Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memperkirakan, laba perbankan masih akan terus tumbuh di semester II 2023. Prediksi itu keluar lantaran penyaluran kredit bank diyakini berlanjut hingga akhir tahun nanti.
"Laba perbankan diperkirakan masih akan tumbuh seiring dengan proyeksi peningkatan kredit," ujar Dian dalam pernyataan tertulis, Minggu (6/8/2023).
Advertisement
Menurut dia, pencadangan atas kerugian kredit atau credit loss sudah dilakukan bank secara bertahap sejak dimulainya kebijakan restrukturisasi kredit pada awal 2020 hingga saat ini, dimana restrukturisasinya hanya untuk sektor dan wilayah tertentu.
"Sehingga pembentukan cadangan tidak akan mengganggu tren peningkatan laba perbankan," imbuh Dian.
Sebelumnya, Dian menilai, di tengah pelemahan permintaan global, sektor perbankan Indonesia tetap resilien dengan fungsi intermediasi yang terjaga serta ditopang permodalan yang memadai.
OJK mencatat pada Juni 2023, kredit tumbuh sebesar 7,76 persen yoy menjadi Rp 6.656 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 9,60 persen yoy.
"Per jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit Bank BUMN tumbuh tertinggi yaitu sebesar 8,30 persen yoy," kata Dian dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Juli 2023 beberapa waktu lalu.
Secara tahunan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juni 2023 meningkat menjadi 5,79 persen YoY atau sebesar Rp 8.042 triliun, jika dibandingkan Mei 2023 sebesar 6,55 persen yoy, dengan pertumbuhan terendah pada Tabungan di level 2,97 persen yoy.
Likuiditas
Selanjutnya, pihak otoritas juga mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas. Likuiditas industri perbankan pada Juni 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.
Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) turun masing-masing menjadi 119,05 persen dan 26,73 persen, atau tetap jauh di atas treshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Lebih lanjut, OJK menilai kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan stabil di level 0,77 persen dan NPL gross turun menjadi 2,44 persen.
Selanjutnya, risiko pasar juga relatif rendah ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat stabil rendah sebesar 1,50 persen pada Juli 2023, masih jauh di bawah threshold 20 persen.
Advertisement
Risiko Suku Bunga
Kemudian, risiko yang terkait dengan suku bunga juga melandai seiring dengan mulai melandainya yield SBN, karena semakin terbatasnya ruang kenaikan suku bunga The Fed alias Fed Fund Rate (FFR) di AS.
"Untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul ke depan, kondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen," pungkas Dian.