Liputan6.com, Jakarta Trakoma adalah infeksi bakteri yang memengaruhi mata dan bisa berujung pada disabilitas netra. Penyebabnya adalah bakteri Chlamydia Trachomatis.
Trakoma menyebar melalui kontak dengan mata, kelopak mata, dan sekresi hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Itu juga dapat ditularkan dengan memegang barang yang terinfeksi, seperti sapu tangan.
Advertisement
Pada awalnya, trakoma dapat menyebabkan gatal ringan dan iritasi pada mata dan kelopak mata. Kemudian kelopak mata bengkak dan nanah keluar dari mata.
“Trakoma yang tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan,” mengutip Mayo Clinic, Sabtu (5/8/2023).
Trakoma merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di seluruh dunia. Sebagian besar kasus trakoma terjadi di daerah miskin di Afrika, tempat tinggal 85 persen orang dengan penyakit aktif. Di daerah di mana trakoma lazim, tingkat infeksi di antara anak di bawah 5 tahun bisa mencapai 60 persen atau lebih. Perawatan dini dapat membantu mencegah komplikasi trakoma.
Gejala Trakoma
Tanda dan gejala trakoma biasanya memengaruhi kedua mata dan dapat termasuk:
- Gatal ringan dan iritasi pada mata dan kelopak mata
- Kotoran mata yang mengandung lendir atau nanah
- Pembengkakan kelopak mata
- Sensitivitas cahaya (fotofobia)
- Sakit mata
- Kemerahan mata
- Kehilangan penglihatan.
5 Tahap Perkembangan Trakoma
Anak kecil sangat rentan terhadap infeksi bakteri penyebab trakoma. Tapi penyakitnya berkembang perlahan, dan gejala yang lebih menyakitkan mungkin tidak muncul sampai dewasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi lima tahap dalam perkembangan trakoma sebagai berikut:
Peradangan - Folikel
Infeksi awal memiliki lima atau lebih folikel – benjolan kecil yang mengandung limfosit, sejenis sel darah putih – terlihat dengan pembesaran pada permukaan bagian dalam kelopak mata atas (konjungtiva).
Peradangan – intens
Pada tahap ini, penyakit mata tersebut menjadi sangat menular. Dan mengalami iritasi dengan penebalan atau pembengkakan pada kelopak mata bagian atas.
Advertisement
Tahap Selanjutnya
Tahap berikutnya dari trakoma adalah:
Bekas Luka Kelopak Mata
Infeksi berulang menyebabkan jaringan parut pada kelopak mata bagian dalam. Bekas luka sering muncul sebagai garis putih saat diperiksa. Kelopak mata mungkin menjadi terdistorsi dan bisa masuk ke dalam mata (entropion).
Bulu Mata Terbalik (Trichiasis)
Lapisan dalam kelopak mata yang terluka bisa terus berubah bentuk, menyebabkan bulu mata berputar ke dalam sehingga menggosok dan menggores permukaan luar transparan mata (kornea).
Kekeruhan Kornea (Opacity)
Kornea menjadi terpengaruh oleh peradangan yang paling sering terlihat di balik kelopak mata atas. Peradangan terus menerus yang diperparah dengan garukan dari bulu mata yang mengarah ke dalam menyebabkan kekeruhan pada kornea.
Penanganan Trakoma
Sejauh ini, tidak ada vaksin trakoma yang tersedia, tetapi pencegahan dapat dilakukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengembangkan strategi untuk mencegah trakoma, dengan tujuan menghilangkannya pada tahun 2020.
Meski tujuan tersebut belum sepenuhnya tercapai, kasus trakoma telah menurun tajam. Strategi ini melibatkan:
- Pembedahan untuk mengobati bentuk trakoma lanjut
- Antibiotik untuk mengobati dan mencegah infeksi
- Kebersihan wajah
- Perbaikan lingkungan, khususnya di bidang air, sanitasi dan pengendalian lalat.
Pencegahan trakoma juga bisa dilakukan dengan menerapkan praktik kebersihan yang benar seperti:
- Cuci muka dan cuci tangan. Menjaga kebersihan wajah dan tangan dapat membantu memutus siklus infeksi ulang.
- Kontrol lalat. Mengurangi populasi lalat dapat membantu menghilangkan sumber penularan.
- Pengelolaan limbah yang tepat. Membuang kotoran hewan dan manusia dengan benar dapat mengurangi tempat berkembangbiaknya lalat.
- Peningkatan akses ke air. Memiliki sumber air tawar terdekat dapat membantu meningkatkan kondisi higienis.
Advertisement