Perajin Seni Ukir Bali dan Jepara Bertahan di Tengah Gempuran Permintaan Perabot Minimalis

Industri seni ukir daerah seperti Bali dan Jepara tetap punya tempat bagi peminat setianya. Di tengah gempuran perabot minimalis yang banyak digandrungi saat ini, seni ukir Bali dan Jepara mampu mempertahankan eksistensi.

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Agu 2023, 08:44 WIB
Seni Ukir Bali karya Wahyu Adi Ukir Furniture. (dok. Wahyu Adi Ukir Furniture)

Liputan6.com, Jakarta - Industri seni ukir daerah seperti Bali dan Jepara tetap punya tempat bagi peminat setianya. Di tengah gempuran perabot minimalis yang banyak digandrungi saat ini, seni ukir Bali dan Jepara mampu mempertahankan eksistensi.

Salah satunya seni ukir Bali tersebut adalah Wahyu Adi Ukir Furniture yang berlokasi di Abiansemal, Badung, Bali. Pemilik Wahyu Adi Ukir Furniture Nyoman Gumantra mengungkapkan seni ukir Bali tak terpengaruh dengan banyaknya permintaan perabot minimalis karena orang Bali akan tetap setia dengan bangunan dan furnitur style Bali.

"Orang Bali punya pura di rumah, merajan namanya, itu tetap (dicari). Untuk bangunan Bali, Bale Bali jadinya tambah ramai sebenarnya," kata Nyoman saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 5 Agustus 2023.

Nyoman menjelaskan bahwa semangat orang Bali untuk membangun begitu tinggi. Ia menyebut ini ditujukan untuk leluhur dan guna mempertahankan budaya dan nilai turun-temurun hingga ukiran Bali tetap memiliki pasarnya tersendiri.

Pihaknya melayani pembuatan Bale Bali, pura, merajan atau sanggah (tempat sembahyang) denngan berbagai jenis ukiran. "Ukiran Bali jenisnya juga banyak, patranya banyak, kalau motif pokoknya satu memang dasarnya tapi pengembangan kreativitas senimannya," tambahnya.

Selain membuat Bale Bali, Nyoman juga sempat merambah ke bagian furnitur untuk mebel saat pandemi Covid-19. Hal tersebut dikarenakan kala itu, pemintaan pada ukiran Bali sepi.

"Nambah sedikit, ada lemari sampai kitchen set," lanjutnya.


Berapa Harganya?

Seni Ukir Bali karya Wahyu Adi Ukir Furniture. (dok. Wahyu Adi Ukir Furniture)

Nyoman mengungkapkan harga dari masing-masing produk yang ia hasilkan ada beragam. Harga produk disesuaikan dengan bahan, jenis produk, sampai kerumitan dalam proses pembuatannya.

Bale Bali merupakan bagian dari rumah adat Bali yang terdiri atas beberapa bangunan yang punya fungsinya tersendiri. Bangunan khas Bali ini juga dibarengi dengan detail indah nan kompleks yang menghiasi setiap sisinya. Lantas, berapa harganya?

"Satu Bale Bali harganya Rp70--Rp250 juta, untuk barang yang sama dan kualitas yang berbeda."

Sedangkan untuk pembuatannya, ia menggunakan dua bahan pokok, yakni kayu bayur dan kayu jati. "Semisal lemari dua pintu kayu bayur harganya Rp3,5 juta--Rp4 juta, tergantung variasi atau polos," katanya.

Nyoman melanjutkan, "Untuk kayu jati dari Rp4 juta--Rp5 juta untuk lemari dua pintu. Untuk lemari tiga pintu harganya Rp6,5 juta--Rp7,5 juta, tergantung variasi, ada yang pakai ukiran Bali. Untuk rak ada yang sampai Rp15 juta--Rp20 juta, tergantung pesanan."


Wada Design Jepara

Seni Ukir Jepara karya Wada Design Jepara. (dok. Instagram/@wadadesign.id)

Selain Bali, seni ukir Jepara juga telah dikenal luas, baik di dalam dan luar negeri. Salah satu pelaku usahanya adalah Ahmad Subhan, pemilik Wada Design yang berlokasi di Mantingan, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.

Ahmad memanfaatkan kekuatan digital dalam upaya bertahan di tengah banyaknya pesaing dan gempuran perabot minimalis. "Melakukan promosi di marketplace dan juga di Instagram," ungkap Ahmad kepada Liputan6.com, Kamis, 3 Agustus 2023.

Ia menambahkan, "Untuk saat ini, kami masih UMKM kecil yang memproduksi furnitur sesuai keinginan customer dan saat ini kebanyakan model furniturnya adalah minimalis, yang ukiran jarang."

Ahmad tak memungkiri bahwa usaha ukiran Jepara yang digelutinya dalam kondisi sepi. Bahkan, furnitur yang banyak dicari oleh pelanggan saat ini mulai dari minimalis, Scandinavian, dan industrial.

Ia pun menjelas produk mulai dari Rp500 ribuan, tergantung model yang dipesan oleh pelanggan. "Sementara pemesan dari pasar lokal, untuk ekspor sudah pernah untuk kursi dan kitchenware," tutupnya.


Jatayu Style Bali

Seni Ukir Bali karya Jatayu Style Bali (dok. Instagram/@jatayustylebali)

Sementara, pemilik Jatayu Style Bali I Made Oka Upadyana menyampaikan saat ini ukiran Bali yang biasa dicari mengikuti selera pelanggan. Usaha ukiran yang berlokasi di Abianbase, Mengwi, Badung, Bali ini menghadirkan desain yang masih tetap motif atau patra khas Bali.

"Meski ada di bagian tertentu kita kombinasikan dengan desain minimalisnya, karena desain ukiran Bali bisa dikombinasikan dengan motif luar," kata Made kepada Liputan6.com, Sabtu, 5 Agustus 2023.

Ia menyebut saat ini kondisi masih belum stabil karena pihaknya sebenarnya produk utama adalah rumah style Bali sesuai Asta Kosala Kosali, sedangkan, untuk furnitur Bali hanya second product. "Tapi tetap bisa berjalan beriringan, kalau mau lihat hasil produk furnitur kursi dan meja di Denpasar, boleh lihat di Ruang Sidang kantor DPRD Kodya Denpasar di Jalan Melati, Denpasar," lanjutnya.

Beberapa produk yang diproduksi oleh Jatayu sendiri, meliputi meja makan set, sofa set, dengan desain tergantung pelanggan dengan harga mulai dari Rp1 jutaan. Selain itu, Made menyebut pihaknya kini berfokus pada pasar lokal Bali, Jawa, Lombok, dan Flores.

"Kalau ekspor pernah ke Spanyol dan Australia, cuma enggak langsung kita hanya kirim sampai pihak karjo saja. Rata-rata ekspor pintu Bali dan pintu minimalis untuk vila di Spanyol," tutupnya.

Infografis bahan material furnitur lokal. (Dok: Liputan6/Trisyani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya