut penghargaan internal klub.
Kontribusinya juga membantu Setan Merah kembali ke Liga Champions serta menjuarai Piala Liga Inggris. Rashford pun menunjukkan komitmen ke Manchester United dengan meneken kontrak baru hingga 2028 awal bulan ini.
“Ada pikiran itu. Tapi inilah sepak bola. Semua terjadi karena ada artinya. Dia datang di waktu tepat bagi saya dan semua berjalan semestinya,” ungkap pemain berusia 25 tahun tersebut.
Rashford menyebut alasan utama yang membedakan Ten Hag dan manajer-manajer MU sebelumnya. Dia menyebut pendekatan tersebut membuatnya bahagia sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaik.
“Ada kebebasan. Kami sangat kaku di masa lalu dan itu membuat saya tidak lagi menikmati sepak bola seperti sebelumnya,” ungkap Marcus Rashford.Advertisement