Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,69 persen pada 31 Juli-4 Agustus 2023 ke posisi 6.852,84.
Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 6.900,23. Koreksi IHSG didorong sektor saham teknologi dan transportasi dan logistic masing-masing minus 2,95 persen dan 2,5 persen ke indeks saham.
Advertisement
Di tengah tekanan IHSG itu, aksi beli investor asing mencapai USD 226 juta, demikian mengutip dari riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (6/8/2023).
Pada pekan ini, ada sejumlah berita utama, salah satu dari Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang yang mengumumkan tentang kontrol kurva imbal hasilnya yang mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) di atas 4 persen.
“Kami juga melihat penurunan peringkat AS oleh Fitch, sementara agak tak terduga, tidak mendorong pergerakan hasil yang signifikan. Pasar tenaga kerja AS tampaknya mendingin seiring dengan inflasi melambat di kawasan Eropa,” demikian mengutip dari riset Ashmore.
Apa yang Diantisipasi pasar di AS?
Ashmore menyebutkan, setelah kenaikan suku bunga baru-baru ini oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed), pasar menunggu data pengangguran AS pada akhir pekan karena akan membantu penyesuaian prediksi arah ekonomi sebelumnya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada September.
Berdasarkan konsensus tingkat pengangguran AS tetap 3,6 persen dan terus menjadi faktor dalam menjaga inflasi tetap tinggi seiring mereka kemungkinan besar masih mendapatkan pekerjaan.
“Pekan depan, pasar berharap inflasi utama AS dan tingkat inflasi inti menjadi sedikit lebih rendah menjadi 2,8 persen dari 3 persen YoY dan 4,7 persen (dari 4,8 persen) YoY,” tulis Ashmore.
Sementara di pasar domestik, pasar menunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 yang diperkirakan akan tumbuh sedikit melambat pada 4,93 persen YoY dari 5,03 persen pada kuartal I 2023 atau 3,72 persen kuartal per kuartal dari minus 0,92 persen pada kuartal I 2023.
“Cadangan devisa kami harapkan membaik dengan regulasi devisa hasil ekspor yang baru efektif bulan ini meningkatkan repatriasi hasil ekspor kembali ke Indonesia,” demikian mengutip dari laporan Ashmore.
Tetap Optimistis terhadap Obligasi Indonesia
Di sisi lain, meski ekonomi AS tampak kuat, ada sebenarnya beberapa tanda pasar tenaga kerja dapat mulai melunak. Data upah menunjukkan laju pertumbuhan moderasi, dan data rata-rata penghasilan per jam pada Juli akan menambah bukti bagian yang paling merekat dari inflasi sedang mereda.
Dalam beberapa bulan terakhir, lowongan pekerjaan AS telah turun ke level terendah sejak 2021, dan jam kerja sepertinya stagnan. Pada saat yang sama, partisipasi usia produktif telah naik di atas level 2019.
“Kami tetap bullish pada obligasi Indonesia seiring dengan membaiknya neraca fiskal pemerintah dan pasokan obligasi tetap terbatas untuk tahun ini,” tulis Ashmore.
Ashmore melihat, masih ada potensi obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun turun di bawah 6 persen pada 2023 seiring kurva imbal hasil terus mendatar. “Kami tetap rekomendasikan untuk tetap investasi di reksa dana ADON (asmore dana obligasi nusantara), ADOUN (ashmore dana obligasi unggulan Nusantara), dan ADUN (ashmore dana USD Nusantara),” tulis Ashmore.
Advertisement
Data Perdagangan 31 Juli-4 Agustus 2023
Sebelumnya, data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tanggal 31 Juli sampai dengan 4 Agustus 2023 ditutup bervariasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan 0,69 persen pada level 6.852,842 dari level 6.900,230 pada pekan sebelumnya.
Kapitalisasi pasar Bursa mengalami perubahan 0,55 persen menjadi Rp 9.967 triliun dari Rp10.022 triliun pada pekan sebelumnya. Selama sepekan ini, peningkatan rata-rata nilai transaksi harian Bursa naik 15,63 persen menjadi Rp 11,631 triliun dari Rp 10,059 triliun pada penutupan pekan yang lalu.
Kemudian, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan turut meningkat 37,29 persen menjadi 22,507 miliar lembar saham dari 16,394 miliar lembar saham pada penutupan pekan yang lalu.
Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami perubahan sebesar 11,55 persen menjadi 1.139.039 transaksi dari 1.287.785 transaksi pada pekan lalu.
Investor asing pada hari Jumat, 4 Agustus 2023 mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 469,08 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 23,359 triliun.
Selama sepekan, terdapat pencatatan 2 saham, dan 1 sukuk di BEI. PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) mulai mencatatkan saham RMKO di Papan Pengembangan BEI pada Senin, 31 Juli 2023. RMKO merupakan perusahaan tercatat ke-52 yang tercatat di BEI pada tahun 2023.
RMKO bergerak pada sektor Energy dan subsektor Oil, Gas & Coal. Industri RMKO adalah Oil, Gas, & Coal Supports dengan subindustri Oil, Gas, & Coal Equipment & Services.
Sukuk dan Obligasi
Kemudian, pada Rabu 2 Agustus 2023, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Samudera Indonesia Tahap I Tahun 2023 (Sukuk Ijarah) yang diterbitkan oleh PT Samudera Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 550 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk sukuk tersebut adalah idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 65 emisi dari 47 Emiten senilai Rp 74,10 triliun.
Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 527 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 463,57 triliun dan USD 47,5 juta, diterbitkan oleh 128 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri senilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. EBA sebanyak 9 emisi senilai Rp3,15 triliun.
Pada hari yang sama, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) turut mencatatkan saham CNMA di Papan Utama BEI. CNMA merupakan perusahaan tercatat ke-53 yang tercatat di BEI pada tahun ini.
CNMA bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dan subsektor Consumer Services. Industri CNMA adalah Tourism & Recreation dengan subindustri Recreational & Sport Facilities.
Advertisement