Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bontang Basri Rase bertandang ke SCTV Tower Jakarta. Kedatangan Wali Kota Bontang Basri Rase guna bersilaturahmi dengan awak redaksi Liputan6.com dan Merdeka.com yang berada dalam payung grup Kapanlagi Youniverse (KLY).
Basri telah menjalankan pemerintahan di Bontang selama leboh dari dua tahun setengah. Tidak sedikit capaian yang berhasil dijalankan melalui program kerjanya. Khususnya, bidang pariwisata, UMKM, dan juga dana stimulan untuk tiap rukun tetangga (RT).
Advertisement
“Semua program hampir berjalan secara baik mulai dari pariwisata, UMKM, dana stimulan untuk setiap RT, termasuk kesejahteraan terhadap pegawai dan segala macam,” kata Basri dalam sesi wawancara, Jumat (4/8/2023).
Meski mayoritas berjalan lancar, Basri mengaku masih ada program tersendat, yaitu pengadaan motor untuk tiap RT. Sebab mengacu pada instruksi presiden saat ini pemerintah didorong mengedepankan kendaraan listrik yang rama lingkungan.
“Tinggal satu yang belum terlaksana baik, satu motor satu RT dan sesuai Inpres tentang penempatan kendaraan motornya motor listrik tujuannya green energy,” ungkap dia.
Basri optimistis, program kerja yang belum tuntas bisa diselesaikan di sisa masa jabatan. Caranya, melalui monitoring bersama tim di tiap bulannya sebagai patokan kinerja bersama.
“Memang belum sampai 100 persen, tapi saya ini berkeyakinan bahwa insyaallah dengan tim yang ada setiap bulan akan terus melakukan monitoring agar bisa maksimal,” ujar Wali Kota Bontang.
Program Dana RT untuk Urban Farming
Menurut Basri, salah satu program yang paling diunggulkannya saat ini adalah dana RT. Jumlahnya bisa mencapai Rp 50-100 juta per RT tiap tahunnya. Basri bertujuan, besarnya dana tersebut bisa dfokuskan tiap rukun tetangga ke sektor urban farming dan UMKM.
“Jadi bagaimana memanfaatkan lahan yang ada bisa ditanami apa saja, hasil terong, cabai, macam-macam, termasuk ternak, lele apa saja,” ungkap dia.
Basri percaya, hasil bumi tiap RT bisa menjadi konsumsi pribadi selain untuk dijual pendapatan baik pribadi dan kelompok.
“Alhamdulilah yang bisa melaksanakan secara baik mereka merasa puas. Total ada 100 RT lebih,” urai dia.
UMKM Batik Andalan di Kota Bontang
Di samping urban farmimg, Basri mengatakan pihaknya juga memiliki program UMKM Batik yang menjadi unggulan. Harapannya, industri batik dapat menggantikan industri migas yang menjadi ciri khas Bontang.
“Kita mempersiapkan ke depan menghadapi situasi pasca industri. Bontang ini daerah dengan sumber pendapatan 90% dari pengelolaan migas. Jadi sektor industri yang tidak bisa terbarukan, artinya satu hari nanti akan habis,” ungkap Basri.
Basri tidak ingin, warganya di kemudian kaget dan terlabat sadar. Maka dari itu, melalui sektor industri baru, dirinya ingin merubah mindset. Ketika seorang putra-putri Bontang lulus kuliah tidak lagi mencari kerja tetapi sebaliknya, justru membuka lapangan kerja lewat UMKM.
“Sekarang saya mencoba mengubah mindset mereka, kalian kuliah bukan mencari kerja tetapi memberi kerja. Makanya kami berikan dana stimulan, pelatihan di universitas, termasuk membantu mereka mendapat modal, baik itu CSR, Baznas dan kredit usaha rakyat,” dia menandasi.
Advertisement