Liputan6.com, Jakarta - PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) berencana mengalihkan 46.885.000 lembar saham hasil pembelian kembali (buyback) atau saham treasuri.
Untuk aksi ini, Electronic City Indonesia telah menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai anggota bursa pelaksana. Sebelumnya, perseroan telah melaksanakan pembelian kembali saham sebanyak 166.336.195 saham. Saat ini, perseroan bermaksud menjual atau mengalihkan sebagian Saham Treasuri yang diperoleh dari hasil pembelian kembali tersebut.
Advertisement
"Jumlah maksimal saham yang akan dijual yakni 46.885.000 lembar. Waktu pelaksanaan penjualan saham pada 18 Agustus 2021 sampai dengan 31 Agustus 2023," mengutip keterangan PT Electronic City Indonesia Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/8/2023).
Rencana pengalihan saham hasil buyback ini mengacu pada beberapa kentuan. Seperti merujuk pada Pasal 16 POJK No. 2/2013, Perseroan wajib mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada OJK paling lambat 14 hari sebelum dilaksanakannya penjualan saham hasil pembelian kembali.
Selain itu, pelaksanaan penjualan atau pengalihan saham yang dijual Perseroan juga mengacu pada ketentuan-ketentuan POJK No. 2/2013. Sesuai dengan Pasal 17 POJK No. 2/2013, pengalihan atau penjualan saham akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, pertama, transaksi jual wajib dilaksanakan melalui satu anggota bursa efek.
Dalam hal. ini, perseroan telah menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai anggota bursa pelaksana. Kedua, transaksi jual hanya dapat dilakukan setelah 30 menit sejak pembukaan sampai dengan 30 menit sebelum penutupan perdagangan. Serta jumlah penjualan kembali saham pada setiap hari adalah paling banyak sebesar 20 persen dari jumlah seluruh saham yang telah dibeli kembali oleh perseroan.
Lalu sesuai dengan Pasal 13 huruf a. POJK No. 2/2013, harga pengalihan atau penjualan saham tidak boleh lebih rendah dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) satu hari sebelum tanggal penjualan saham, atau harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan saham oleh Perseroan, mana yang lebih tinggi.
OJK Harap Pasar Modal Dapat Himpun Dana Rp 200 Triliun pada 2023
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengincar penghimpunan dana di pasar modal hingga Rp 200 triliun pada 2023. Sebelumnya, OJK menargetkan penghimpunan dana senilai Rp 170 triliun.
Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, pihaknya melakukan revisi terkait target penghimpunan dana di pasar modal.
"Tadinya targetnya Rp 170 triliun, kami sudah revisi menjadi Rp 200 triliun dan saat ini sudah mencapai Rp 162 triliun, alhamdulilah masih empat bulan kedepan dan kami rasa belum perlu untuk merevisi target," kata Inarno dalam konferensi pers, ditulis Jumat (4/8/2023).
Asal tahu saja, realisasi penghimpunan dana di pasar modal pada 2022 tercatat sebesar Rp 267,73 triliun. Artinya, target yang dipasang tahun ini lebih sedikit dibandingkan capaian tahun lalu.
Sementara itu, OJK mencatat penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli sebesar Rp 162,09 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 57 emiten. Nilai emisi emiten IPO tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian sepanjang 2022 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ke-4 global pada semester I 2023.
Adapun di pipeline, masih terdapat 101 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 72,85 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 66 perusahaan.
Advertisement
Aksi Beli Investor Asing
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 31 Juli 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 429 Penerbit, 156.916 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 910 miliar.
Inarno Djajadi mengatakan, sejalan dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 31 Juli 2023 juga mengalami penguatan sebesar 4,05 persen mtd ke level 6.931,36 (Juni 2023 menguat 0,43 persen mtd ke level 6.661,88), dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp2,72 triliun mtd (Juni 2023 outflow Rp4,38 triliun mtd).
"Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbesar pada Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material. Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun (Juni 2023 net buy sebesar 16,21 triliun ytd)," kata Inarno.
Rata-Rata Transaksi Saham
Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham termoderasi di bulan Juli 2023 menjadi Rp9,66 triliun mtd dan Rp10,24 triliun ytd (Juni 2023 Rp9,64 triliun mtd), dan secara umum di bawah level rata-rata transaksi harian di 2022 yang sebesar Rp 14,71 triliun.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,56 persen mtd dan 7,07 persen ytd ke level 369,17 (Juni 2023 menguat 0,96 persen mtd dan 6,48 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp 269,79 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp 880,16 miliar.
Pasar SBN masih melanjutkan tren positif dan membukukan inflow investor asing. Pada Juli 2023, non-resident mencatatkan inflow yang sebesar Rp 8,30 triliun mtd (Juni 2023 inflow Rp17,53 triliun mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 1,09 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 53,80 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp 93,00 triliun ytd.
Di industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp 516,67 triliun atau naik 1,69 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp4,21 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 2,34 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp1,79 triliun.
Advertisement