Liputan6.com, Jakarta Jenny Rachman menceritakan detik-detik ketangkap basah produser Ronny Irawan di mal elit Plaza Indonesia Jakarta, ketika pandemi Covid-19. “Insiden” ini cikal bakal kembalinya Jenny Rachman setelah 12 tahun vakum dari layar lebar.
Bintang film Gadis Maraton itu membeberkan, jalan-jalan ke mal pakai masker dengan langkah bergegas. Meski demikian, produser Ronny Irawan tetap tahu bahwa wanita berhijab dan bermasker itu Jenny Rachman.
Advertisement
“Saya ketangkap sama Mas Ronny di Plaza Indonesia. Padahal saya tuh, sudah pakai masker, jalan buru-buru. (Dia bilang) Bunda, bunda, minta nomor teleponnya dong,” katanya kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Jumat (4/8/2023).
Setelahnya, Ronny Irawan mengontak Jenny Rachman dan menawarkan naskah film Air Mata di Ujung Sajadah. Kala itu sang aktris tak langsung mengiakan karena harus mengecek skenarionya dulu.
10 Tahun Sekali
Sikap selektif Jenny Rachman sempat diledek sejumlah sahabat. “Hampir 20 tahun lalu saya bertemu Mas Ronny juga untuk film Di Bawah Lindungan Kakbah, jadi saya dibilang sama teman-teman: Lo gimana sih, artis kok munculnya 10 tahun sekali,” cetus Jenny Rachman.
Ia menjelaskan bahwa meski kini jarang muncul di layar lebar, film Indonesia tetap menjadi darah dagingnya. Karenanya, Jenny Rachman hanya mau terlibat dalam film-film Indonesia dengan naskah berbobot.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Film Indonesia Darah Daging Saya
“Karena begini, bagi saya, film Indonesia memang darah daging saya. Ada di sini. Dari usia 14 tahun saya terjun di dunia film. Sempat juga saya tidak hadir di dunia film. Pertama karena sulit jatuh cinta sama cerita,” urainya.
Dulu, Jenny Rachman terlibat film Di Bawah Lindungan Kakbah setelah dirayu Casting Director Sanjay Mulani dari MD Pictures. Kini, ia luluh oleh rayuan Ronny Irawan produser film Air Mata di Ujung Sajadah.
Menggambarkan Perempuan Kuat
“Saya suka cerita film Indonesia yang menggambarkan perempuan kuat. Saya juga sedikit kuat sih Mas Ronny, meski diterpa dengan segala ujian. Jadi, saya suka cerita film ini, karena dua perempuan kuat, ikhlas dengan segala kodrat dan takdirnya,” cetus Jenny Rachman.
“Seorang Titi Kamal main luar biasa. Seorang Citra Kirana main luar biasa. Jadi saya suka kalau bertemu pemain muda yang (bakatnya) luar biasa,” aktris peraih 2 Piala Citra ini mengakhiri.
Advertisement