Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong investasi kendaraan listrik di indonesia, salah satunya dengan menjalin kesepakatan dengan LG Energy Solutions untuk membahas kelanjutan mega proyek antara BUMN dan LG Konsorsium.
Perusahaan asal Korea Selatan ini, berkomitmen melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, senilai US$ 9,8 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun.
Advertisement
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan apresiasinya kepada para pihak yang telah sepakat dan berkomitmen untuk melanjutkan proyek grand package kerjasama. Rencana tersebut, memang sempat terkendala setelah diterbitkannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat yang mempengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.
"Keputusan untuk melanjutkan proyek ini menunjukkan konsensus dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dengan LG Konsorsium, dalam rangka hilirisasi sumber daya alam, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja," jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/8/2023).
"Proyek ini merupakan proyek yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak tahun 2019 yang lalu," ungkap Bahlil.
Menanggapi hal tersebut, CEO LG Energy Solutions Young Soo Kwon turut menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia dan BUMN yang terus memberikan dukungannya bagi mega proyek ini.
Konsorsium
Kwon juga mengungkapkan bahwa saat ini, pihak konsorsium siap melanjutkan diskusi pendirian perusahaan yang diharapkan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium. Sehingga dimungkinkan konstruksi pada 2023 ini.
"LG mengapresiasi dukungan pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Tanpa dukungan pemerintah sangat mustahil untuk bisa mencapai kesepakatan untuk memulai realisasi," tegas Kwon.
Lanjut Kwon, saat ini LG telah menyelesaikan hal yang tersulit dalam negosiasi antar konsorsium, yaitu penentuan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap rantai pasok.
"Setelah tercapainya kesepakatan di struktur saham, LG konsorsium yakin negosiasi akan jauh lebih mudah dan menargetkan untuk memulai konstruksi pabrik katoda di tahun 2023," tukas Kwon.
Advertisement