Istilah dan Arti Kata Khas Gus Iqdam: ST Nyell, Garangan, Dekengane Pusat

Saat pengajian Gus Iqdam sering menggunakan kata-kata yang asing, bagi orang kebanyakan. Tapi kata-kata itu justru melekat kuat dalam ingatan kita. Misalnya, dekengane pusat, garangan, ST nyell dan lain sebagainya

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Agu 2023, 08:30 WIB
Gus Iqdam (tiktok)

Liputan6.com, Jakarta - Saat pengajian Gus Iqdam sering menggunakan melontarkan kata-kata yang asing, bagi orang kebanyakan. Tapi kata-kata itu justru melekat kuat dalam ingatan kita.

Istilah-istilah yang dilontarkan Gus Iqdam saat pengajian cukup menarik perhatian. Uniknya lagi, gaya saat melontarkan istilah tersebut dibawa dengan guyonan dan humoris.

Begini sejumlah kata yang sering dilontarkan Gus Iqdam, yang berhasil dikumpulkan dari kumpulan ngaji Gus Iqdam, berikut arti dan penjelasannya.

Istilah yang akan kita jabarkan diantaranya, ST Nyell, Garangan, Wonge yo teko, dan Dekengane Pusat.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Arti ST Nyell, Garangan, dan Wonge Yo Teko

Gus Iqdam (tangkap layar)

1. ST Nyell

Istilah ini viral sekali, ST Nyell merupakan singkatan dari "Sabilu Taubah" (jalan taubat). "Nyell" adalah bahasa Jawa Timuran yang berarti total atau semua.

Jadi, "ST Nyell" merujuk pada semua jamaah yang mengikuti pengajian dan taubat di bawah bimbingan Gus Iqdam.

Bukan sekedar istilah, namun ada makna tersembunyi di balik itu.

2. Garangan

Garangan merupakan hewan sebangsa musang. Namun untuk di majelis Sabilu Taubah, istilah ini digunakan untuk menyebut jamaah ST Nyell yang umumnya berasal dari anak jalanan, seperti anak-anak punk, ngamen, main perempuan dan lain sebagainya.

"Garangan" merupakan bahasa Jawa mengacu pada binatang pemakan segala, biasanya hewan ini suka makan ayam dan mencuri buah, tetapi dalam konteks pengajian ini, digunakan secara menghibur tanpa menjelekkan pihak manapun.

3. Wonge Yo Teko

Untuk istilah'wonge yo teko' adalah ungkapan Gus Iqdam untuk menanyakan apakah orang yang dia contohkan datang ke pengajian hari itu.

'Wonge yo teko' merupakan bahasa Jawa Timur khususnya, dengan arti apakah orangnya datang.

Istilah ini digunakan secara humoris dan menarik perhatian jamaah, terutama untuk menyoroti situasi atau kisah tertentu.

Biasanya Gus Iqdam melontarkan pertanyaan ini, seluruh jamaah menyahut denganb kata "teko" yang artinya datang.

 


4. Dekengane Pusat

Gus Iqdam (tangkap layar)

Istilah ini bermakna sebagai dukungan atau backing langsung dari Allah.

Gus Iqdam mengatakan bahwa orang yang bertaqwa kepada Allah akan mendapat dukungan langsung dari pusat-Nya.

Orang yang memiliki dekengan pusat sulit untuk didebat, hidupnya enak, dan urusan-urusannya menjadi lebih mudah.

Untuk memiliki dekengan pusat, menurut Gus Iqdam harus melakukan ibadah wajib dan sunnah, bukan hanya diucapan saja, melainkan dilakukan. 


Profil Gus Iqdam

Untuk diketahui, Gus yang bernama asli Muhammad Iqdam Kholid tersebut merupakan salah satu dzuriyah dari keluarga besar pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Blitar, Jawa Timur. Gus kelahiran 27 September 1994 itu disebut sudah mulai merintis Majelis Ta’lim Sabilu Taubah sejak 2018 silam.

Gus Iqdam yang merupakan alumni di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur mengaku dulu hanya memiliki tujuh jamaah di Sabilu Taubah, kini jumlahnya sudah puluhan ribu jamaah dan pengajiannya sering fyp di platform tiktok.

Gus Iqdam menggunakan istilah-istilah tersebut dengan tujuan agar pesan-pesannya mudah dipahami oleh para jamaahnya, terutama anak muda dan anak jalanan yang mayoritas mengikuti pengajiannya.

Cara agar mudah dipahami olh jamaahnya, Gus Iqdam memilih jalkur yang tidak formal, bahkan dalam satu pengajian ia hanya membawakan dua atau tiga dalil saja. Pengajiannya pun menggunakan bahasa sehari-hari bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat luas.

Gus Iqdam sendiri telah menginspirasi banyak orang dengan pendekatan dan istilah-istilahnya yang unik dan menghibur, menjadikannya seorang tokoh agama yang penuh pengaruh di kalangan masyarakat.

Penulis: Nugroho Purbo

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya