Pasar Kripto Tak Bergairah, Ini Penyebabnya Sepekan Terakhir

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengungkapkan ada beberapa sentimen negatif utama yang membuat pasar kripto tetap lesu di awal Agustus

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 04 Agu 2023, 16:22 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto masih kurang bergairah dalam sepekan terakhir. Bahkan, Bitcoin, Ether, dan semua 10 kripto non-stablecoin teratas lainnya turun dalam perdagangan Jumat, 4 Agustus 2023 pagi. 

Sementara itu secara keseluruhan, volatilitas harga BTC dan ETH tetap rendah karena sentimen bearish mencengkeram investor, terutama karena aksi harga Bitcoin. 

Total kapitalisasi pasar kripto turun sekitar 1,7 persen. Harga Bitcoin terpantau diperdagangkan sekitar USD 29.000 atau setara Rp 439,8 juta (asumsi kurs Rp 15.172 per dolar AS). Selain itu, altcoin gagal memanfaatkan kelemahan Bitcoin, menandakan sentimen bearish lebih lanjut.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengungkapkan ada beberapa sentimen negatif utama yang membuat pasar kripto tetap lesu di awal Agustus ini, meski kabar MicroStrategy yang akan menjual saham untuk akumulasi lebih banyak Bitcoin tidak cukup mendorong BTC ke zona hijau.

“Pertama, volume perdagangan kripto yang merosot yang menimbulkan investor dan trader kurang bergairah karena likuiditas yang belum stabil. Anehnya, peristiwa halving Litecoin ketiga yang terjadi pada hari Rabu tetapi volume perdagangan kripto menyaksikan kemerosotan yang signifikan,” kata Fyqieh, kepada Liputan6.com, Jumat (4/8/2023). 

Insiden peretasan Curve Finance dan AAVE Protocol Fiasco serta kabar SEC mengintensifkan pengawasannya terhadap proyek kripto dan tuntutan terhadap Terraforms Labs dan Don Kwon tetap dilanjutkan, mengikuti keputusan Ripple atas penjualan XRP juga memicu sentimen bearish di pasar.

Sentimen yang Perlu Diperhatikan

Pasar kripto akan cenderung sideways dan turbulensi akan segera menjelang perilisan data ketenagakerjaan AS atau Non-Farm Payroll (NFP) pada Jumat malam yang akan menjadi sorotan di mana, investor akan mencari tanda-tanda untuk melihat kondisi inflasi AS.

Dalam jangka panjang, data CPI Juli pada 10 Agustus dan keputusan pertama SEC yang akan datang pada aplikasi ETF Bitcoin BlackRock pada 12 Agustus juga menjadi perhatian di pekan depan. SEC memiliki tenggat waktu hingga 240 hari untuk menyetujui, menolak, atau menunda aplikasi ETF Bitcoin. 

Sementara itu, kemungkinan dominan di bulan Agustus dan September akan mengalami penurunan harga Bitcoin. 

“Oleh karena itu, Agustus dan September dapat menjadi titik yang potensial untuk melakukan trading atau strategi dollar cost averaging (DCA) untuk mengakumulasi aset,” pungkas Fyqieh.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya